Semua bahan dicampur hingga rata, kemudian ditutup rapat, lalu difermentasi selama 10-14 hari. Setelah itu, pupuk popok siap untuk digunakan. Dalam pengaplikasiannya, percampuran dengan tanah bisa menggunakan perbandingan 1:1 atau 2:1. Contohnya perbandingan 1 gelas tanah dicampur dengan 1 gelas pupuk atau 2 gelas tanah dicampur dengan 1 gelas pupuk.
Kegiatan tersebut tentunya tidak selesai sampai disitu saja. Setelah selama kurang lebih dua minggu dari tim Divisi Lingkungan KKN Reguler UIN Walispngo Semarang Posko 28 melakukan sosialiasi ke 9 posyandu, tim KKN Posko 28 berkolaborasi dalam pembuatan brosur dengan tema yang sama bersama Puskesmas Dadapayam. Brosur tersebut akan diperbanyak dan dibagikan di setiap posyandu.Â
"Semoga setelah adanya sosialisasi dan adanya brosur ini, dari para ibu semakin sadar bahwasanya membuang sampah popok bekas pakai di sungai itu kurang baik, dosa kan. Mungkin saja terlihat bersih di mata kita, tapi kalau membuat menderita yang lain?. Selain itu, semoga ke depannya posyandu bisa secara mandiri mulai membuat pupuk dari pampers secara mandiri. Jika hal ini berhasil, bukan hanya menguntungkan bagi diri sendiri, tentunya bisa menguntungkan semua pihak" tutur Bu Sri Widiasih yang kerap dipanggil Bu Asih.Â
Reporter: Bela Ardianti (Tim KKN Reguler 79 Posko 28 UIN Walisongo Semarang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H