Mohon tunggu...
Dwi putri Fatimatuz zahro
Dwi putri Fatimatuz zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - D3 keperawatan, fakultas vokasi, universitas airlangga

Mahasiswa universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efektivitas Penggunaan Obat Herbal dari Ekstrak Cacing Tanah untuk Penyakit Demam Tifoid

16 April 2022   19:49 Diperbarui: 16 April 2022   19:53 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam tifoid atau tipes merupakan penyakit sistem pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi.1 Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan 216.000--600.000 kematian. Di Indonesia, tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, karena penyakit ini bersifat endemis dan mengancam kesehatan masyarakat. Permasalahannya semakin kompleks dengan meningkatnya kasus-kasus karier (carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan.Tifoid dapat menurunkan produktivitas kerja, meningkatkan angka ketidakhadiran anak sekolah, karena masa penyembuhan dan pemulihannya yang cukup lama, dan dari aspek ekonomi, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Biaya semakin meningkat bila disertai pemberian obat-obatan tambahan atau harga yang lebih mahal dan hari perawatan yang lebih lama. Sebagian besar biaya tersebut ditanggung oleh keluarga, yang merupakan 15% pendapatan keluarga per tahun. 

Dengan adanya permasalahan tersebut beberapa masyarakat daerah atau desa menggunakan pengobatan tradisional. Menggunakan pengobatan herbal ini masyarakat mempercayai adanya kebudayaan di daerah masing masing. Penggunaan pengobatan herbal atau tradisional sudah dipraktekkan sejak jaman dahulu.Sebelum adanya pengobatan modern seperti saat ini pengobatan dari bahan alami atau herbal dimanfaatkan untuk obat-obatan dalam kehidupan sehari-hari.Pengetahuan tentang obat dan pengobatan  tradisional merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang perlu dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan serta dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Bangsa Indonesia menyadari bahwa obat dan pengobatan tradisional merupakan bagian integral dan lingkungan sosio-budaya serta  mempunyai nilai, karena itu perlu dipertahankan. 

Banyak faktor-faktor yang dapat mendorong peningkatan penggunaan obat herbal pada negara maju, diantaranya adalah ingin memiliki harapan hidup yang lebih panjang, disamping itu juga tiap tahun obat herbal semakin luas bagi kita untuk mengakses informasinya serta penggunaan obat modern. Untuk penyakit kronis dan degeneratif dalam pemeliharaan kesehatannya, pencegahan dan pengobatannya WHO menyarankan penggunaan obat tradisional termasuk obat-obat herbal. WHO juga ikut mendukung dalam meningkatkan keamanan dan juga khasiat dari obat herbal tersebut. 

Pada umumnya penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern. Salah satu pengobatan herbal yang dipercaya masyarakat untuk mengobati penyakit tipes atau demam tifoid adalah cacing tanah. Cacing merupakan makhluk hidup yang tergolong dalam kelompok hewan invertebrata (tidak bertulang belakang). Hal ini dikarenakan memang tubuhnya yang lunak dan tidak bertulang, tubuhnya beruas-ruas bersegmen. Cacing tanah merupakan kelompok binatang yang Sapropagus, sehingga mereka makan dari berbagai sisa organik pada berbagai tingkat dekomposisi. Ekstrak cacing tanah dipercaya masyarakat dapat mengobati penyakit demam tifoid atau tipes, cacing tanah tersebut dapat dikonsumsi dengan cara buang kotoran dalamnya dengan cara: 

  1. Siapkan cacing tanah/kalung secukupnya.

  2. Buang kotoran dalamnya dengan cara membelahnya

  3.  Cuci hingga bersih, rebus cacing ini dalam air hingga mendidih dan angkat.

  4. Jemur cacing yang sudah anda rebus sampai kering sempurna.

  5. Tumbuk cacing yang sudah kering.

  6. Seduh bubuk cacing kalung seujung sendok dengan air secukupnya.

  7. Minum ramuan ini sampai sakit tipes anda sembuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani, A. (2017) membuktikan bahwa cacing tanah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri patogen gram negatif, pada diagram tersebut dapat terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak cacing tanah yang diberikan maka semakin besar pula zona bening yang terbentuk, yang artinya bahwa pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa semakin terhambat. Suryani, (2010) menyatakan adanya efek antibakteri pada cacing tanah disebabkan karena cacing tanah memiliki senyawa aktif antara lain golongan senyawa alkaloid. Cacing tanah memiliki mekanisme imunitas terhadap organisme patogen dengan cara menghasilkan hyalin, granular amoebocytes dan chloragocyte. Hyalin dan granular amoebocytes mempunyai kemampuan dalam proses fagositosis, chloragocytes menghasilkan produk ekstraseluler yang bersifat sitotoksik dan antibacterial. Cacing tanah juga menghasilkan enzim lysosomal (lisozim) yang penting untuk melindungi dari serangan mikroba patogen. Selain itu juga menghasilkan enzim fosfatase, glukoronidase, peroksidase dan beberapa enzim yang lain.

Namun, dengan penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran dari Universitas Airlangga, disebutkan jika kapsul cacing Lumbricus sp tersebut tidak menimbulkan efek antibakteri terhadap organisme penyebab penyakit tipes tersebut. Hal ini disebabkan oleh zat protein yang terkandung di dalamnya tidak dapat membunuh bakteri penyebab gangguan pada saluran pencernaan tersebut, hanya dapat menurunkan demam yang terjadi.Meski demam yang dialami pengidap tifus turun, bakteri Salmonella masih ada di dalam usus dan sewaktu-waktu dapat menginfeksi kembali. Bahkan, penyakitnya bisa memburuk karena bakteri tidak diobati menggunakan antibiotik. Selain itu, mengkonsumsi ekstrak cacing tanah saat pencernaan kurang baik dapat menimbulkan penyakit pencernaan lain, seperti mual, muntah, dan diare. Mengingat ekstrak cacing ini belum diketahui jelas khasiatnya untuk pengidap tifus, sebaiknya pilih pengobatan yang lebih aman yang sudah diuji kebenarannya dan direkomendasikan oleh dokter.

Referensi

Adnyana, P. E. S. (2020). Lontar Taru Pramana: Pelestarian Budaya Pengobatan Tradisional Bali. Jurnal Yoga Dan Kesehatan, 2(2), 178-184.

Fitriani, A. (2017). Uji Ekstrak Cacing Tanah terhadap Pertumbuhan Salmonella Thyposa (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER).

Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., & Kandun, N. (2016). Program pengendalian demam tifoid di Indonesia: tantangan dan peluang. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 99-108.

Septianda, I., Debora, K., & Rochmanti, M. (2012). Effect of Earthworms (Lumbricus Sp.) Extract Antibacterial Activity Against The Bacteria Salmonella typhii. Folia Medica Indonesiana, 48(3), 102.

Sumayyah, S., & Salsabila, N. (2017). Obat tradisional: antara khasiat dan efek sampingnya. Majalah Farmasetika, 2(5), 1-4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun