Mohon tunggu...
Dwikorahardo Histiajid
Dwikorahardo Histiajid Mohon Tunggu... profesional -

Saya bukan orang pintar dan bukanlah seorang penulis, Saya bukan sarjana. Namun ijinkanlah saya untuk belajar menulis. Saya adalah Senior Art Director di sebuah perusahaan EO, sebelumnya di Advertising Agency dan Food Supplement. Sebelumnya juga pernah sebagai editor di pets magazine, marketing dan trader perdagangan berjangka, di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Classic Disco? Oh Yeaaahh!

22 Maret 2010   16:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:47 13349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Check satu nomor disco berikut, oke banget:

Sumber: YouTube; fritz5152 — November 10, 2009 — La Bionda - One for you, one for me 1978


 

Classic Disco? Oh Yeaaahh! Itulah ungkapan spontanitas saya, jika ada teman-teman yang mengajak saya berdisko klasik di klub-klub di Jakarta, atau hanya memutar mp3-nya, atau sekedar berdiskusi tentang musik disco saja, saya senang sekali.


 

Ya, musik disco adalah salah satu genre musik yang saya suka. Lagu, komposisi,  irama, beat dan aransemennya terdengar serasi dan enak sekali, asyik untuk bergoyang, terutama lagu-lagu disco era '70-an dan '80-an, dengan; Bola disco gemerlapan, baju ketat, rambut kribo, celana cutbray, penampilan kinclong dan sepatu roda, yang mana atribut-atribut tersebut mewakili genre-nya pada masa itu.


 

Disco di era '90-an awal masih okelah. Namun pada era seterusnya, disco sudah memasuki sub-genre baru, yakni; house music, dan untuk disco genre ini saya sudah tidak suka lagi, karena saya sudah sulit untuk bisa menikmatinya. Menurut saya, disco pada genre house ini telah banyak meninggalkan manisnya irama disco, dan beat-nya dibuat untuk bisa menyesuaikan pada kebutuhan otak orang akan beat dalam keadaan pengaruh psikotropika. Dan orang yang otaknya sedang dalam pengaruh psikotropika, maka disco house ini akan bisa dinikmati.


 

Dulu, sekitar '75 - '80, sewaktu saya masih anak-anak, kalau Bapak dan Ibu saya sedang pergi, saya mengumpulkan teman-teman di rumah dan mengajak mereka berdisco. Lalu saya bikin minuman es sirup dan menyediakan makanan ringan untuk teman-teman saya. Ceritanya kepingin bikin pesta-pestaan. Lagu disco yang saya putar waktu itu adalah: Funky Town (Lipps Inc.), One for you, one for me (La Bionda), Falling in love with Summertime (Tina Charles), River of Babylon (Boney M),  Mandolay, Plastic Doll, dan lain sebagainya. Menikmati sekali saya dan teman-teman waktu itu. Sebuah kenangan yang indah.


 

Disco adalah musik yang dinamis, iramanya sanggup menggerakkan seluruh anggota badan. Disco dance bisa digunakan untuk berolah-raga. Jika kita berdisco, dijamin pasti keringatan, semua otot-otot bergerak meregang, tubuh menjadi tambah atletis. Sangat menyehatkan. Bahkan Para dokter di Amerika Serikat telah mendapati manfaat dari disco bagi kesehatan, bahwa salah satu lagu disco, yakni; "Stayin' Alive" dari Bee Gees pada 1977, merupakan irama lagu dengan beat yang ideal untuk diikuti saat menampilkan tekanan/pompaan pada dada korban serangan jantung, di monitor CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Asosiasi Jantung Amerika Serikat menentukan kompresi pada dada di monitor CPR, idealnya adalah sebesar 100/menit, sedangkan lagu disco di atas beatnya, yakni 103/menit. Dekat sekali, kan?

 


Sekilas Disco


Dulu, disco diklaim sebagai musiknya kaum homo di Amerika Serikat. Di dalam bar atau diskotek, para gay sudah berani secara terbuka mengekspresikan identitas seksualnya.

Simon Frith berkata dalam buku Sound Effects; "Youth, Leisure, and the Politics of Rock ‘n' Roll", disko itu musik dengan bar tunggal, mobilitas seksual, pengelanaan heteroseksual, masa bebas akhir pekan, dan fantasi-fantasi yang fana.

Dansa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun