Cermin
Karya : Dwiroso
Aku kembali dalam kesendirian
Sendiri ragaku
Sendiri jiwaku
Sejurus  aku berdiri didepan cermin dan bertanya,
Apakah benar-benar sendiriankah diriku ?
Apakah aku melupakan Tuhan yang senantiasa menyertaiku kemana dan saat sedang melakukan apa diriku ?
Apakah diriku juga sudah tidak peduli pada malaikat-malaikat yang bersandar dibahu kanan kiriku ?
Lalu aku berjalan gontai
Menatap langit-langit ruangan kerjaku hingga tembus ke langit ketujuh,
Jiwaku terbang
Melesat menyusul pandang mata, bergabung dalam gelombang cahaya
Aku tertinggal dibumi
Ragaku tertambat
Ruhku terdiam
Terpaku disudut
Qodamku menuju arsy
Apakah ini mi'rajku
Seperti Muhammad dulu
Aku tak mungkin menjadi seperti Muhammad
Yang mengitari jagat semesta hanya dalam semalam
dan aku tidak bersama Buraq
juga Jibril yang mendampingi
aku bergegas memanggil kembali jiwa
berselubung dalam qodamku
ia masuk kembali dalam ragaku
ruhku terdiam
ragaku bergetar
apakah ini mimpi
atau aku yang kesepian
hingga pikiran mendramatisasi menjadi seperti terjadi sesuatu pada diriku
bahwa aku yang merasa sendiri
berfikir seolah sendiri
dan menjadi seperti dibuang dan terbuang
aku tidak sendiri
aku bersama Tuhan
dan alam yang menjadi ruang
atas eksistensiku
hidupku belumlah berakhir
ruhku masih tinggal
aku hanya berimajinasi
berabsraksi
membumbungkan pikiran
seolah jiwa melesar
menggelindingkan lamunan
jiwa berplesir
jauh seolah menembus langit demi langit
lalu tergeragap saat harus kembali dalam kesadaran
aku meratap
aku malu pada Tuhan
dan mata malaikat yang terus mengawasi
kenapa aku harus kalah oleh kesunyian
oleh rasa kesendirian
aku sungguh berada dalam hirukpikuk dan supersibuknya jin-jin
lalu aku menjadi kehilangan gairah
dan berhenti berproduksi
menjadi lemah dan cengeng
salah memilih sikap
pikiran menjadi liar
seliar serigala yang lapar
dan aku kembali menatap diri dicermin
memandangi seluruhnya
kerut-kerut dikulit wajah
rambut yang memutih
ah...begitu aku melewatkan sesuatu yang berharga, waktu...
waktu yang aku biarkan terbuang percuma
dan tersadar ketika aku menjadi renta
aku hantam cermin hingga retak
menjadi kepingan-kepingan yang masih saling menempel membentuk garis-garis
dan didalam retakan-retakan itu terpampang  puluhan gambar diriku
ah...
gambar dari diri
dan rasa sesalnya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H