Dalam bukunya "Revolusi Makan, 6 Langkah Program 30 Hari untuk Sehat, Langsing dan Bugar ala Hiromi Shinya" (Penerbit Qonita 2014), Dr. Hiromi Shinya memaparkan hal-hal yang bisa meningkatkan kesehatan melalui kesehatan usus.Â
Menurut sang spesialis endoskopi saluran pencernaan tersebut, memelihara kesehatan usus adalah upaya terpenting menjaga kecantikan. Bila usus kotor, kuit akan menjadi kasar dan kita mudah terserang alergi, sembelit, nyeri leher, sembap, nyeri haid hingga depresi.Â
Menurutnya, "Inti kesehatan usus terletak pada apa yang kita makan dan kita buang. Jika salah satunya terhambat, metabolisme tidak akan berjalan dengan lancar."Â
Lalu bagaimana caranya agar usus kita sehat? Berikut 10 tips sehat melalui revolusi makan ala Hiromi Shinya:Â
1. Awali dengan air putih dan buah-buahan
Apa yang Anda lakukan pertama kali setelah bangun tidur? Minumlah air putih mineral secara perlahan untuk membuang toksin-toksin yang menumpuk di tubuh. Cairan limfa bertugas mengangkut sampah tersebut keluar dari tubuh. Namun jika sampah sangat banyak, pergerakan cairan di dalam tubuh akan terhambat sehingga muncul bengkak, nyeri pundak, haid tidak teratur dan sebagainya. Untuk itu diperlukan penggantian cairan tubuh dengan menambahkan air dari luar tubuh.Â
2. Pilih buah dan sayur, "makanan hidup" kaya enzim
Pagi hari adalah saatnya tubuh mengeluarkan racun melalui proses pembuangan. Dari bangun pagi hingga saat makan siang, kita disarakan mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna oleh tubuh agar tidak membebani proses pembuangan. Makanan yang mudah dicerna terdapat pada nabati seperti sayur dan buah-buahan.Â
Sebaliknya makanan hewani sulit dicerna oleh tubuh dan berisiko menyumbat usus. Makanan produk olahan beras dan gandum seperti beras putih, roti dan pasta juga sukar dicerna. Sederhananya kita bisa ganti sarapan atau sahur kita yang biasanya nasi dan roti menjadi sayuran dan buah-buahan atau kombinasi dengan takaran satu berbanding delapan.Â
3. Ikan lebih baik daripada dagingÂ
Berdasarkan pengalamannya bekerja sebagai dokter spesialis endoskopi, Dr. Hiromi Shinya menemukan fakta bahwa usus orang-orang yang sering mengkonsumsi daging, susu atau produk berbahan baku susu, sangatlah kotor akibat sembelit. Solusinya adalah kurangi konsumsi daging. Ia menyarankan alternatif ikan yang walaupun sama-sama makanan hewani, memiliki kualitas lemak dan protein yang berbeda. Selain itu ikan mengandung lebih banyak kolagen yang berperan dalam menjaga kulit tetap kencang. Kolagen juga berperan sebagai pembentuk tulang, persendian dan organ tubuh.Â
4. Â Mi lebih baik dari roti, nasi lebih baik dari mi
Tepung yang digunakan untuk membuat mi dan pasta adalah tepung terigu. Sama dengan beras, zat gizi di dalam tepung terigu telah hilang pada proses pemurnian. Oleh karena itu, makanan-makanan berbahan tepung terigu seperti roti tawar, biskuit, roti isi, adalah produk yang minim gizi, sarat dengan gula putih dan diolah dengan minyak berkualitas rendah dan mengandung bahan tambahan lain yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Bila konsumsi berlebihan kita cenderung menimbun kotoran ada usus.Â
5. Beralih ke nasi merah
Beras merah mengandung lebih banyak serat daripada beras putih. Pilihlah beras merah organik yang dirawat tanpa menggunakan pestisida. Asupan gizi yang baik dapat terpenuhi dengan mengkombinasi nasi merah bersama tahu tempe dan sayur mayur. Makanlah makanan Anda dalam kondisi biasa, hindari penggunaan microwave yang justru merusak kandungan gizi akibat panas yang ditimbulkannya.Â
6. Kunyah perlahan dan baik-baik
Dr. Hiromi Shinya menekankan pentingnya mengunyah makanan secara sempurna meskipun hal itu terlihat remeh. Mengunyah makanan dengan baik menjadi penting mengingat prosesnya mengeluarkan banyak air liur yang mengandung enzim-enzim pengatur kerja tubuh. Misalnya, enzim amilase di dalam air liur yang tidak hanya bertugas mengurai zat tepung dalam makanan tetapi juga menghambat perkembangbiakan bakteri perusak gigi. Menguyah makanan dengan baik tidak hanya membantu proses pencernaan tetapi juga menghambat pengeroposan gigi.Â
7. Kurangi makanan manis
Banyak orang menghilangkan kegelisahan dengan makan makanan manis, padahal justru gula yang menjad penyebabnya. Makanan manis mengandung banyak gula putih. Gula putih sarat dengan kalori dan tidak baik bagi tubuh karena sudah kehilangan vitamin dan mineralnya selama proses pemurnian tebu di pabrik gula. Sama dengan kandungan gula pada nasi dan roti, gula putih juga berguna untuk mengubah gizi menjadi energi. Namun bila dikonsumsi terlalu banyak, kadar gula darah akan meningkat secara tiba-tiba. Pankreas harus bekerja keras memproduksi insulin untuk menurunkan kadar gula darah. Di masa panjang, pankreas yang kelelahan akan melemah dan tidak mampu lagi memproduksi insulin. Zat gula yang tertinggal di dalam darah inilah yang mengakibatkan diabetes melitus.Â
8. Jauhi rokok dan alkohol
Jaga makan dengan asupan yang bergizi dan kaya serat saja akan semakin baik dengan menjauhi rokok dan minuman beralkohol. Merokok mengakibatkan mengecilnya pembuluh kapiler sehingga menghambat aliran gizi dan oksigen bagi sel-sel di seluruh tubuh. Minuman alkohol memang membuat pembuluh darah lebar sejenak sehingga menimbulkan rasa nyaman namun beberapa saat kemudian pembuluh darah akan mengecil sehingga menimbulkan gangguan transportasi oksigen dan zat gizi. Akibatnya timbul pembengkakan dan keletihan kronis karena sampah yang menumpuk di dalam sel menjadi sulit dikeluarkan. Merokok dan minuman beralkohol bukan cara yang cerdas untuk menghilangkan stres.Â
9. Perbaiki cara bernafas
Hal yang sama penting dengan mengatur pola makan adalah mengatur cara bernafas. Nafas kita menjadi pendek ketika dalam keadaan marah, gelisah dan perasaan negatif lainnya. Nafas pendek adalah ketika sistem saraf simpatik bekerja secara berlebihan sehingga mengganggu kerja sistem saraf otonom yang mengatur organ tubuh lain. Kondisi ini memicu otot menegang, mempengaruhi proses pembuangan kotoran tubuh dan membebani pikiran. Hasilnya adalah kegelisahan yang tak kunjung reda. Latihlah pernafasan perut: secara perlahan hirup udara dari hidung hingga perut mengembung lalu hembuskan hingga perut kembali mengempis. Pernafasan perut akan menurunkan beban kerja sistem saraf simpatik dan mengaktifkan sistem saraf parasimpatik yang bekerja jika kita dalam keadaan rileks.Â
10. Perbaiki suasana hati
Dr. Hiromi Shiya mengatakan bahwa kondisi perut berhubungan erat dengan suasana hati. Buruknya kondisi perut akan berpengaruh pada kondisi tubuh secara keseluruhan. Orang-orang yang bergantung pada obat-obatan antidepresi atau obat penenang justru terbukti dalam jangka panjang kondisi tubuhnya semakin buruk. Hubungan antara perasaan dan kondisi usus tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam penanganan pasien depresi. Perasaan memang tidak tampak kasat mata, namun menurutnya hal itu dapat tercermin dari kondisi usus sedangkan kondisi usus ditentukan oleh pola makan. Ingin bahagia? Resepnya adalah perbaiki perasaan, perbaiki usus dan makanan!
Dengan membersihkan usus dari sisa makanan yang merupakan sampah, sembelit dan pembengkakan akan hilang, kepekaan diri kita pun akan meningkat. Yuk kita coba praktikkan sedikit demi sedikit "Revolusi Makan" ala Dr. Hiromi Shinya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI