Mohon tunggu...
DwiRayhan
DwiRayhan Mohon Tunggu... Editor - Musisi, Blogger, Digital Marketer, Tukang Cukur

Saya gemar membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ciri-Ciri Jurnal Predator

22 Mei 2024   09:10 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo teman-teman Ingin publikasi jurnal tapi takut dengan jurnal predator? Simak artikel ini! karena pada artikel ini kami akan memberikanmu informasi penting seputar ciri-ciri jurnal predator.

Penasaran seperti apa pembahasannya? simak artikel ini sampai habis agar kamu mendapatkan jawabannya.

Ciri-Ciri dari Jurnal Predator

Kita perlu waspada terhadap dampak jurnal predator, jadi sebaiknya dihindari. Caranya adalah dengan mengetahui apa itu jurnal predator dan ciri-cirinya. Berikut adalah ciri-ciri jurnal predator yang penting untuk dipahami dengan baik:

1. Proses Penyuntingan Cepat

Ciri pertama jurnal predator adalah proses penyuntingan yang terlalu cepat. Biasanya, bagian editor di penerbitan jurnal ilmiah butuh waktu sekitar 5 minggu untuk mengedit.

Kalau proses penyuntingannya lebih cepat dari itu, bisa disimpulkan tidak ada penyuntingan yang benar-benar dilakukan. Artinya, tanpa penyuntingan, yang membuat prosesnya jadi terlalu cepat dan mencurigakan.

2. Biaya Publikasi Kelewat Mahal

Memang wajar kalau biaya publikasi jurnal, terutama jurnal OA, itu mahal. Tapi, biasanya biaya itu dibayarkan setelah proses penyuntingan selesai.

Jadi, kalau kamu menemukan situs jurnal yang minta pembayaran padahal baru submit, besar kemungkinan itu adalah jurnal predator.

Salah satu ciri jurnal predator adalah meminta biaya saat baru submit. Selain itu, seringkali muncul biaya-biaya lain yang tidak masuk akal karena pelakunya ingin memeras penulis.

Karena itu, kamu harus berhati-hati dan memastikan pembayaran baru dilakukan setelah proses penyuntingan selesai. Sebab, setelah disunting, naskah baru siap diterbitkan, dan penulis baru dikenakan biaya untuk urusan penerbitan atau publikasi tersebut.

3. Laman Jurnal Terlihat Buruk

Ciri jurnal predator berikutnya adalah tampilan situs yang jelek dan jauh dari kesan profesional. Situsnya dikelola seadanya, tanpa memperhatikan tata bahasa, tata letak, dan sebagainya.

Kalau menemukan situs yang banyak typo, penuh iklan di setiap halaman, dan sejenisnya, kamu perlu curiga. Situs publikasi jurnal ilmiah yang asli pasti tampilannya bagus dan profesional.

Jadi, jangan mudah tergiur dengan janji kemudahan dan kecepatan publikasi jurnal. Lebih baik fokus pada prosedur yang sudah umum dan aman, meskipun prosesnya lebih lama dan tahapannya banyak.

4. Waktu Penerbitan Tidak Jelas

Ketika menulis jurnal ilmiah, pasti kita ingin cepat-cepat dipublikasikan untuk berbagai keperluan. Tapi kalau terjebak di situs jurnal predator, waktu penerbitannya jadi nggak jelas.

Pengelola jurnal predator biasanya janji-janji proses publikasi yang cepat. Bahkan mereka bilang jurnal kita akan terbit di edisi tertentu. Tapi kenyataannya, janji-janji itu nggak pernah ditepati.

Jurnal ilmiah yang kita buat dengan susah payah nggak pernah diterbitkan oleh mereka. Jadi, penting untuk tahu ciri-ciri jurnal predator yang satu ini dan yang lainnya.

Semakin cepat kita tahu kalau suatu situs adalah jurnal predator, semakin mudah kita menghindarinya. Jadi kita bisa memastikan jurnal yang kita buat dipublikasikan dengan prosedur dan waktu yang jelas.

5. Isi Jurnal Masih Berantakan

Tanpa melalui proses penyuntingan atau review dari para ahli, kualitas jurnal pasti rendah dan strukturnya berantakan.

Jadi, salah satu tanda jurnal predator adalah isinya yang nggak terstruktur dengan baik, alias berantakan. Pembahasannya sering lompat-lompat dan nggak nyambung, dari awal sampai akhir, atau dari tengah ke tengah halaman lain.

Selain itu, sering ada typo, penggunaan kata yang salah, penulisan yang nggak sesuai EYD, dan banyak kesalahan teknis lainnya.

Kalau jurnal seperti ini diterbitkan, pasti akan banyak komplain. Akibatnya, reputasi penulis dan penerbit jurnal ilmiah akan dipertanyakan. Jadi, untuk tahu apakah jurnal itu predator atau bukan, bisa dilihat dari isi jurnal yang sudah diterbitkan sebagai portofolio.

Mungkin isinya kurang bagus dan susah dipahami. Kamu juga harus menghindari jurnal semacam ini, karena bisa menurunkan kredibilitas diri sebagai penulis karya ilmiah.

Penutup

Nah, mungkin itu saja artikel yang bisa kami berikan seputar ciri-ciri jurnal predator, semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu teman-teman yang ingin publikasi jurnal tapi takun akan jurnal predator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun