"Kalau gitu, kita main saja yuk, Kak!" seru Alin dengan semangat.
 "Hahaha, baiklah! Ayo kita main!" Sofia bergabung dengan permainan mereka, melupakan sejenak semua beban yang ada.
 Namun, keesokan harinya, saat dia menerima pesan dari Sarah, "Sofia, sudah siap untuk wawancara magang?" dia merasa panik. "Wawancara? Oh tidak! Aku tidak siap!"
 "Jangan panik! Kamu bisa!" Sarah membujuk. "Aku akan bantu kamu latihan."
 Sofia menghela napas. "Oke, ayo kita latihan. Tapi setelah ini, aku harus memberi les lagi..."
 Sarah menggoda, "Kamu kalau tidak memberi les, tidak bisa tidur ya?"
 "Bisa-bisa," jawab Sofia sambil tertawa. "Tapi ini semua untuk masa depan!"
 Hari wawancara tiba, dan Sofia berdiri di depan cermin, mengatur penampilannya. "Kamu bisa, Sofia. Ingat semua kerja kerasmu!" Dia berusaha meyakinkan diri.
 Di dalam ruangan wawancara, panelis melihatnya dengan serius. "Sofia, apa yang membuat kamu tertarik untuk magang di Jepang?"
 "Bagi saya, Jepang adalah negara yang maju dalam teknologi dan budaya. Saya ingin belajar lebih banyak dan mengembangkan diri," jawab Sofia dengan percaya diri, meskipun jantungnya berdegup kencang.
 "Bagaimana dengan pengalaman kerja kamu sejauh ini?" tanya salah satu panelis.