Mohon tunggu...
Dwisya Luqyana
Dwisya Luqyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih dalam proses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maraknya Kasus Bullying: Bukti Pentingnya Peran Sekolah Positif dalam Menunjang Kebahagiaan Siswa

2 Juli 2023   08:56 Diperbarui: 2 Juli 2023   09:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, orang yang mengalami flourishing adalah orang yang memiliki level kesejahteraan mental yang tinggi dan menjadi perlambangan atas kesehatan mental.

Namun, bagaimana kebahagiaan para siswa yang mengalami perundungan?

Apakah mereka bahagia di sekolah?

Nyatanya, kebahagiaan siswa di lingkungan sekolah menjadi terancam, indikator-indikator flourishing menjadi sulit tercapai ketika pihak sekitar tidak terlibat dalam menyelesaikan dan menghentikan kasus bullying di sekolah. Ditunjukkan pada kasus nyata yang telah dikutip sebelumnya, bahwa para korban mengalami berbagai kondisi, mulai dari trauma berat, bunuh diri, meninggal dunia, hingga melakukan tindakan agresi seperti membakar gedung sekolah, semuanya nyata adanya dan dialami oleh korban bullying di lingkungan sekolah.

Maka sekali lagi, apakah para korban bullying di sekolah dapat merasa bahagia?

Peran Institusi Sekolah dalam Kebahagiaan Siswa

Institusi adalah dimensi ketiga dari psikologi positif. Institusi menjadi organisasi yang ikut andil dalam mendorong individu maupun kelompok dalam meraih tujuan yang positif. Sekolah menjadi salah satu institusi yang amat penting dalam membangun karakter positif siswa dan mempengaruhi kebahagiaan siswa, dengan kata lain sekolah menjadi lingkungan yang mendorong siswa dalam meraih tujuan positif.

Dengan maraknya kasus bullying, peran sekolah sebagai institusi penunjang siswa mencapai tujuan positifnya dirasa masihlah belum maksimal dan belum menyelesaikan kasus perundungan. Pada beberapa kasus bullying di sekolah, tidak jarang keluarga korban menyatakan bahwa pihak sekolah abai atas bullying yang terjadi. Bahkan mirisnya lagi, guru di sekolah ikut terlibat dalam aksi bullying seperti yang dinyatakan oleh siswa yang tempo hari membakar gedung sekolahnya.

Ini membuktikan bahwa selain menjadi pendorong siswa dalam meraih tujuan positif, institusi sekolah pun dapat mengantar siswa kepada sisi kebalikannya apabila fungsi positif yang seharusnya diterapkan oleh sekolah justru tidak diterapkan.

Urgensi Penerapan Sistem Sekolah yang Positif sebagai Institusi Positif

Sekolah yang positif perlu diterapkan dan dinormalisir. Dalam membuat siswa mencapai tujuan positif berupa kebahagiaan, sekolah pun perlu memiliki unsur positif. Peterson (2006) menyatakan bahwa praktik sekolah yang positif adalah sekolah yang mengutamakan kemajuan siswa, baik dari segi pencapaian, keberlangsungan, dan taraf kesejahteraan siswanya. Ikatan positif antar guru dengan siswa dan teman sebaya dengan siswa di lingkungan sekolah pun perlu tercipta sehingga mampu membuat siswa-siswa di sekolah mencapai lima pilar PERMA dan menuruni risiko gangguan mental.

Sekolah perlu lebih memperhatikan kondisi dan iklim sekolah yang ada. Sekolah juga perlu menyelami dan mengetahui lebih jauh bagaimana suasana yang terjadi di antara para siswanya. Dengan kata lain, pihak sekolah perlu lebih peka dan peduli dengan cara menindak setiap terjadi hal-hal yang menyimpang dari makna positif, seperti kasus bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun