Mudik, satu kata berjuta rasa. Makna mudik tidak hanya sekadar pulang ke kampung halaman. Sebagian besar masyarakat menjadikan pulang ke kampung halaman sebagai salah satu momen krusial untuk menyambut lebaran, terutama bagi para perantau di kota besar. Kampung halaman akan selalu menjadi rumah yang dirindukan. Tahun 2022 ini, pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat untuk mudik lebaran walaupun pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir. Adanya aturan baru ini tentu disambut dengan penuh sorai oleh sebagian besar masyarakat. Akhirnya, momen yang selalu ditunggu bisa kembali dilakukan dengan tetap harus menjaga protokol kesehatan. Biasanya, perjalanan mudik selalu punya cerita seru di dalamnya.
Begitu pula yang terjadi di keluargaku. Kami sudah merencanakan untuk pulang kampung tahun ini. Aku dan keluarga memilih kereta api sebagai transportasi mudik kali ini agar terhindar dari kemacetan di jalan Tol.
"Kak, nanti kamu yang ke stasiun beli tiketnya, ya." Ucap Ayahku.
"Udah bisa lewat ponsel, Yah." Jawabku.
"Pembayarannya gimana?"Â
"Ada aplikasi BRImo yang menyediakan pelayanan pembayaran tiket kereta api. Pokoknya Ayah terima beres deh!" Jelasku pada Ayah. Ayah hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Sebagai orang yang tidak suka menyimpan banyak uang tunai di dompet, aku sudah terbiasa melakukan berbagai transaksi menggunakan BRImo. Seperti kali ini, aku membayar tiket kereta api untuk perjalanan mudik ke rumah Nenek dan juga tiket untuk pulang nantinya. Bukti pembayarannya tentu tersimpan disana. Aku juga tidak perlu khawatir dengan catatan transaksiku karena di dalam aplikasi BRImo juga tersedia fitur cek mutasi saldo hingga satu tahun. Semua transaksi yang pernah dilakukan akan tercatat secara detail.
Perjalanan mudik yang kami tempuh memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan. Punggung rasanya cukup pegal karena kami menggunakan kereta api kelas ekonomi. Setelah tiba di stasiun, kami langsung disambut oleh adik dari Ayahku yang siap mengantar kami menuju rumah Nenek. Aku biasa memanggilnya Om. Iya, beliau lah yang tinggal bersama Nenek selama ini. Satu-satunya nenek yang masih kami punya. Beliau sangat senang mendengar kabar kepulangan kami. Mudik lebaran adalah rutinitas keluargaku setiap tahun menjelang hari raya idulfitri. Namun, sudah 2 tahun lamanya kami tidak mengunjungi rumah nenek sebab pandemi Covid-19. Rasanya haru sekali tahun ini kami bisa kembali berkumpul. Aku juga sudah rindu dengan suasana khas pedesaan.
"Mampir ke warung yang jual pulsa dulu ya, Dik." Pinta Ayahku kepada adiknya.
"Oke, Bang." Sanggup Sang Adik. Mendengar obrolan tersebut aku langsung ikut menjawab, "Tidak perlu, Om. Nanti pulsanya Ayah aku beli lewat BRImo, aja."
"Memangnya bisa?" Sahut Ayah tampak heran.