Mohon tunggu...
Dwi Septiani
Dwi Septiani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Dwi

libatkan Allah lagi, Allah lagi, Allah terus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keseruan KKL Unpam dan Sekilas Biografi UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) dan Radar Banyumas

1 September 2023   21:51 Diperbarui: 1 September 2023   22:01 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Pendidikan (4 sks)
KKL keprodian (2 sks)
Kursus Keahlian
Sertifikasi Profesi (LSP)
Kampus Mengajar Kemendikbud

Kemudian setelah acara itu, kami diajak untuk berkeliling UMP. Dan di sana juga ternyata terdapat banyak pohon kelapa kopyor, yang mana katanya hanya tumbuh di kawasan UMP saja, yang bisa diolah dan dimanfaatkan hasilnya. Hebat sekali ya, sobat.

Waktu shalat Dzuhur pun tiba, kami melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di masjid UMP, setelah itu makan siang. Dan langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat ke dua, yaitu Radar banyumas. Ternyata tempatnya tidak jauh dari UMP.

Biografi singkat Radar Banyumas
Radar banyumas

Radar Banyumas adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Banyumas, Indonesia.
Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pihak Radar Banyumas pada saat itu katanya, "Awalnya kami masi mengontrak di Jl. Supardjo Roestam No 88 Sokaraja Kulon,
Banyumas, Jawa Tengah. Kemudian
Awal nama radar banyumas sebelumnya yaitu satria poros."
Nah, pada tahun Pada tahun 1998 bergabung dengan jawa group.

Seiring dengan berjalannya waktu, hanya ada 8 orang wartawan saat itu, dibeberapa kabupaten. Kemudian bertambah menjadi 70 orang karyawan.

Pada saat itu, terbit hanya hari senin-sabtu
Tanggal merah libur.
Halaman yg di booking menjadi naik ada 12 halaman.

2005 pindah

2008 sudah bisa bikin kantor sendiri, berkembang menjadi 42, 58, 70 halaman.

2011 membangun gedung berlantai sampai thn 2012
2019-2023 sudah luar biasa tampaknya

Pada tahun 2020-2022 ketika pandemi, mengalami oplah yang rendah, karena pada saat itu orang-orang takut berinteraksi, walaupun hanya membuat koran.
Itu yang membuat oplah cetak mengalami penurunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun