Mohon tunggu...
Dwiky Mahendra
Dwiky Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Politik UI 2021

1:13:58

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perjuangan Lintas Batas Lintas Benua, Dukungan Palestina Bergemuruh di Negeri Kanguru

12 Desember 2024   11:08 Diperbarui: 12 Desember 2024   11:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto perkemahan mahasiswa simbol dukungan terhadap rakyat Palestina (Sumber: The Guardian/Jessica Hromas)  

Tahun 2024 menjadi salah satu tahun paling panas dalam dinamika perpolitikan global. Mulai dari pemilu yang terjadi di beberapa negara, memanasnya isu-isu global, hingga pembahasan mengenai konflik dan penjajahan modern seperti yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap Palestina yang tidak akan habis pembahasannya seiring bergantinya tahun. 

Kekejaman yang dilakukan oleh Israel lewat serangan pada Oktober tahun lalu menewaskan hampir 42.000 orang, 1,9 juta orang mengungsi, dan menyebabkan 500.000 orang lainnya mengalami kerawanan pangan parah ini memantik empati dan dukungan masyarakat yang tersebar di berbagai negara untuk menekan dunia internasional membuat tindakan tegas dalam menindaklanjuti adanya tragedi kemanusiaan ini. Salah satu bentuk dukungan terhadap Palestina ini juga dilakukan oleh kelompok masyarakat dari berbagai latar belakang di Australia (Wind, 2024).

Ribuan pendukung Palestina di Australia menggelar aksi protes pada Minggu, 6 Oktober 2024, untuk mengecam serangan brutal Israel yang terjadi setahun lalu. Demonstrasi besar ini berlangsung di Sydney, Melbourne, dan Adelaide di tengah pengamanan ketat dari kepolisian. Di Melbourne, massa berkumpul di Flinders Street Station dan berlanjut melakukan pawai melewati Swanston Street dari State Library. Di Adelaide, ratusan demonstran berkumpul di depan Gedung Parlemen Australia Selatan untuk menyampaikan aspirasi mereka. 

Di Sydney, demonstran mengkritik para pemimpin Australia, termasuk Perdana Menteri Anthony Albanese, Menteri Luar Negeri Penny Wong, serta media-media, atas kurangnya respons aktif mereka mengenai isu Palestina ini. Menurut laporan The Guardian, sekitar 10.000 orang yang berpartisipasi dalam aksi ini berlangsung secara damai dan mematuhi arahan polisi. Gerakan dukungan ini juga meluas hingga ke lingkungan kampus. 

Kehadiran mahasiswa sebagai kelompok intelektual dalam perjuangan suatu isu selalu memiliki peran penting di berbagai negara  Dalam konteks perjuangan kemerdekaan Palestina, mahasiswa-mahasiswa di Australia melakukan aksi unjuk rasa yang terkonsentrasi di intra kampus guna mendorong petinggi universitas untuk mengungkapkan, melepaskan, dan memutus hubungan dengan produsen senjata yang terkait dengan Israel, dengan alasan hal itu membuat mereka terlibat dalam perang di Gaza. 

Demonstrasi ini tersebar di beberapa kampus lewat aksi unjuk rasa yang dilanjut dengan perkemahan di gedung kampus selama beberapa hari sebagai bentuk sikap resisten dan solidaritas mereka terhadap warga Palestina di tengah perang Israel-Gaza. Aksi kemah ini bermula pada bulan April 2024 di Universitas Sydney, kemudian menyebar ke beberapa kampus lain seperti Universitas Queensland, Universitas Adelaide, Universitas Nasional Australia di Canberra, RMIT di Melbourne, dan Universitas Curtin di Australia Barat (Cassidy & Ittimani, 2024). 

Dalam konteks studi ilmu politik,  aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat Australia dengan turun ke jalan termasuk dalam bentuk partisipasi politik masyarakat sipil sebagai upaya mendorong pihak-pihak yang berkuasa untuk melakukan tindakan demi mengubah suatu kondisi yang dianggap penting. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap bidang politik, kini bentuk partisipasi publik tidak hanya bersifat tradisional dengan cara ikut aksi turun ke jalan. 

Namun, muncul gerakan-gerakan digital yang ikut menyebarluaskan pemahaman mengenai isu Palestina ini ke berbagai pelosok dunia hanya dengan memanfaatkan jaringan internet di ponsel yang kita pegang (Sammak & Brown, 2024). Kebangkitan media sosial di era sekarang telah memainkan peran penting dalam memobilisasi dukungan terhadap suatu gerakan salah satunya seperti gerakan pro-Palestina di Australia ini. Sekarang gerakan demonstrasi tidak hanya bersifat hierarkis dimana mobilisasi diinisasi oleh seorang pemimpin formal dalam sebuah organisasi. 

Lewat keterbukaan di media sosial, setiap individu dapat merespons peristiwa konflik Israel-Palestina ini lewat platform seperti X, Facebook, dan Instagram untuk berbagi informasi, mengorganisir acara, dan memperkuat suara rakyat Palestina dengan tagar-tagar tertentu sepert #FreePalestine sebagai simbol dalam mengekspresikan pendapat mereka mengenai isu terkait (Anisa et al., 2023). 

Selain mendorong adanya gerakan yang bersifat organik di tingkat individu, perkembangan teknologi informasi ini juga memberikan kemudahan bagi organisasi-organisasi yang bertujuan menagdvokasi isu Palestina di Australia dapat berkembang, salah satunya seperti Australia Palestine Advocacy Network (APAN). APAN berfokus pada advokasi, pendidikan, dan kampanye untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina, termasuk melalui pemanfaatan media digital. 

APAN secara aktif menggunakan platform digital, seperti situs web, media sosial, dan buletin elektronik, untuk menyediakan informasi berbasis fakta terkait isu Palestina. 

Mereka mempublikasikan berita terkini, analisis, dan sejarah konflik Palestina-Israel dengan tujuan melawan disinformasi dan narasi bias yang sering muncul di media arus utama. APAN juga menjalankan kampanye media sosial untuk meningkatkan kesadaran publik dan membangun solidaritas seperti menggunakan tagar-tagar populer untuk memperkuat pesan pro-Palestina dan mendukung kampanye internasional yaitu gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS), sebuah gerakan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan tentara Zionis Israel. 

Selain itu, APAN seringkali mengorganisir petisi online untuk mendorong perubahan kebijakan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, APAN berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan memobilisasi dukungan yang lebih besar untuk gerakan pro-Palestina. Upaya mereka membantu menciptakan ruang diskusi yang lebih inklusif dan kritis di ruang publik digital mengenai isu Israel-Palestina ini. 

Dengan demikian, isu mengenai konflik Israel dan Palestina merupakan isu yang tidak hanya menyangkut kepentingan kedua negara maupun regional. Namun, sudah menjadi agenda kemanusiaan yang harus disuarakan di berbagai negara secara terus menerus salah satunya di Australia. Gerakan pro-Palestina disana ditunjukkan oleh puluhan ribu orang di berbagai kota lewat aksi turun ke jalan yang menuntut pemerintah setempat untuk melakukan tindakan-tindakan dalam mendukung dan membantu rakyat Palestina. 

Gerakan pro-Palestina ini tidak hanya menyasar pada masyarakat secara luas, tetapi juga secara khusus menyasar elemen mahasiswa. Keterlibatan mereka diimplementasikan dengan menuntut pihak universitas masing-masing melakukan pengungkapan dan divestasi dari semua kegiatan universitas yang mendukung Israel. Selain gerakan demonstrasi secara langsung, masifnya perkembangan teknologi informasi di era sekarang, memberikan ruang yang lebih besar bagi masyarakat dalam mengekspresikan isu ini lewat platform-platform baik di media sosial maupun website.

Lewar platform tersebut masyarakat dapat mengekpresikan dukungannya, saling berbagi informasi, dan saling memperkuat suara dalam memperjuangkan hak-hak penduduk Palestina dan penekan dunia internasional untuk menghukum zionis Israel atas perlakuan keji yang mereka lakukan kepada penduduk Palestina. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun