Mohon tunggu...
Dwike Aryanti
Dwike Aryanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membedah Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Summer In Seoul"

25 Februari 2018   19:00 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:38 4591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandy juga tergambarkan sebagai anak yang sayang terhadap orang tuanya dan memiliki hubungan yang sangat baik bersama orang tuanya. Dan juga, saat kejadian kebakaran yang menimpa apartment Sandy, dapat tertuliskan dengan begitu jelas bahwa Sandy tidak ingin kedua orang tuanya khawatir.

"...Ia baru akan mencabut baterai ponsel itu ketika ia merasa harus menelepon ibunya untuk memberitahu ia akan segera sampai di rumah. Walaupun Sandy tinggal di Seoul dan orangtuanya di Jakarta, mereka sering menelepon dan mengecek keberadaannya. Tadi ibunya malah sudah sempat menelepon untuk menanyakan kenapa Sandy belum sampai di rumah.Ia membuka ponselnya kembali dan menekan angka satu yang akan langsung terhubung ke rumah orangtuanya di Jakarta...." (Hal.8, Satu)

 ".... Orangtuaku ada di Jakarta. Kurasa mereka tidak akan tahu tentang gedung apartemen yang terbakar di Korea. Aku juga tidak ingin membuat mereka khawatir. Lagi pula sekarang sudah larut sekali....." (Hal.94, Sembilan)

Dari apa yang saya lihat pada bagian di atas, Sandy adalah gadis yang tidak ingin orang tuanya khawatir, terlebih mengingat dirinya tinggal jauh dari orang tuanya. Meski di saat dia tengah lelah dan sedikit stress karena beberapa masalah, namun dia masih menyempatkan diri untuk menelepon orang tuanya. Dia bahkan sampai menjadikan nomor rumah orang tuanya di nomor satu panggilan cepat, yang mana menandakan bahwa orang tuanya adalah yang utama.

Secara keseluruhan cerita ini berlatarkan di Seoul, Korea Selatan. Namun hal ini tidak membuat Indonesia yang menjadi latar belakang kelahiran Sandy tidak digunakan. Latar Indonesia digunakan pada bagian mendekati akhir novel, juga menjadi latar pertemuan Jung Tae-Woo dengan orang tua Sandy, meski pertemuannya tidak dijelaskan secara terperinci. Namun, secara penggambaran Sandy sebagai seorang gadis yang memiliki darah Indonesia, tidaklah terlalu tergambarkan. Hal ini mungkin terjadi karena Sandy tinggal di Indonesia hanya sewaktu kecil dan hanya kembali ke Indonesia sesekali. Meski seperti itu, dia mampu berbahasa Indonesia dengan lancar.

Sebuah cerita romance, tentunya tidak akan dapat berjalan jika tidak ada pemeran pria yang menjadi pasangan hati pemeran utama wanita, Jung Tae-Woo. Tentu saja, Jung Tae-Woo menjadi bagian penting cerita ini, sebagai inti dari permasalahan utama yang dihadapi oleh Sandy. Jung Tae-Woo merupakan penyanyi solo terkenal di Korea yang digosipkan gay oleh media yang membuatnya meminta bantuan kepada Sandy untuk menjadi pacar pura-puranya untuk emngurangi rumor itu.

Sosok Jung Tae Woo di sini merupakan seorang pria yang tampan, pandai bernyanyi, pemain piano yang hebat, dan juga penuh karisma, terbukti dari banyaknya fans yang menunggunya setelah 4 tahun tidak ada kabar. Dari sudut pandang ku pun, dia pun merupakan seseorang yang begitu mudah khawatir jika itu sangat berhubungan dengan Sandy, tergambarkan dalam narasi penulis mengenai penampilan Tae-Woo setelah mendengar keadaan apartment Sandy.

"Tangan Tae-Woo langsung menyentuh kepalanya. Ia baru menyadari rambutnya acak-acakan. Ia baru ingat ia tadi sedang mengeringkan rambut ketika melihat berita kebakaran itu di televisi. Saking paniknya, ia langsung melesat keluar tanpa memikirkan penampilan." (Hal.94, Sembilan)

Memang wajar bagi seorang cowok jika mendengar kabar buruk mengenai gadis yang di sukainya sedang dalam masalah, langsung menghampiri gadis itu tanpa peduli dirinya. Sama di saat dia mendengar kabar bahwa Sandy mengalami kecelakaan pesawat, dia yang saat itu baru kembali dari Amerika Serikat segera mengambil penerbangan pertama yang bisa di dapatnya ke Jakarta.

Tae Woo pun tergambar sebagai sosok pria yang perhatian dan cukup romantis, yang akan melakukan segala hal demi orang yang disayanginya. Saat Sandy memintanya untuk bermain piano, maka dia akan bermain piano. Jung Tae-Woo pun pernah memberikan kejutan ulang tahun untuk Sandy. Dia membawa Sandy makan ke sebuah hotel berbintang, menyiapkan kembang api khusus untuk Sandy, dan juga menyanyikan sebuah lagu spesial untuk Sandy.

"Kalau suatu saat nanti kau rindu padaku, kau mau memberitahuku?" tanya Jung Tae-Woo.

"Supaya aku bisa langsung berlari menemuimu," jawab Jung Tae-Woo ringan. (Hal.135, Tiga Belas)

"Sudah lewat tengah malam. Jadi hari ini hari ulang tahunmu," kata Jung Tae-Woo. "Kau bahkan tidak sadar ya? Berarti kejutan yang sudah kusiapkan bisa dikatakan berhasil?"

Sandy tertegun, lalu tertawa. "Astaga, jadi makan malam tadi, bunga, kembang api,dan ponsel ini, semua itu untuk merayakan ulang tahunku?" (Hal.112, Sebelas)

Dari percakapan di atas telah tergambarkan dengan begitu jelas bagaimana romantisnya seorang Jung Tae-Woo. Bunga, makan malam mewah, kembang api, handphone baru, semua hal yang dilakukannya dan tiberikannya kepada Sandy telah lebih dari romantis.

Meski masalah mengenai kakak Sandy, Lisa, sempat menjadi penghalang antara hubungan Sandy dengan Tae-Woo, namun hal penyelesaiannya dijelaskan tidak secara terperinci. Penulis hanya menyebutkan:

"...Ia juga menggunakan kesempatan itu untuk lebih mengenal kedua orangtua Sandy. Setelah mengenal mereka secara pribadi, ia baru mengetahui dengan pasti bahwa sebenarnya kedua orangtua Sandy tidak membencinya karena kejadian empat tahun lalu." (Hal.162, Enam Belas).

Di atas telah disebutkan oleh penulis bahwa Jung Tae-Woo baru mengetahui dengan pasti bahwa orang tua Sandy tidaklah membencinya. Dari sudut pandang saya dan apa yang saya dapatkan saat membaca novel ini, alasan kenapa orang tuanya terus menyalahkan Tae-Woo atas kepergian Lisa adalah karena hati mereka yang masih belum bisa menerima kepergian anak mereka, di saat sepasang suami istri kehilangan anaknya, mereka butuh seseorang untuk disalahkan atas hal itu, membuat mereka berpikiran sempit dan tak mau melihat kenyataan apa yang terjadi saat ini. Sandy sendiri pun sempat menyebutkan pemikirannya mengenai orang tuanya yang terus menyalahkan Jung Tae-Woo atas meninggalnya Lisa. Saat itu, dia dan mamanya sedang berbicara melalui telepon dan mamanya terus mengomelinya karena dia masih berurusan dengan Jung Tae-Woo sampai mamanya kembali mengungkit-ngungkit masalah Lisa. Berikut penggalan pemikiran Sandy yang dituliskan oleh Ilana Tan:

"Pada dasarnya ibunya bukan orang yang berpikiran sempit, Sandy tahu itu. Ibunya bukan orang yang suka berandai-andai......" (Hal.138, Tiga Belas)

Tokoh selanjutnya ada Lee Jeong-Su. Kemunculan dia dalam ini lumayan banyak, dan juga menjadi bagian penting dalam cerita. Lee Jeong-Su adalah mantan Sandy yang meningalkan Sandy untuk wanita lain, namun, dalam cerita ditunjukkan bahwa dia berharap bisa mendapatkan kesempatan kedua dari Sandy.

""Soon-Hee, bisakah kau memberiku kesempatan sekali lagi?" Tanyanya......". (Hal.126, Dua Belas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun