Mohon tunggu...
Dwi Prayanti
Dwi Prayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar dan hobi ataupun fashion saya dalam bidang memasak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat Manusia Hindu dan Panca Sradha

14 September 2023   07:05 Diperbarui: 14 September 2023   07:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didalam ajaran Agama Hindu, manusia pertama yang lahir ke bumi disebut "Manu".

Manu merupakan sosok makhluk manusia yang paling pertama diturunkan ke muka bumi berdasarkan kepercayaan Hindu. Manu diturunkan ke dunia oleh Dewa Brahma setelah ia mengajarkan Manu banyak hal tentang Veda (Weda), kitab suci Agama Hindu. Manu diberi tugas untuk merangkum dan menuliskan kitab bernama Manu Smriti yang menjadi panduan bagi manusia berikutnya untuk hidup di dunia. Kitab Manu Smriti itu kemudian diajarkan

 

pada Iksavaku, anak Manu. Dewa Surya sendiri mendapatkan ajaran Veda dari Tuhan sebelum diajarkan pada Manu.Meski demikian, Manu Smriti adalah kitab yang ditulis oleh "manusia" sehingga tidak menjadi kitab suci agama Hindu. Berbeda dengan Veda yang ditulis atau diajarkan oleh Tuhan pada umat Hindu. Hal itu yang menjadikan derajat Veda dengan Manu Smriti menjadi berbeda. Veda adalah kitab suci, sedangkan Manu Smriti adalah kitab panduan, atau konstitusi untuk umat manusia.Manu tidak diciptakan sendirian. Ia diciptakan bersama dengan Shatarupa yang diciptakan oleh Dewa Brahma sebagai pendamping Manu. Shatarupa yang diciptakan cantik jelita ini menjadi wanita pertama di dunia menurut kepercayaan Hindu. Dari istrinya, Manu mendapatkan tiga orang putri yakni Akruti, Devahuti dan Prasuti. 

Di siklus (manvantara) paling pertama era Manu yang pertama (disebut pula Svayambhuva) kemudian lahirlah 7 orang bijaksana (saptarishi) yang menjadi nenek moyang dari penduduk dunia saat ini.Menurut kepercayaan Hindu, terdapat empat belas Manu yang terlahir kedunia. Manu yang pertama adalah Swayambu Manu, yang dipercaya sebagai kakek moyang manusia pada Manwantara pertama. Menurut agama Hindu, Swayambu Manu menikah dengan Satarupa dan memiliki keturunan. 

Anak cucu dari Manu disebut Manawa sehingga kata "Manusia" dalam bahasa Sansekerta disebut Manawa (secara harafiah berarti keturunan Manu).Menurut agama Hindu, Swayambu Manu dan Satarupa merupakan pria dan wanita pertama di dunia, atau era kehidupan pertama. Setelah masa Swayambu Manu berakhir, dunia memasuki masa Manu yang baru, dan demikian silih berganti sampai empat belas Manu terlahir ke dunia.

Dalam kitab suci agama Hindu tetap Swayamba Manu ini merupakan sebutan , sedangkan kata manusia sendiri diduga adalah turunan dari kata Manu. Menurut agama Hindu orang pertama dalam agama Hindu terbentuk dari 5 (lima) unsur alam yang disebut dengan Panca Maha Bhuta. Bagian-bagian dari unsur ini meliputi yang pertama, pertiwi (tanah) yang artinya zat padat. 

Yang kedua, Teja (api) yang artinya panas. Yang ketiga, Bayu (udara) yang berarti gas. Yang keempat, yaitu Apah (air) atau yang berhubungan dengan zat cair. Dan yang Kelima yaitu Akasa (ether) hal yang hampa. Inilah hal yang pertama dari terciptakan orang pertama dalam agama hindu jika dilihat dari motologi yang ada.Munculnya manusia pertama kali diprediksi sekitar 1 kalpa yang lalu, yang sekarang hanya menjadi sebuah sejarang yang bisa dikenang oleh generasi-generasi kita berikutnya.Setelah Manu dan Satarupa ini memiliki terurunan maka, dapat kita katakana berkembang dengan seiring berjalannya waktu dan terdapatlah beribu-ribu manusia hingga saat ini bisa dikatakan semakin banyak betambah. Manu dan Sata rupa ini bisa kita katakana sebagai Nenek moyang yang terdahulu yang kita tidak ketahui

Dasar Keyakinan Agama Hindu.

Agama Hindu dengan dasar keyakinannya yaitu Panca Sradha. Panca Sradha adalah lima dasar keyakinan agama Hindu. Bagian-bagian dari Panca Sradha yaitu percaya adanya Brahman, Atman, Karma Phala, Punarbhawa dan Moksa.Umat Hindu berpegang teguh pada dasar keyakinan dalam menjalankan agamanya. Dasar inah yang selanjutnya menjadikan semua umat beragama Hindu percaya dan sangat meyakini keberadaan Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Dasar keyakinan ini terdiri dari lima aspek yang disebut dengan Panca Sradha. Kelima aspek tersebut antara lain:

1.Keyakinan terhadap Brahman atau Widhi Tattwa

Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau Tuhan. Ada banyak sebutan nama Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, setiap umat Hindu meyakini dengan benar bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha segalanya.

   

2.Keyakinan terhadap Atman atau Atman Tattwa

Kedua adalah Atman Tattwa atau lebih kerap disebut dengan Roh Suci. Umat Hindu meyakini pula bahwa keberadaan Jiwatman membuat manusia bisa hidup. Atman diyakini memiliki sifat kekal dan sempurna.

      

3.Keyakinan terhadap Karmaphala atau Karmaphala Tattwa

Keyakinan dasar ketiga dalam ajaran agama Hindu adalah keberadaan dari Karmaphala. Kata Karma sendiri memiliki arti perilaku atau perbuatan, sementara phala artinya hasil yang didapat. Jadi, jika dijelaskan secara singkat, Karmaphala ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan. Sederhananya, umat Hindu sangat percaya dengan adanya hukum sebab akibat dalam kehidupan sehari-hari. Karmaphala sendiri dibedakan menjadi tiga bagian waktu, yaitu masa kini atau sekarang, masa nanti atau hari esok, dan masa depan.

               

4.Keyakinan terhadap Samsara atau Samsara Tattwa 

Ajaran keyakinan keempat dalam Panca Sradha adalah Samsara Tattwa atau percaya dengan adanya reinkarnasi, penjelmaan kembali atau kelahiran kembali, dalam agama Hindu ini dikenal dengan istilah Punarbawa yang artinya kelahiran berulang-ulang. Umat Hindu percaya setiap ruh akan kembali lagi kepada Tuhan dan harus dalam keadaan yang suci

     

5.Keyakinan terhadap Moksa atau Moksa Tattwa

Keyakinan terakhir adalah meyakini dan percaya dengan Moksha, yaitu bersatunya Brahman dengan Atman. Bukan tanpa alasan, tujuan tertinggi dalam agama Hindu adalah bisa mencapai Jagadhita dan Moksa. Secara sederhana, masyarakat Hindu percaya bahwa adanya Panca Sradha akan membuat mereka lebih mengetahui mana hal yang baik dan buruk. Apa yang dilakukan saat ini akan memberikan hasil yang setimpal nantinya, seperti keyakinan Karmaphala.

        

Dok. pribadi
Dok. pribadi

COVID-19 Menurut Agama Hindu.

Dalam agama Hindu memandang Covid-19 sebagai sebuah teguran dan renungan bagi para manusia, untuk berhenti sejenak dan menyerahkan diri kepada Sang Hyang Widhi. Dalam agama hindu manusia mempunyai hukum karma yang disebabkan oleh perbuatannya sendiri, semua perbuatan mendapatkan hasil, baik perbuatan bagus bagi masyarakat maupun perbuatan yang merugikan masyarakat dan diri sendiri, kedua hal ini akan memperoleh hasil baik di dunia maupun di akhirat. 

Hukum karma tidak dapat ditolak oleh siapapun. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan penelitian Karmaphala. 

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara wawancara, dan observasi, kemudian menggunakan metode Triangulasi sebagai cara untuk menganalisis data menggunakan teori karmaphala. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Covid-19 merupakan sebuah hukum karmaphala dari perbuatan manusia yang tidak bijak dalam bertindak. Tindakan-tindakan manusia yang justru membawa dirinya pada kesengsaraan. Covid-19 masuk ke dalam Prarabdha Karmaphala . yaitu karma hasil perbuatan kita pada kehidupan sekarang yang pahalanya diterima habis dalam kehidupan sekarang juga. 

Sebagian masyarakat meyakini dengan adanya Covid-19 ini merupakan peringatan keras dari Tuhan agar manusia kembali kejalan-Nya dan menjalankan kemanusiaannya. Keyakinan umat Hindu di Bali, sakit diciptakan oleh dewa Brahma.Dewa Brahma sebagai dewa pencipta,diyakini juga menciptakan sakit dan penyakit sekaligus pengobatannya.Khususnya di Bali untuk melawan virus corona itu berbagai usaha juga dilakukan sesuai dengan keyakinan umat Hindu dan budaya di Bali. Selain berserah diri kepada Tuhan, juga melalui persembahan. Serentak seluruh umat Hindu di Bali untuk menghaturkan sesajen guna memohon kepada Tuhan agar terhindar dari virus corona tersebut. Beberapa jenis sesajen yang dipersembahkan kepada Bhuta seperti segehan manca warna, nasi kepelan, nasi wong-wongan dan daun pandan berduri yang berisi bawang jahe serta benang tridatu. Persembahan ini dengan harapan ketenangan jiwa agar pikiran dan perasaan menjadi tenang dan positif.

Upaya Pengobatan Dalam Menghadapi Covid-19 Dalam Sastra Hindu.

Beberapa orang dapat terinfeksi COVID-19 tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun, namun tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.Untuk mencegah penyebaran COVID-19, banyak negara menerapkan berbagai tindakan pencegahan seperti membatasi perjalanan, menutup sekolah dan tempat kerja, meminta orang untuk menggunakan masker, dan menerapkan jarak sosial. Vaksin COVID-19 juga telah dikembangkan dan diluncurkan di seluruh dunia untuk membantu melindungi orang dari virus ini. Usada merupakan bagian penting dari tradisi Hindu yang berkaitan dengan pengobatan, penyembuhan, dan kesehatan secara holistik. Dalam konteks Covid-19, yoga dan meditasi dapat membantu mengurangi efek negatif stres pada tubuh dan pikiran, sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.Menjaga keseimbangan pikiran dan emosi melalui yoga (yoga citta verti nirodah) adalah cara mencegah adhyatmika dukha. Sedangkan pengobatannya dapat dilakukan dengan penyucian rohani (malukat, mabayuh, dan sejenisnya).Adhibhautika dukha dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Sedangkan pengobatannya dilakukan dengan ramuan obat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun