Menariknya, di dekat rumah kos kita ada pos kamling, setelah sholat Tarawih biasanya banyak bocah kompleks yang bermain petasan, tentunya ditemani Ayahnya, membuat suasana malam Ramadhan menjadi tidak hening sehingga kita tidak terlalu takut apabila keluar malam.
Namun, Aku dan Rana tidak menjalani Ramadhan satu bulan penuh di tanah rantau. Esok hari adalah pertengahan bulan Ramadhan, kita memilih untuk pulang kampung. Kita memilih untuk menggunakan moda transportasi kereta api. Kita selalu antusias untuk naik kereta di bulan Ramadhan sebab biasanya difasilitasi dengan menu berbuka puasa gratis. Dan, ternyata, oh ternyata, saat itu tidak ada. Untung saja kita sudah membawa bekal sendiri sehingga kita tetap bisa berbuka puasa di dalam kereta api.
Flashback sedikit, kita pernah dalam perjalanan pulang dengan kondisi berpuasa, namun hanya membawa sebungkus roti, dan di saat waktu berbuka tiba, kita menyaksikan seseorang di seberang kursi sedang melahap ayam bakar dengan aroma yang sungguh nikmat. Sejak saat itulah kita akan selalu membawa makanan berat untuk berbuka puasa. Bulan Ramadhan memang selalu terisi dengan hal-hal unik. Walau begitu, kedamaian Bulan Ramadhan akan selalu lebih terasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H