1. Penambahan berat badan
Sering mengkonsumsi gula dapat meningkatkan asupan kalori yang berlebihan dan penambahan berat badan. Hal ini mungkin terjadi karena umumnya mengandung fruktosa dalam jumlah tinggi yang tidak sehat jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Misalnya, gula meja mengandung 50% glukosa dan 50% fruktosa. Semua gula yang mengandung fruktosa termasuk madu, agave nektar dan jus buah memiliki potensi yang sama untuk menyebabkan penambahan berat badan. Asupan fruktosa tinggi tampaknya meningkatkan lemak perut, yang meningkatkan risiko penyakit.
Sementara itu, bahkan ketika asupan kalori dikontrol, asupan gula cair yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan lemak tubuh. Orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas mengkonsumsi 25% kalori sebagai minuman manis fruktosa pada tingkat kalori yang seharusnya mempertahankan berat badan mereka. Sebaliknya, sensitivitas insulin menurun dan lemak perut meningkat.
2. Kadar gula darah meningkat
Selain meningkatkan berat badan, kalori gula cair dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2.Â
Orang yang mengonsumsi 1-2 minuman manis per hari 26% lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2 daripada mereka yang minum 1 atau lebih sedikit minuman manis per bulan.
Selain resistensi insulin dan diabetes, asupan minuman manis juga sering dikaitkan dengan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). Ketika kita mengonsumsi lebih banyak fruktosa daripada yang dapat disimpan hati sebagai glikogen, fruktosa ekstra diubah menjadi lemak.
 Bagian dari lemak ini disimpan di dalam hati yang dapat mendorong peradangan, resistensi insulin, dan penyakit hati berlemak. Resistensi insulin dan masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan asupan gula cair yang tinggi sering dimulai sejak masa kanak-kanak dan remaja.
3. Peningkatan risiko penyakit jantung
Gula cair juga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan jantung. Asupan fruktosa yang tinggi meningkatkan kadar trigliserida dan molekul lemak lainnya dalam aliran darah. Jumlah tinggi lemak dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit jantung.Â