Mohon tunggu...
Dwi Sekarwangi Subagio
Dwi Sekarwangi Subagio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Community Education, Faculty of Educational Science, Universitas Pendidikan Indonesia

If you can't be intelligent, than be a good person!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemberdayaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Hidup, Perlukah?

17 Mei 2022   20:25 Diperbarui: 17 Mei 2022   20:55 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

dijelaskan bahwa pemberdayaan yang dilakukan untuk orangtua dalam mengatur stress yang dirasakannya dapat menjadi sebuah penyangga antara rasa stress yang semakin meningkat dengan berbagai permasalahan para anak-anaknya. 

Permasalahan yang terjadi antara anak dan orang tua dengan rasa stress yang dirasakan oleh orang tua akan lebih kecil jika para orang tua diberdayakan dalam mengatur tingkat stress yang dirasakan. 

Selain itu juga, dalam jurnal milik Hibbs (2022) yang berjudul “I could do that!”– The role of a women’s non-governmental organisation in increasing women’s psychological empowerment and civic participation in Wales” permasalahan lain yang dapat terselesaikan adalah kurang dipandangnya perempuan di lingkungan sosial Wales karena masih tingginya angka ketidaksetaraan gender, dan kehidupan politik pun masih di dominasi oleh para laki-laki. 

Organisasi non-pemerintah pun akhirnya membuat sebuah program pemberdayaan dan memberdayakan perempuan secara psikologis sehingga para perempuan di Wales dapat terlibat dalam masyarakat sipil. Setelah diadakannya pemberdayaan perempuan khususnya secara psikologis, para perempuan di Wales merasakan adanya peningkatan dalam berbagai faktor, seperti kepercayaan diri, 

peningkatan afeksi diri dan pengetahuannya di bidang sosial dan politik sehingga mereka dapat berperan aktif dan lebih dihargai dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui berbagai kegiatan pemberdayaan yang ada diharapkan mampu mengarahkan para masyarakat yang tidak berdaya mampu untuk membangkitkan dan memberdayakan diri mereka guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan kata lain memberdayakan ialah memampukan dan memandirikan masyarakat tersebut.

Referensi

Damen, H., Scholte, R. H. J., Vermulst, A. A., van Steensel, P., & Veerman, J. W. (2021). Parental empowerment as a buffer between parental stress and child behavioral problems after family treatment. Children and Youth Services Review, 124(July 2020), 105982. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2021.105982

Gulesci, S., Puente–Beccar, M., & Ubfal, D. (2021). Can youth empowerment programs reduce violence against girls during the COVID-19 pandemic? Journal of Development Economics, 153(July), 102716. https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2021.102716

Hibbs, L. (2022). “I could do that!”– The role of a women’s non-governmental organisation in increasing women’s psychological empowerment and civic participation in Wales. Women’s Studies International Forum, 90(November 2021), 102557. https://doi.org/10.1016/j.wsif.2021.102557

Ju, B., Poveda, S., & Thinyane, H. (2021). From voiceless to voicing: The communication empowerment of sex-trafficking survivors by using participatory video. Asian Journal of Social Science, September. https://doi.org/10.1016/j.ajss.2021.09.012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun