Mohon tunggu...
Dwi Jati Marta
Dwi Jati Marta Mohon Tunggu... Administrasi - Kepulauan Bangka Belitung

Seorang pegawai di Lingkungan Pemerintahan Daerah yang mencoba mengembangkan opini melalui penulisan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Semenanjung Korea: Titik Api Nuklir dan Menguncang Dunia

13 Agustus 2024   14:20 Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Semenanjung Korea menarik perhatian media dunia akhir-akhir ini, bukan karena pemberitaan akan harapan terciptanya perdamaian sebagaimana pernah tercetusnya pasca-pertemuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Tahun 2018 lalu. Akan tetapi ketegangan kembali terjadi setelah Korea utara menutup diri terhadap Korea Selatan yang diperkirakan akan memicu ketegangan kembali. Semenanjung Korea telah lama menjadi salah satu titik panas geopolitik dunia, dengan ketegangan yang terus bergejolak antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang didukung oleh sekutu-sekutu internasional masing-masing. Ketegangan  Salah satu faktor yang paling menonjol dan berbahaya dari ketegangan ini adalah ancaman nuklir dari Korea Utara. Dengan kemampuan senjata nuklir yang terus berkembang, Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran besar bagi perdamaian dan stabilitas global.

Sejarah Nuklir di Dunia

Senjata nuklir pertama kali dikembangkan selama Perang Dunia II dengan Proyek Manhattan oleh Amerika Serikat, yang berujung pada pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945. Setelah itu, senjata nuklir menjadi simbol kekuatan militer dan alat tawar-menawar politik, dengan berbagai negara, termasuk Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan China, mengikuti jejak Amerika Serikat dalam mengembangkan kemampuan nuklir mereka sendiri. Perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin membawa dunia pada ambang kehancuran, dengan konsep "Mutual Assured Destruction" (MAD) menjadi pencegah utama dari konflik nuklir skala penuh.

Dampak Positif dan Negatif Nuklir

Senjata nuklir, meskipun sangat merusak, juga memiliki dampak positif dalam bentuk pencegahan konflik besar melalui ancaman timbal balik. Kekuatan penghancur dari senjata nuklir telah membuat negara-negara adidaya berpikir dua kali sebelum terlibat dalam perang skala penuh. Namun, dampak negatifnya jauh lebih besar, termasuk risiko kehancuran masif, kontaminasi radioaktif yang dapat berlangsung selama ribuan tahun, serta biaya moral dan etika yang terkait dengan penggunaan senjata yang bisa memusnahkan jutaan nyawa dalam sekejap. Selain itu, proliferasi senjata nuklir menimbulkan risiko bahwa teknologi ini dapat jatuh ke tangan aktor-aktor non-negara, seperti kelompok teroris.

Program Senjata Nuklir di Korea Utara

Korea Utara mulai mengembangkan program senjata nuklirnya pada akhir 1980-an dan melaksanakan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 2006. Sejak saat itu, Korea Utara telah melakukan beberapa uji coba nuklir dan pengembangan teknologi rudal balistik, yang meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh mereka. Program nuklir Korea Utara dipandang sebagai cara bagi negara tersebut untuk memastikan kelangsungan hidup rezimnya, memperoleh pengaruh di kancah internasional, dan menangkis ancaman dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Melihat ke belakang, pemikiran Kim Il-sung, pendiri Korea Utara, memengaruhi dan mendominasi inisiatif pengembangan nuklir Korea Utara. Dia percaya bahwa tindakan yang dia lakukan akan membawa keuntungan strategis, simbolis, dan teknologi yang diperlukan untuk mewujudkan Korea Utara yang kuat dan makmur dalam jangka panjang. Selain itu, Kim Jong-il, putra sulung Kim Il-sung, yang akan menjadi pemimpin Korea Utara berikutnya, sangat tertarik untuk membangun program nuklir (Kompas.com, 12 Juni 2018).

Kim Jong Un, yang menjabat pada awal 2012 setelah ayahnya, Kim Jong-il, meninggal pada 2011, tidak berhasil mencegah Korea Utara untuk berhenti mengembangkan program nuklirnya, bahkan membuat keadaan keamanan di Semenanjung Korea semakin memburuk. Secara politis, nuklir, terutama senjata nuklir, memberi Korea Utara daya tawar dalam menghadapi dunia internasional dan membantu mempertahankan rezim yang dapat meningkatkan dukungan domestik dan menangkal potensi ancaman dari luar, terutama dari AS dan Korea Selatan. Namun demikian, nuklir Korea Utara, termasuk persenjataan rudalnya, telah menimbulkan perhatian internasional pada saat yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun