Penulis : Dwi Sylva Ramadhan
NIM: 2410416110001
Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Tugas mata kuliah Penginderaan Jauh dengan dosen pengampu Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.
Saat ini banyak sekali beredar satelit observasi bumi yang mengorbit di luar angkasa baik yang dioperasikan pihak perusahaan swasta untuk kepentingan komersial ataupun yang dioperasikan oleh badan antariksa sebuah negara untuk berbagai kepentingan yang spesifiknya untuk penelitian yang bermanfaat bagi keperluan negara tersebut dan juga negara lainnya.
Dan berikut beberapa contoh data citra satelit yang dihasilkan oleh satelit observasi bumi dengan sensor pasif (menggunakan sumber energi dari sinar matahari):
1). Satelit Landsat
Inilah program satelit observasi bumi paling legendaris yang masih terus bertahan hingga sekarang. Sampai saat ini sudah 8 generasi satelit sudah beroperasi, dimana satelit terakhir yang berhasil mengangkasa yaitu Satelit Landsat 8 atau Satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM) yang meluncur pada 11 Februari 2013 di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg, California, Amerika Serikat, dan hingga saat ini masih beroperasi.Â
Program Satelit Landsat masih akan terus berlanjut, dengan tengah dibuatnya satelit generasi terbaru Landsat yang diberi nama Landsat 9, yang rencananya akan mengorbit pada tahun 2023 mendatang. Data original Citra Satelit Landsat level terendah (level 1) dapat kita peroleh secara cuma-cuma pada berbagai portal penyedia data Citra Satelit Landsat, seperti misalnya website EarthExplorer.
2). Citra Satelit WorldView-3
Citra Satelit WorldView-3 merupakan gambaran permukaan bumi yang dihasilkan oleh satelit observasi bumi paling canggih saat ini untuk keperluan komersial yaitu Satelit WorldView-3 yang dimiliki oleh perusahaan Maxar Technologies. Citra Satelit WorldView-3 mempunyai resolusi spasial mencapai 31 cm dalam posisi nadir, yang merupakan resolusi spasial tertinggi saat ini untuk sebuah data citra satelit yang dijual secara bebas kepada khalayak umum.
Selain itu tingkat resolusi spektral Citra Satelit WorldView-3 merupakan yang terlengkap saat ini untuk kategori citra satelit resolusi spasial sangat tinggi, dengan "dibekali" 1 band pankromatik, 8 band multispektral, 8 band Short Wave Infrared (SWIR) , serta 12 band CAVIS (Clouds, Aerosols, Vapors, Ice, and Snow). Keberadaan band SWIR pada Citra Satelit WorldView-3 sangat bermanfaat salah satunya untuk mendeteksi titik api kebakaran dengan tampilan lebih detail dan bebas dari gangguan awan, asap, serta kabut, dan berbagai manfaat lainnya.
3). Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B
Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B merupakan citra satelit yang memiliki resolusi spasial kelas 50 cm (0,5 meter) dengan resolusi spektral 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).Â
Saat ini produk Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B yang dijual oleh perusahaan Airbus Defence & Space merupakan kompetitor paling berat dari produk citra satelit resolusi sangat tinggi dari perusahaan Maxar Technologies seperti WorldView-3, WorldView-4, WorldView-2, WorldView-1, GeoEye-1, QuickBird, dan Ikonos.
4). Citra Satelit SPOT-6 & SPOT-7
Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 merupakan citra satelit yang memiliki resolusi spasial kelas 150 cm (1.5 meter) dengan resolusi spektral 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).Â
Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 adalah produk citra satelit dari perusahaan asal Prancis, Airbus Defence & Space, selain produk Citra Satelit Pleiades-1A, Pleiades-1B, SPOT 1-5, serta beberapa produk data geospasial lainnya.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana Data Citra Satelit Hasil Perekaman Satelit Observasi Bumi dengan Sensor Pasif Diperoleh?
Satelit observasi bumi menggunakan sebuah sensor yang merekam hasil pantulan, pancaran, ataupun hamburan balik gelombang elektromagnetik dari objek yang berada di permukaan bumi. Gelombang elektromagnetik yang digunakan berasal dari sinar matahari atau sumber panas lain, dan bukan berasal dari sensor yang disematkan pada satelit, sehingga sering disebut dengan satelit dengan sensor pasif.Â
Sensor pada satelit observasi bumi saat ini terdiri mulai dari hanya untuk merekam 1 (satu) saluran gelombang elektromagnetik seperti misalnya Satelit WorldView-1, ataupun terdiri dari beberapa saluran (multispektral) seperti contohnya Satelit WorldView-2 dengan total 8 saluran, Pleiades-1A serta kebanyakan satelit observasi bumi komersial lainnya saat ini yaitu dengan total 4 saluran yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), sampai dengan yang terdiri dari ratusan saluran (hyperspektral) seperti contohnya Satelit Hyperion.
Citra satelit yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan hasil rekaman dari satelit observasi bumi yang menggunakan sumber energi dari sinar matahari atau sumber panas lainnya.Â
Terdapat kelemahan dari penggunaan sumber energi di luar satelit itu sendiri (sensor pasif) yaitu citra satelit yang dihasilkan akan ikut menampilkan keberadaan awan (jika terdapat awan pada area perekaman ketika satelit melakukan pengambilan data), yang membuat seorang intrepreter akan kesulitan melakukan interpretasi objek pada citra satelit yang terhalang oleh awan.Â
Selain itu satelit dengan sensor pasif tidak dapat melakukan perekaman di malam hari, karena sumber energinya terutama mengandalkan sinar matahari. Untuk mengatasi kelemahan yang terdapat satelit dengan sensor pasif, maka dikembangkan juga satelit dengan sensor aktif.
Pengertian satelit dengan sensor aktif sendiri yakni sumber energi satelit berasal dari sensor yang tersemat pada satelit tersebut, dan tidak mengandalkan sumber energi di luar satelit seperti sinar matahari yang biasa digunakan oleh satelit dengan sensor pasif.Â
Keuntungan penggunaan satelit dengan sensor aktif yaitu kemampuannya "menembus" awan, perekaman dapat dilangsungkan pada malam hari, dan beberapa keunggulan lainnya.
Itu tadi adalah penjelasan mengenai macam macam jenis satelit beserta kelebihan dan kekurangannya. Pada tugas mta kuliah Penginderaan Jauh ini, saya menginterpretasi citra satelit wilayah Kabupaten Barito Selatan. Saya akan menginterpretasi masing masing citra berdasarkan sembilan unsur citra penginderaan jauh dalam bentuk tabel.
 Tabel Interpretasi citra satelit wilayah Kabupaten Barito Selatan
1. Google Earth (Worldview-3)
Berikut adalah kelebihan dari satelit Worldview-3:
1. Resolusi Spasial Sangat Tinggi, resolusi pankromatik (hitam-putih): 31 cm, yang memungkinkan pengamatan objek sangat kecil di permukaan bumi. Dan resolusi multispektral: 1,24 meter, memungkinkan perekaman warna dan informasi spektral dalam berbagai saluran warna.
2. Kemampuan Multispektral yang Luas, WorldView-3 memiliki 16 band multispektral, termasuk band dalam rentang visible (cahaya tampak) dan near-infrared (NIR). Ini sangat bermanfaat untuk berbagai aplikasi seperti pemantauan vegetasi, analisis tanah, deteksi perairan, dan klasifikasi objek.
3. Revisit Time yang Cepat, satelit ini memiliki kemampuan untuk merekam citra wilayah yang sama dengan frekuensi yang tinggi (hingga satu kali per hari di lokasi tertentu), sehingga memudahkan pemantauan perubahan dari waktu ke waktu.
4. Akurasi Geolokasi yang Tinggi, worldView-3 mampu memberikan citra dengan akurasi geolokasi yang tinggi (sekitar 3-5 meter tanpa referensi darat tambahan).
Kekurangan dari satelit Worldview-3:
1. Biaya Citra yang Mahal, citra yang dihasilkan oleh WorldView-3 merupakan data komersial dengan harga yang relatif tinggi, yang dapat menjadi hambatan bagi pengguna dengan anggaran terbatas, seperti akademisi, organisasi nirlaba, atau lembaga kecil.
2)Â Copernicus (Sentinel -2 Quarterly Mosaics)
Berikut adalah kelebihan dari satelit Sentinel -2 Quarterly Mosaics:
1. Cloud-Free Images, menawarkan citra yang benar-benar tanpa awan, yang sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan gambar tanpa gangguan dari awan.
2. Flexibilitas Penggunaan, dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pembuatan map skala besar, pemantauan pertanian, dan pemantauan lingkungan. Selain itu, juga dapat digunakan untuk proyek-proyek yang memerlukan citra tanpa awan.
Kekurangan dari satelit Sentinel -2 Quarterly Mosaics:
1. Resolusi Spasial Batas, meski memiliki resolusi spasial 10 meter, kadang-kadang mosaik ini harus direduksi ke 20 meter untuk visi global luas, yang mungkin kurang presisi jika dibandingkan dengan citra asli.
2. Biaya Produksi, proses produksi ini memerlukan infrastruktur komputasi yang kuat untuk mengompilasi data dari berbagai sumber, sehingga biayanya mungkin cukup tinggi apabila dilakukan secara manual.
3. Keterbatasan Waktu Periode, didistribusikan berdasarkan periode tiga bulan, yang mungkin tidak sesuai untuk aplikasi yang memerlukan update data harian atau mingguan.
 3) Landsat 8
Berikut adalah kelebihan dari satelit Landsat 8:
1. Gratis dan Terbuka untuk Umum, salah satu keuntungan utama citra Landsat 8 adalah ketersediaan data yang gratis dan terbuka. Ini memungkinkan berbagai pihak, termasuk akademisi, pemerintah, dan organisasi nirlaba, untuk mengakses data tanpa biaya.
2. Resolusi yang Memadai untuk Banyak Aplikasi, Landsat 8 memiliki resolusi spasial 30 meter untuk band multispektral dan 15 meter untuk band pankromatik. Walaupun bukan resolusi tinggi seperti citra komersial, resolusi ini cukup untuk banyak aplikasi seperti pemantauan lahan, vegetasi, dan sumber daya alam.
3. Data Jangka Panjang untuk Pemantauan Perubahan, program Landsat sudah ada sejak tahun 1972, sehingga pengguna dapat melakukan analisis perubahan di permukaan bumi dalam jangka waktu yang sangat panjang dengan data yang konsisten.
Berikut adalah kekurangan dari satelit Landsat 8:
1. Resolusi Spasial Menengah, resolusi 30 meter dari Landsat 8 cukup memadai untuk pemetaan regional atau pemantauan luas, tetapi tidak cukup detail untuk aplikasi yang memerlukan resolusi sangat tinggi, seperti pemantauan infrastruktur kota atau identifikasi objek kecil.
2. Revisit Time yang Lebih Lama Dibandingkan Satelit Lain, dengan revisit time 16 hari, Landsat 8 mungkin tidak cukup cepat untuk aplikasi yang memerlukan pemantauan perubahan yang sangat sering, seperti deteksi pergerakan bencana atau aktivitas manusia yang cepat.
3. Tidak Mencakup Resolusi Sangat Tinggi, meskipun memiliki band pankromatik dengan resolusi 15 meter, ini masih jauh dari resolusi yang ditawarkan oleh satelit komersial seperti WorldView (31 cm). Ini menjadi keterbatasan ketika detail yang sangat tinggi diperlukan.
Berdasarkan hasil interpretasi diatas, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga citra satelit yang sudah saya interpretasi dan analisis kelebihan dan kekurangannya, kita dapat mengetahui perbedaan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing citra satelit.
Sumber:
https://mapvisionindo.com/citra-satelit-adalah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H