Mohon tunggu...
Dwi Putri Rahayu
Dwi Putri Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Masih belajar menulis

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konsep Pemahaman Mengenai Tunanetra

5 Februari 2019   08:00 Diperbarui: 5 Februari 2019   09:03 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut panduan-panduan yang dapat digunakan saat berhadapan dengan anak tunanetra :

  • Beritahukan pada kelas kehadiran Anda ataupun orang lain.
  • Tunanetra berarti mata mengalami kecacatan maka dari itu meraka tidak bisa melihat keadaan sekitar dengan baik, maka dari itu jika berhadapan denga seorang penderita tunanetra terlebih dahulu beritahu keberadaan anda atau orang lain dengan menyebutkan nama, walaupun dia bisa mengenali suara seseorang tapi terkadang suara seseorang bisa mirip dengan orang lain. Jadi untuk menghindari salah orang tau lainnya sebutkan nama anda terlebih dahulu sebelum berbicara pada individu penderita tunanetra atau jika anda berada disekitarnya supaya dia tau dia sedang berbicara dengan siapa dan orang tersebut berada dimana.
  • Panggil anak tersebut menggunakan namanya.
  • Jika ingin mendapatkan perhatian dari anak tunanetra sebutkan namanya dengan jelas karena jika hanya dengan panggilan "hei" dan sebagainya akan membuat anak bingvundan tidak akan menaruh perhatian pada anda.
  • Jauhkan murid itu dari cahaya yang menyilaukan.
  • Walaupun mata mereka tidak berfungsi dengan baik namun mata mereka sangat sensitif dengan cahaya yang menyilaukan, jadi jauhkan mereka dari cahaya yang menyilaukan karena akan membuat mata mereka sakit.
  • Gunakan perkataan yang sesuai dan spesifik apabila menyuruhnya melakukan sesuatu dan hindari untuk menggunakan perkataan di sini, di sana, ini, itu, dan sebagainya.
  • Jika ingin menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu harus dijelaskan dengan rinci, misalnya meminta mereka mengambil sesuatu maka jelaskan letak, bentuk, bahkan bau benda yang ingin diambilkan. Jangan memberi penjelasan yang bersifat abstrak gunakan penjelasan yang bersifat kongkrit.
  • Jelaskan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan indera penglihatan.
  • Seperti yang dikatakan sebelumnya individu penderita tunanetra tidak bisa menerima penjelasan yang bersifat abstrak harus yang kongkrit. Maka dari itu untuk menjelaskan aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan indra penglihatan seperti mengenali mata uang.
  • Terangkan dan beri kesempatan pada anak untuk membiasakan diri dengan keadaan di kelas atau tempat lain yang dekat dengannya.
  • Walaupun sudah terbiasa dengan suatu tempat anak tunanetra juga sebenarnya butuh waktu untuk menghafalkan letak benda-benda ditempat yang baru sehingga anak tidak menabrak benda sekitar dan kemungkinan terluka akan kecil. Dan beri kesempatan untuk anak terbiasa dengan tempat baru yang belum pernah dikunjunginya.
  • Beri informasi lisan mengenai perubahan apapun yang sedang terjadi.
  • Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah karena itu beritahu anak tentang perubahan apapun yang terjadi di sekitarnya secara lisan seperti perubahan cuaca, perubahan tata ruang kelas, dll.
  • Gunakan buku yang sesuai untuk mereka.
  • Ada buku untuk penderita tunanetra yaitu buku "braille" dimana cara bacanya bukan dilihat melainkan diraba atau buku yang terdapat medianya seperti pop up.  Karena anak tunanetra tidak bisa menggunakan buku biasa seperti anak normal lainnya.
  • Jangan berbicara keras dihadapannya.

Berbicara terlalu pelan itu tidak baik, terlalu keras juga. Namun berbicara dengan keras pada penderita tunanetra mungkin bisa melukai mereka, dalam hal ini melukai perasaan mereka, karena yang cacat pada diri mereka itu mata bukan telinga sehingga berbicara dengan intonasi normal dengan mereka sudah bisa membuat mereka paham. Namun tetap saja pembicaraan tersebut harus bersifat dan kongkrit jika tentang penjelasan suatu benda atau apa yang ingin dia melakukan sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun