Saat awal merintis usahanya, ia hanya membuat kerajinan asbak dan gantungan kunci. Saat awal pemasaran hasil kerajinannya ia pun tidak mematok harga pasti dan hanya di jual kepada teman-temannya. Namun, kini ia sudah berani memasarkan hasil kerajinannya itu lewat akun media sosial miliknya.
Karena ibu meninggal 2019 akhirnya harus pulang. Karena ada warung kecil yang tidak yang mengurus. Jadi mengurus warung sambil buat kerajinan ini juga,"kata dia.
Untuk membuat kerajinan dari kertas itu, awalnya Rusmiati akan memotong kertas APS atau kertas koran tersebut, dengan potongan memanjang. Setelah dipotong kertas tersebut lalu dilinting sehingga membentuk seperti rotan.Â
Kemudian, kertas yang sudah dilinting itu, langsung diberikan cat untuk pewarnaan dasar dan dijemur. Setelah kering kertas lintingan yang sudah diberi cat dasar itu, langsung dianyam sesuai produk kerajinan yang diinginkan.Â
Setelah menjadi produk, produk kerajinan dari kertas itu pun langsung di lem. Pengeleman nya pun harus dilakukan dua kali, untuk memastikan kekuatan produk tersebut.
Rusmiati menyebut, untuk saat ini produk kerajinan dari kertas yang paling laris dibeli yakni produk keranjang parcel. Saat hari raya, produk keranjang parcel dari kerajinan kertas itu bisa laku 100 buah. Sehingga saat kerajinannya ramai dibeli, dia pun mengajak tetangga dan iparnya untuk membantunya membuat lintingan kertas. Biasanya setiap satu lintingan kertas itu diupah Rp 25 rupiah.
biasanya satu set meja dan kursi dari bahan bekas hasil karyanya dijual ia jual dengan harga Rp 1.5 juta , dengan ukuran diameter 80 Centimeter. Dalam pembuatan meja tersebut biasanya ia mengabiskan 5 Kilogram, sampah kertas yang di belinya dari beberapa desa. Dengan waktu pengerjaan sekitar 2 minggu.
 "Yang ikut kerja ada lima orang. Kalau pas lagi ramai. Waktu ini Hari raya nyepi keranjang parcel habis terjual sampai 100 biji. Itu dikerjakan dalam waktu dua mingguan,"ucapnya.Â
Biasanya bahan bekas itu dibuatnya menjadi meja dan kursi. ia hanya membuat kerajinan meja dari sampah itu ketika ada yang memesannya. Dia pun mengaku belum berani membuat meja dan kursi itu dengan jumlah yang banyak.Â
Selain meja yang dibuat dengan bahan sampah kertas, Rusmiati juga membuat kerajinan lain dengan menggunakan bahan viber dan Jerami. Untuk bahan Viber nya biasanya dia gunakan sebagai kerajinan pot dengan beberapa jenis bentuk. Sedangkan untuk, bahan jeraminya ia gunakan sebagai bahan pembuatan pelakat.
Bahan plastik sampah tidak bisa perbulan dapat berapa. Seminggu full langsung ambil. Kalau pot penjualannya sudah sampai keluar provinsi Bali. Biasanya bentuk biksu dan garuda. Pot kisaran harga Rp 2.5 juta sampai Rp 10 juta,