Bau wangi menyelimuti hati,
Seakan indah tak terganti,
Tak perlu kau tikam dengan belati,
Tak lama lagi kepalanya pecah sendiri,
Lalu mati,
Yang mengerti akan tandas,
Seperti jalan RA Dinata yang amblas,
Seperti aspal yang selalu terlindas,
Seperti pion yang selalu terlibas,
Kemudian mati,
Ya..., harus ada yang di persalahkan ,
Agar dapat mencapai suatu tujuan,
Menikmati nikmatnya suatu jamuan,
Tanpa sadar mengesampingkan haluan,
Yang mengerti kau persalahkan,
Kau jadikan bahan injakan,
Atau kau jadikan keset dipojokan,
Lalu kau dapat menikmati indahnya jabatan,
Yang mengerti cukup sudah sampai disini,
Lalu mati,
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI