Mohon tunggu...
Dwi Pangga
Dwi Pangga Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Pascasarjana S3 Undiksha

Saya Dosen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) saat ini sedang menempuh Pascasarjana S3 di UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Filsafat Pendidikan Pancasila: Gotong Royong sebagai Pilar Kebangsaan

11 Desember 2024   08:15 Diperbarui: 11 Desember 2024   22:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Warga bergotong royong dalam persiapan acara begawe (Dokumen warga Buntembok, Bangket Parak, Pujut, Lombok Tengah)

Masyarakat Sasak, melalui tradisi begawe, memberikan contoh konkret bagaimana pendidikan karakter dapat dijalankan secara kolektif. Tidak ada hierarki yang memisahkan antara yang tua dan yang muda, antara laki-laki dan perempuan; semua bekerja bersama untuk tujuan yang sama. Tradisi ini mengajarkan bahwa keberhasilan suatu kegiatan tidak tergantung pada satu individu, tetapi pada kebersamaan.

Tantangan dan Harapan

Meskipun gotong royong telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, nilai ini menghadapi tantangan besar di era modern. Individualisme, urbanisasi, dan kemajuan teknologi sering kali menggeser pola hidup masyarakat dari kolektif ke individual. Nilai gotong royong semakin tergerus, terutama di perkotaan, di mana interaksi sosial cenderung lebih minimal.

Pendidikan Pancasila memiliki tugas besar untuk menghidupkan kembali nilai gotong royong dalam konteks kehidupan modern. Ini tidak berarti memaksakan pola hidup tradisional ke masyarakat urban, tetapi mencari cara baru untuk menanamkan nilai tersebut, misalnya melalui kerja tim di tempat kerja, kolaborasi dalam komunitas virtual, atau partisipasi dalam gerakan sosial.

Harapannya, Pendidikan Pancasila dapat terus relevan dengan tantangan zaman. Dengan memperkuat pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila, Indonesia dapat mencetak generasi yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

Filsafat Pendidikan Pancasila menempatkan gotong royong sebagai nilai inti yang tidak hanya penting untuk menjaga persatuan, tetapi juga membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Contoh-contoh seperti tradisi begawe menunjukkan bahwa nilai ini bukan sekadar teori, tetapi hidup dan nyata di tengah masyarakat.

Pendidikan Pancasila memiliki peran penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai seperti gotong royong tidak hanya diwariskan, tetapi juga diperbarui agar relevan dengan konteks zaman. Di tengah tantangan modernitas, nilai ini tetap menjadi harapan untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang harmonis dan inklusif. Mari kita jadikan gotong royong sebagai identitas dan kebanggaan bangsa yang terus kita pelihara dan perkuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun