Mohon tunggu...
Dwi Purnawan
Dwi Purnawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah seorang pegiat literasi digital dan jurnalis di salah satu media online lokal di Jawa Timur

Lifetime learner | be a super dad | online jurno

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film Rudy Habibie: Balada Cinta Pertama Sang Insinyur

20 Juli 2016   21:01 Diperbarui: 20 Juli 2016   21:38 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudy dan para sahabatnya. (Foto: MD Pictures)

GADIS cantik itu bernama Ilona Ianovska. Seorang mahasiswi keturunan Polandia yang lahir dan besar di Jerman. Sosoknya, selain putih khas gadis eropa lainnya, juga selalu menampakkan aura optimisme. Dan pertemuannya malam itu dengan pemuda bernama Bacharuddin Jusuf Habibie, rupanya menjadi awal dari kisah emosi cinta dua insan berbeda negara, Indonesia dan Polandia. Ilona, begitu nama akrabnya, selalu mendukung berbagai hal, terutama tentang mimpi-mimpi sosok Rudy Habibie, pemuda yang memang dikenal memiliki sejuta ide dan mimpi, bahkan bisa jadi, seluruh isi di otak Rudy adalah gumpalan-gumpalan ide yang kadang muncul begitu saja.

Ilona dan Rudy yang membincangkan hubungan mereka. (Foto: Instagram.com/Chelseaislan)
Ilona dan Rudy yang membincangkan hubungan mereka. (Foto: Instagram.com/Chelseaislan)
Hal itu rupanya yang membuat Ilona, sang gadis berambut pirang dan bermata jeli itu, lambat laun memulai menaruh hatinya kepada pemuda keturunan Parepare-Magelang itu. Ilona jatuh hati pada Rudy. Apalagi, kenangan Ilona pada Indonesia bukan hanya soal Rudy, jauh sebelumnya, dirinya pernah membersamai seorang suster asli Indonesia, hingga Ilona pun tertarik belajar bahasa Indonesia. Meski belum pernah ke Indonesia, rupanya Ilona begitu mencinta Indonesia, termasuk Rudy didalamnya.

Sementara, Rudy juga demikian. Kebersamaan, perhatian dan optimisme, ditambah kecantikan yang ada pada sosok Ilona menjadikan Rudy mencintainya. Cinta pertama Rudy pada seorang gadis. Keduanya pun mulai saling mencintai, saling mendukung dalam berbagai kegiatan. Kadang Ilona suka membenarkan posisi dasi pada jas Rudy, Rudy pun juga demikian. Beberapa hasil percakapan dengan Ilona, kadang berbuah gagasan yang sangat berguna bagi Rudy, untuk mengeksekusinya menjadi sebuah karya. Salah satunya adalah ide tentang pembuatan kapal selam, yang terinspirasi hasil candaan Rudy bersama Ilona.

Begitulah. Awalnya bagi Rudy dan Ilona, pertemuannya di kampus Aachen, sebuah kota di negara Jerman bagaikan sebuah surga bagi mereka berdua. Namun rumusnya selalu demikian, ada pertemuan, ada pula perpisahan. Rudy sangat mencintai Ilona, begitu juga sebaliknya. Namun rupanya pertemuan siang itu, pukul 14.00 waktu setempat, di Stasion Bonn, Jerman, menjadi akhir dari segala kisah cinta mereka berdua. Perbedaan visi antara keduanya rupanya menjadi penghambat mereka untuk bersatu, membentuk mahligai rumah tangga dalam bingkai pernikahan. Ilona ingin Rudy tetap tinggal di Jerman. Disisi lain, jiwa nasionalisme, kecintaan Rudy kepada Indonesia membuatnya meras terpanggil, untuk kembali ke tanah air.

Rudy nampak sedih saat berpisah dengan Ilona. (Foto: Youtube)
Rudy nampak sedih saat berpisah dengan Ilona. (Foto: Youtube)
Pahit memang, tapi begitulah cinta, dia bisa membuat kita berselancar dan menikmati kesenangan-kesenangan, tapi terkadang cinta pulalah yang membuat hati kita teriris-iris, terkikis, tersayat. Bukan hanya tersayat, tapi juga hancur berkeping-keping.

Namun kata orang, orang yang kuat adalah saat dirinya mampu membuat hati yang tersayat, hancur berkeping-keping itu dihimpun kembali, untuk disatukan, menjadi hati yang kembali bersemi, kembali menumbuhkan cinta. Itulah yang dilakukan Rudy Habibie.

Mengaduk emosi

Rudy saat bersama Ilona. (Foto: Youtube)
Rudy saat bersama Ilona. (Foto: Youtube)
Demikianlah sepenggal kisah cinta dua sosok insan bernama Rudy dan Ilona, yang saya saksikan dalam film Rudy Habibie. Sungguh begitu mengaduk emosi saya, bahkan sempat terharu dibuatnya. Kemampuan akting dari Reza Rahadian sebagai Rudy Habibie, juga Chelsea Islan sebagai Ilona Ianovska sukses membuat yang menonton film ini mbrebes mili, apalagi yang menyukai film roman dan drama. Sosok Rudy Habibie, sang insinyur muda ini rupanya banyak disukai oleh mahasiswa yang sedang menempuh kuliah di Aachen, Jerman. Selain Ilona, sosok yang menaruh hati kepada Rudy adalah Ayu, mahasiswi asal Solo yang diam-diam menyukai Rudy Habibie. Selain itu, salah satu momen yang berhasil mangacak emosi saya adalah kala Rudy kecil menggantikan posisi ayahnya, Alwi yang mengimami sholat namun belum sampai selesai Alwi sudah meninggal.

Melihat film karya anak bangsa ini, Rudy Habibie, bagi saya adalah sebuah film penuh nilai dan inspirasi. Selain cinta dua insan, nilai lain banyak ditemukan dalam film ini, diantaranya berbagai nasihat dari ayah dan kakek Rudy, seperti “jadilah seperti air yang mengalir, jika airnya bening, maka beninglah semuanya, sebaliknya jika airnya kotor, maka kotorlah lingkungannya.”

Atau nasihat teramat dalam maknanya dari Romo, bahwa aliran air itu mengalir di tanah yang bergejolak. Dari berbagai inspirasi inilah, pada akhirnya menjadi pembelajaran bagi sosok Rudy untuk mencintai Indonesia, dengan berbagai karya-karyanya.

Sosok kreator dan inspirator bernama Rudy

Rudy bersama sahabatnya saat akan menggelar seminar. (Foto: MD Pictures)
Rudy bersama sahabatnya saat akan menggelar seminar. (Foto: MD Pictures)
Rudy sendiri, yang diperankan dengan sangat apik oleh Reza Rahadian, dalam film ini menjadi inspirasi bagi para anak muda masa kini. Keteguhannya mempertahankan prinsip, seperti menjaga sholat, menjaga integritas bangsa, memiliki ketekunan dan semangat juang yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya, tentu menjadi inspirasi bagi kita untuk menumbuhkan itu semua. Rudy Habibie telah membuktikan dengan mimpinya, dirinya mampu terbang tinggi. Maka budaya tekun, semangat juang, mempertahankan prinsip inilah yang mesti ada dalam diri setiap anak muda Indonesia.

Kembalilah pada mereka yang kau cintai

Rudy dan para sahabatnya. (Foto: MD Pictures)
Rudy dan para sahabatnya. (Foto: MD Pictures)
Inspirasi lain dari film ini adalah lingkungan dan cinta yang membesarkan seorang Rudy. Kala Rudy merasa jenuh dan merasa gagal, dia kembali kepada orang yang dicintai, terutama orang tua, lebih tepatnya di film ini adalah ibunya Rudy, yang juga diperankan dengan apik oleh Dian Nitami. Kala hati gundah, maka tempat kembali adalah kepada Allah SWT, dzat yang maha membolak-balikkan hati.

Pun ada para sahabat Rudy yang diperankan oleh Liem Keng Kie (Ernest Prakasa), Ayu (Indah Permatasari, (Peter Manumasa) Pandji Pragiwaksono dan Poltak Simanjutak (Boris Bokir) membuat kehidupan semakin bermakna. Keberadaan para sahabat ini jua yang di akhir film menjadi penghibur lara Rudy yang berpisah dengan cinta pertamanya.

Demikianlah secuplik kisah cinta dalam film Rudy Habibie. Overall, film ini adalah film rekomendasi bagi Anda yang menginginkan film inspiratif karya anak bangsa. Saya memberi nilai 8,5 untuk film ini. Selamat menonton bagi Anda yang belum menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun