Mohon tunggu...
Dwino Prioambodo
Dwino Prioambodo Mohon Tunggu... -

freak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengerti, Mati

17 Februari 2012   13:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bau wangi menyelimuti hati,

Seakan indah tak terganti,

Tak perlu kau tikam dengan belati,

Tak lama lagi kepalanya pecah sendiri,

Lalu mati,

Yang mengerti akan tandas,

Seperti jalan RA Dinata yang amblas,

Seperti aspal yang selalu terlindas,

Seperti pion yang selalu terlibas,

Kemudian mati,

Ya..., harus ada yang di persalahkan ,

Agar dapat mencapai suatu tujuan,

Menikmati nikmatnya suatu jamuan,

Tanpa sadar mengesampingkan haluan,

Yang mengerti kau persalahkan,

Kau jadikan bahan injakan,

Atau kau jadikan keset dipojokan,

Lalu kau dapat menikmati indahnya jabatan,

Yang mengerti cukup sudah sampai disini,

Lalu mati,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun