Mohon tunggu...
Dwi Haryanti
Dwi Haryanti Mohon Tunggu... Relawan - Bukan Pewayang

Tulislah apa yang bisa kau tulis, Kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, yang penting mah seneng.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Ini Belom Usai

17 November 2021   23:29 Diperbarui: 18 November 2021   00:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Jadi, hal itu perlu benar-benar mendapat perhatian secara lebih bagi setiap elemen masyarakat agar bisa lebih survive dalam menjalani kehidupan.

  • Sumber Daya Manusia

Semakin bertambahnya usia bumi, semakin beragam dan berkembang  juga isinya, baik itu dari sisi perkembangan suatu zaman atau generasinya.

Mungkin kita sudah tidak asing dengan sebutan Generasi Milenial. Dikutip dari Kominfo.go.id Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe.

Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers merupakan pemandu atau sasaran konsumen dari produk teknologi yang berkembang, produksi-produksi itu akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan produk teknologi itu sendiri.

Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul, mangatakan "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi,".

Millenial ialah generasi umat manusia yang mulai hidup pada masa-masa dimana teknologi mulai memiliki relasi dengan kehidupan masyarakat. 

Millenial memiliki pola hidup, sumber mata pencaharian, kebutuhan, dan cara berfikir yang tidak sama dengan umat manusia pra-digital. Saat ini masyarakat mulai bergerak ke-arah modernisasi sebagai buah dari cara berfikir yang baru , dimana sekarang tidak sedikir orang berkejar-kejaran mengembangankan serta menuangkan apa yang ada dalam fikirannya.  

Melihat hal itu tentu menjadikan kita sebagai bagian dan pengamat dari generasi ini menjadi ikut termotivasi dan miris. Terlepas dari sisi positifnya berlomba-lomba menuangkan kreatifitas, tapi juga mengabaikan sisi krusial yang lain, seperti persaudaraan antar manusia, empati terhadap hewan, lingkungan, dsb.

Menjaga keseimbangan dari berbagai hal merupakan pengupayaan yang harus terus dipaksakan, baik orang muda atau tua harus semakin melebarkan mata hati dan juga mata kepala, tidak hanya memikirkan masa depan tapi juga masa kini dan elemen disekitarnya. Sadar bahwa ada yang lebih penting dari hanya mengikuti perkembangan zaman yaitu menjalani kehidupan dengan berasaskan kemanusiaan yang beradab dengan sungguh-sungguh dan benar.

Karena, kalimat dari sila ke dua ini merupakan tonggak dari kehidupan Manusia yang sesungguhnya, manusia yang menghargai sesama, antar agama, antar budaya, faham tata krama terhadap Tuhan dan semua ciptaannya, tata krama dalam menjalani kehidupan, tahu mana hal yang harus diikuti lebih dulu dan belum perlu. Kemanusiaan yang luhur (beradab) serta membumi (berbaur dengan sekelilingnya).

  • Disaat mulai banyaknya orang berpacu menjadi manusia yang berkembang dan maju, sosok dari Pahlawan yang didongengkan sejak dini ini masih dibutuhkan ga sih?

Indonesia-pun pada saat ini mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terus maju, namun sadar atau tidak hal itu sedikitnya berpengaruh pada apa yang telah menjadi ciri khas atau asas dari terbentuknya Indonesia sendiri yaitu Kekeluargaan.

Dimana banyak orang sibuk menjadi manusia maju di masa depan tapi melupakan apa yang ada disekitarnya, apalagi jika sampai mengabaikan jasa-jasa pendahulunya yang bahkan memiliki keberanian memerangi berbagai bentuk dan jenis kedzoliman dengan cara apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun