Mohon tunggu...
Pendidikan

Wahai Para Orang Dewasa yang Terpaksa Menjadi Orang Tua

29 Maret 2019   13:12 Diperbarui: 31 Maret 2019   06:56 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jadi apa yang salah?

Saya, yang tidak punya pengalaman mendidik anak ini mencoba mengurai satu-persatu dari perspektif saya.

Kecerdasan emosi yang rendah

Para-Orang-dewasa-yang-terpaksa-menjadi-orang-tua ini tidak mampu mengontrol emosi mereka saat lelah. Bila anda lelah, menjauh saja dari anak-anak. Mereka itu memang berpotensi menjadi little monster. Saran saya ini hanya berlaku bagi para orang dewasa yang terpaksa menjadi orang tua dengan kemampuan ekonomi tinggi seperti ibu yang lagi viral itu. Karena dia punya mobil ya, kemungkinan besar dia punya pembantu.

Para orang dewasa yang terpaksa menjadi orang tua dengan kemampuan finansial menengah kebawah rata-rata malah melepas saja anak-anak mereka, karena mereka sibuk dengan penjagaan ekonomi keluarga.

Tidak punya konsep mendidik anak

Banyak para-orang-dewasa-yang-terpaksa -menjadi-orang-tua bahkan dengan kemampuan finansial menengah keatas yang harusnya lebih berpendidikan, hanya tahu membesarkan anak bukan mendidik. Disini saya heran. Mereka ini dari golongan ekonomi menengah keatas, tentu tidak punya kesulitan ekonomi kan. Tidak pusing mikir besok makan apa, bagaimana bayar SPP anak, dll. Tapi mengapa mereka tidak punya waktu untuk membekali diri dalam mendidik anak? Seperti ibu yang lagi viral itu, membahayakan anak hanya karena anaknya gak mau les? Ya mungkin dia sudah di puncak kelelahan menyuruh anaknya les makanya dia begitu. Tapi mari kita kupas. Lesnya les apa? Les pelajaran? Apakah perlu? Demi apa? Nilai tinggi di sekolah? Atau les Bahasa asing?

Untuk apa? Persiapan kuliah di luar negeri? Ok kalau les ini maha penting dan bagaimanapun si anak harus pergi, tapi apakah sebagai orang dewasa yang sudah memilih jadi orang tua dia tidak punya strategi lain untuk menyuruh anaknya ikut les? Atau dia tidak punya skill untuk itu? Ya sudah kalau begitu...

Tuntutan dari lingkungan.

Tidak di pungkiri tuntutan dari masyarakat terhadap anak itu berat. Harus berprestasi di sekolah, harus menguasai ini-itu, tapi apakah orang-dewasa-yang-terpaksa-menjadi-orang-tua ini tidak ada power untuk melindungi anaknya sendiri dari tekanan-tekanan itu? Atau sebenarnya dia yang tertekan kemudian melampiaskannya pada anak? Entahlah.

Sudah saatnya tuntutan tidak logis pada anak ini di hentikan.
Saya tahu menjadi orang tua itu bukan hal mudah dan tidak seenak hubungan seks. Kalau gak sanggup mendidik anak, pakai kondom aja mas-mbak pas ngeseks

Well, sekian nyinyir saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun