Mohon tunggu...
Dwi P Sugiarti
Dwi P Sugiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang ingin tetap produktif menulis

Contact me : dwiewetensch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memperbaiki Hubungan Mertua Menantu saat Tinggal Bersama

9 Agustus 2023   23:14 Diperbarui: 9 Agustus 2023   23:23 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : wikipedia.org

Lihat gambarnya, aku bukan mau mereview film di atas ya. Aku hanya ingin sekedar berbagi pengalaman soal kehidupanku yang serumah bersama mertua.

Jadi beberapa waktu lalu sempat ramai sebuah pernyataan "Lebih baik ngontrak daripada harus tinggal bareng mertua".

Ya, idealnya pasangan suami istri memang tinggal terpisah dengan orang tuanya baik orang tua kandung maupun mertua. Terlepas apakah sewa rumah ataupun rumah sendiri. Hal ini bukan tanpa alasan. Ada banyak faktor mengapa anak yang sudah berumah tangga, harus tinggal terpisah. 

Pertama, menjaga privasi

Rasanya tentu berbeda kondisi dan suasananya antara anak yang belum menikah maupun sudah. Hal ini, lantaran mereka yang sudah berumah tangga, dianggap sudah punya kehidupan sendiri. Maka pastinya ada hal-hal yang sifatnya privasi yang itu hanya bisa diketahui oleh pasangan suami istri. maka jika anak yang sudah berumah tangga masih tinggal dengan orang tua, ruang privasinya menjadi terbatas. 

Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, tentunya tak sehat juga ya bagi kehidupan rumah tangga. Apalagi kita sadar bahwa tak ada rumah tangga yang selamanya adem ayem. 

Adakalanya konflik dengan pasangan terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Dan biasanya sang anak akan merasa malu atau mungkin menjaga diri agar saat sedang berkonflik dengan pasangan tidak diketahui oleh orang tuanya. 

Kedua, Mencegah konflik

Sering kali kita mendengar atau melihat baik langsung maupun tidak, tentang konflik  yang terjadi antara menantu dengan mertua. Salah satu hal yang sering menjadi pemicu adalah ketidak cocokan baik dalam komunikasi maupun hubungan sosial diantara keduanya. 

Hal ini wajar. Jangankan kita dengan mertua, dengan orang tua sendiri pun, kita bisa terlibat konflik  bahkan untuk perkara yang kita anggap sepele. Maka konflik dengan mertua bisa saja terjadi terutama dengan mereka yang masih tinggal serumah. Pola hidup dan kebiasaan yang berbeda menjadi salah satu gerbang munculnya konflik keduanya

Ketiga, Adanya intervensi orang tua

Sering kali kita menjumpai ada tipe-tipe orang tua yang turut campur dengan kehidupan rumah tangga sang anak. Misalnya dalam urusan pengasuhan anak. 

Sebagai orangtua pertama kali, mertua akan melihatmu sebagai orang baru saat mengasuh anak. Biasanya, mereka tidak akan bisa menahan diri untuk tidak ikut campur dan memberikan nasihat bahkan ketika kamu tidak menginginkannya. Sehingga kamu mungkin merasa bahwa merekalah yang membesarkan anak-anakmu, bukan dirimu. 

Hal ini tentunya tak baik untuk tumbuh kembang anak. Mengapa? Sebab anak akan merasa bahwa otoritas pengasuhan justru ada bukan pada orang tuanya namun pada nenek dan kakek. Hal ini akan berbahaya jika sang anak telah berpisah tinggal dengan orang tuanya. 

Maka dalam hal ini, kondisi ideal bagi seorang anak yang sudah berkeluarga adalah tidak serumah dengan orang tua atau mertua. 

Disisi lain, kondisi ideal ini kadang sulit diwujudkan terutama bagi mereka yang yang belum mampu untuk beda tempat tinggal baik karena faktor mengurus orang tua ataupun masalah lainnya seperti masalah ekonomi. Maka beberapa hal ini mungkin bisa kamu lakukan agar kehidupan bersama dengan mertua bisa tetap harmonis. 

Sebenarnya ini berangkat dari pengalaman pribadiku yang sudah hampir empat tahun tinggal dengan mertua hingga sekarang. Meski bisa jadi hal ini juga tidak bisa diterapkan kepada semua karakter orangtua atau mertua. 

Pertama, Berbesar hati

Kamu pasti sudah memahami bahwa saat kamu menikah dengan pasanganmu maka tak cukup kamu menerima suami/istrimu tapi juga  dengan keluarganya. Dan cara paling efektif agar kamu bisa menerima mereka adalah berbesar hati atas perlakuan dan perkataan mereka selama hal tersebut bukanlah sesuatu yang buruk. 

Misalnya, mertuamu kerap berkomentar soal cara pengasuhanmu, maka lebih baik kita dengarkan saja dulu. Jika kamu berniat untuk menjelaskan pola pengasuhanmu yang berbeda dengan mertua, cobalah lakukan di waktu santai seperti saat pergi jalan-jalan bersama. 

Kedua, Posisikan bahwa mereka adalah orang tua kita juga

Bagiku ini perihal yang sulit. Kenapa? Karena aku pribadi kerap mengomentari mertua ku saat ada hal-hal yang menurutku berbeda meski hanya kuceritakan pada suami. Namun kita harus memahami, bahwa lama-lama pasangan kita juga akan risih karena orang tuanya terus dikomentari. 

Kita sendiri pasti nggak akan suka, jika orang tua kita sendiri jadi bahan perbincangan. Maka posisikanlah mertua sebagaimana orang tua kita. Belajarlah menghormati dan menjaga perasaan mereka seperti kita menghormati dan menjaga perasaan orang tua kita sendiri. Dari sini, saat kita berada pada kondisi-kondisi yang membuat kita tidak nyaman, maka kita akan belajar untuk menerima. 

Ketiga, bangun komunikasi yang sehat. 

Komunikasi yang sehat itu seperti apa ya,? Jujur saya pribadi masih belajar soal ini. Karena aku sendiri bukan tipe orang yang suka ngajak ngobrol mertua begitupun sebaliknya. Namun jika ada momentum untuk bisa ngobrol, ya ngalir aja. :) 

Buat kamu yang masih tinggal dengan mertua, semoga bisa tetap membangun hubungan yang sehat ya. :) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun