Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani, A. (2017) membuktikan bahwa cacing tanah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri patogen gram negatif, pada diagram tersebut dapat terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak cacing tanah yang diberikan maka semakin besar pula zona bening yang terbentuk, yang artinya bahwa pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa semakin terhambat. Suryani, (2010) menyatakan adanya efek antibakteri pada cacing tanah disebabkan karena cacing tanah memiliki senyawa aktif antara lain golongan senyawa alkaloid. Cacing tanah memiliki mekanisme imunitas terhadap organisme patogen dengan cara menghasilkan hyalin, granular amoebocytes dan chloragocyte. Hyalin dan granular amoebocytes mempunyai kemampuan dalam proses fagositosis, chloragocytes menghasilkan produk ekstraseluler yang bersifat sitotoksik dan antibacterial. Cacing tanah juga menghasilkan enzim lysosomal (lisozim) yang penting untuk melindungi dari serangan mikroba patogen. Selain itu juga menghasilkan enzim fosfatase, glukoronidase, peroksidase dan beberapa enzim yang lain.
Namun, dengan penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran dari Universitas Airlangga, disebutkan jika kapsul cacing Lumbricus sp tersebut tidak menimbulkan efek antibakteri terhadap organisme penyebab penyakit tipes tersebut. Hal ini disebabkan oleh zat protein yang terkandung di dalamnya tidak dapat membunuh bakteri penyebab gangguan pada saluran pencernaan tersebut, hanya dapat menurunkan demam yang terjadi.Meski demam yang dialami pengidap tifus turun, bakteri Salmonella masih ada di dalam usus dan sewaktu-waktu dapat menginfeksi kembali. Bahkan, penyakitnya bisa memburuk karena bakteri tidak diobati menggunakan antibiotik. Selain itu, mengkonsumsi ekstrak cacing tanah saat pencernaan kurang baik dapat menimbulkan penyakit pencernaan lain, seperti mual, muntah, dan diare. Mengingat ekstrak cacing ini belum diketahui jelas khasiatnya untuk pengidap tifus, sebaiknya pilih pengobatan yang lebih aman yang sudah diuji kebenarannya dan direkomendasikan oleh dokter.
Referensi
Adnyana, P. E. S. (2020). Lontar Taru Pramana: Pelestarian Budaya Pengobatan Tradisional Bali. Jurnal Yoga Dan Kesehatan, 2(2), 178-184.
Fitriani, A. (2017). Uji Ekstrak Cacing Tanah terhadap Pertumbuhan Salmonella Thyposa (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER).
Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., & Kandun, N. (2016). Program pengendalian demam tifoid di Indonesia: tantangan dan peluang. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 99-108.
Septianda, I., Debora, K., & Rochmanti, M. (2012). Effect of Earthworms (Lumbricus Sp.) Extract Antibacterial Activity Against The Bacteria Salmonella typhii. Folia Medica Indonesiana, 48(3), 102.
Sumayyah, S., & Salsabila, N. (2017). Obat tradisional: antara khasiat dan efek sampingnya. Majalah Farmasetika, 2(5), 1-4.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H