Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dian yang Dikorbankan

22 Juli 2023   12:26 Diperbarui: 22 Juli 2023   12:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dian Yang Di Korbankan

By  dwiroso

Sosoknya tidak mencerminkan seorang intelek

Meskipun terkadang terhadap hal hal akademis ia cukup melek

Hanya lebih memilih untuk tak menonjol menonjolkan diri

Ia bernama Dian, lelaki paruh baya yang memilih menjadi teman orang orang biasa yang nasib nya ketlisut di sudut sudut sejarah

Di ruang ruang sempit kehidupan

Menemani orang orang yang tidak berambisi berebut nasib baik

Sebab ia menyadari, kedudukan, jabatan, ketenaran, pujian hanya membuat ia tertekan, pakewuh

Ia lebih memilih hidup apa ada nya ditengah prinsip hidup ada apanya

Jika ia berada di antara orang orang pintar, dan menyimpan nafsu berebut pengaruh

Ia malah bungkam dan bersikap seperti orang tak tahu apa apa dan tak mau apa apa

Terhadap siapapun sebisa mungkin membuat senang dan tertawa

Meskipun sering dimanfaatkan menjadi kambing hitam

Disaat sudah tak ada yang bisa di jadikan sasaran tembak

Disaat sudah tak ada yang bisa dibodoh bodohkan

Setelah kehabisan lawan

Maka dialah yang di sasar untuk di bodoh bodohkan, di serang habis habisan sebagai musuh bersama

Untuk menutupi kebusukan dan ambisi menangguk apapun yang menguntungkan, orang butuh pihak yang dilemahkan, di salah salahkan, di rendah rendahkan, di antitesa kan

Maka Dian lah yang dipilih

Untuk dikorbankan

Di remang temaram

Perlahan wajahnya yang penuh luka dan dipermalukan mendongak ke langit

Berteriak... 

Tuhan! 

Terimakasih Kau ijinkan aku menjadi tumbal bagi lahirnya kabahagiaan dan kemuliaan berpuluh kawan dan sahabat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun