Mohon tunggu...
Dwi Nurfadi Abdulmuhaimin
Dwi Nurfadi Abdulmuhaimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - An undergraduate student majoring in Management at President University

I am a driven President University Management major with a strong interest in business. Throughout my academic career, I have prioritized academic achievement. I have improved my soft skills by participating in various organizations and courses. I am enthusiastic in learning new things and participating in organizations that have a beneficial impact on society. I am a lifelong learner who values any ideas for activities that will encourage me to continue learning.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurangnya Minat Literasi Terhadap Generasi Muda di Indonesia

27 Juni 2023   19:58 Diperbarui: 27 Juni 2023   20:07 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Literasi?

Menurut kamus online Merriam-Webster dilansir dari laman resmi Learning Management System (LMS-SPADA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  RI, pengertian literasi diambil dari istilah latin "literature"  yaitu literatur dan bahasa inggris "letter" yaitu surat. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca biasanya sudah dipelajari di sekolah, kegiatan ini adalah keterampilan yang sangat penting karena membaca adalah aktivitas yang dapat mengembangkan pengetahuan. Namun, kemampuan menulis adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tulis untuk mengungkapkan ide, pendapat, dan perasaan kepada orang lain.

Kurangnya minat literasi generasi muda Indonesia  yang masih sedikit dengan melihat data dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang di Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.

Bahwa tingkat dari minat baca terhadap generasi muda membuat negara Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara di belahan dunia. Informasi yang dilansir oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), negara Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki tingkat literasi sangat rendah pada tahun 2019, di peringkat 62 dari 70 negara di dunia.

Dengan melihat kurangnya angka minat baca/literasi di Indonesia yang dapat memberikan dampak buruk dikemudian hari. Terlebih akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Lalu, apa yang menjadi dasar kurangnya minat baca terhadap generasi muda Indonesia ini?

Apa penyebab dari kurangnya minat baca di Indonesia?

Salah satu penyebab yang membuat minat baca di Indonesia sangat rendah yaitu, penggunaan smartphone yang kurang tepat dan kebiasaan membaca yang tidak dilatih sejak dini. Seperti masyarakat yang belum bisa membaca juga menjadi salah satu faktor yang membuat minat membaca di Indonesia sangat rendah. Selain itu, kurangnya motivasi diri yang seharusnya tertanam sejak dini akan pentingnya literasi untuk masa depan yang cerah.

Faktor lain yang juga penyebab dari minat baca terhadap generasi muda Indonesia seperti akses fasilitas yang kurang mendukung atau memadai. Tidak adanya perpustakaan yang layak untuk mencari sumber informasi penting.

Apa dampak negatif dari kurangnya literasi?

Menurut buku generasi emas karya Ahmad Rifa'I, dampak negatif dari kurangnya minat baca atau literasi meliputi banyak generasi muda menjadi generasi pemalas, kurangnya pengetahuan yang menghalangi mereka untuk bersaing dengan orang lain atau bahkan negara lain, sulit mendapatkan pekerjaan karena kurangnya pengetahuan, dan generasi muda yang malas membaca akan menghadapi kesulitan dalam bersosial karena mereka tidak memiliki wawasan yang luas.

Bagaimana langkah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi terhadap generasi muda?

Menurut Rahmawan (2013), metode yang paling efektif untuk meningkatkan minat literasi adalah sebagai berikut mengalokasikan waktu khusus untuk membaca, membeli buku secara teratur untuk menumbuhkan minat baca, kemudian menuangkannya dalam tulisan atau membuat ringkasan, memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan membaca dan menulis, belajar membaca dengan efektif dengan membiasakannya sejak usia dini, dan membuat daftar buku yang harus dibaca dan diselesaikan.

Apa manfaat dari literasi?

Kegiatan literasi juga memiliki keuntungan yang tak kalah penting, di antaranya memperluas wawasan dan memperoleh pengetahuan baru, membantu berpikir kritis untuk membantu dalam pengambilan keputusan, membuat otak bekerja lebih baik dan lebih efisien saat melakukan kegiatan, dan meningkatkan kemampuan untuk menangkap dan memahami informasi dari bacaan.

Kegiatan membaca dan menulis harus diterapkan sejak dini, sebab dengan membaca dan menulis generasi muda akan mendapatkan wawasan dan mendapatkan pengetahuan yang luas.

Dengan memotivasi generasi muda untuk lebih meningkatkan daya tarik membaca para pengajar dapat menerapkan kegiatan literasi sejak dini. Seperti mengadakan perpustakaan keliling, membaca 10 menit sebelum mengawali kegiatan, membuat forum pojok literasi, dan sebagainya. Maka dari itu, minat baca di Indonesia dapat diminimalisir dengan baik dan bijak. Kalau bukan kita lalu siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun