***Â Â
Â
Kasatria dan iblis, Pantaskah bersanding? Aku tak mengerti mengapa ia memilihku. Aku tak mengerti mengapa ia menginginkanku. Apakah ia sang iblis terobsesi akan sesuatu. Terobsesi pada kenangan yang tak dapat ia katakan padaku. Aku bisa merasakannya. Aku bisa mengenalinya. Kau lupa, aku berbeda.Â
Â
Semenanjung Malaka berembun. Fajar di arah timur tidaklah sama. Tidak akan ada mentari selama kau masih berteguh hati menutup matamu. Tidak akan ada mentari yang menghangatkan tubuhmu selama kau bersikukuh untuk tidak menerima kenyataan. Dosa adalah dosa. Noda adalah noda. Tidak akan ada dosa yang terhapus hanya karena kau memohon pengampunan dalam semalam. Tidak akan ada noda yang menghilang selama kau belum mengijinkan hatimu untuk menerimanya. Akuilah keburukanmu, akuilah. Tak perlu risau bila banyak pasang mata memandangmu rendah. Tak perlu risau bila mereka serentak mempergunjingkanmu di balik layar yang elok. Tak perlu risau kawan. Bersyukurlah setidaknya kau mengetahui kebenarannya sebelum kau sendiri menghembuskan napasmu untuk terakhir kali. Ada masa dunia berputar sebagaimana mestinya. Ada masa dunia berhenti dan menjeda putarannya hanya untuk melakukan ritual khusus. Ritual itu aku `kan?Â
Â
***
Â
Bumi - bulan - matahari - semesta masihlah sama. Bumi - bulan - matahari, aku mengaku bahwa aku seorang pendosa. Bumi - bulan - matahari, bersandinglah denganku iblis setidaknya selama aku belum menemukan apa yang kucari.Â
Pemutus perjanjian, Di mana aku harus memulainya?Â
Â