Mohon tunggu...
Dwi Haryanti
Dwi Haryanti Mohon Tunggu... Relawan - Bukan Pewayang

Tulislah apa yang bisa kau tulis, Kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, yang penting mah seneng.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenang Gugurnya Imam NII (Mata Pisau Dibalik Pascaproklamasi)

30 Juni 2021   14:30 Diperbarui: 30 Juni 2021   14:36 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramoedya Ananta Toer - Sekali Peristiwa di Banten Selatan


Seorang yang ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) dengan membangun ormas bernamakan DI (Darul Islam)atau TII (Tentara Islam Indonesia). Yang membawa-bawa agama dalam khalayak umum. Bahkan omong dari omong, sebab keberanian berfikir dan bertindaknya ini, ia mengakhiri hidupnya, tidak bersamaan dengan kehendaknya. Pada 4 Juni 1962 Kartosoewirjo dan pengikutnya di daerah Gunung Sangkar dan Gunung Geber di Jawa Barat, ditangkap oleh Batalyon Kujang II Siliwangi, dan Pengadilan Mahkamah Militer menyatakan Kartosoewirjo bersalah dan menjatuhkan vonis hukuman mati.


Ntah bagaimana, hal tersebut sebenarnya cukup membuat penasaran dalam hati Penulis, kenapa harus sampai vonis mati? Apa agama begitu dilarang?


Bukankah agama itu Universal, dan agama itulah sumber  dari kedamaian? Apa yang salah?, dan bagian mana yang disalahkan?


Tragedi ini dimulai pada saat DI didirikan,  dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim (SM Kartosoewirjo)** di Desa Cisampang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.


Sebuah kisah yg mengambil latar tempat hampir seluruh tataran Indonesia menjadi saksi kebengisan penyalah gunaan agama yang dipertunjukan para pemberontak ke Masyarakat.


Latar belakang terjadinya Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) disetiap wilayah jarahan memiliki Pimpinan dan alasannya tersendiri. Meskipun Tujuan awal tetap karna besarnya rasa ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia.


- Pemberontakan DI/TII dipimpin Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di Jawa Barat
- Pemberontakan DI/TII dipimpin Daud Beureueh, di Aceh
- Pemberontakan DI/TII dipimpin Amir Fatah, di Jawa Tengah
- Pemberontakan DI/TII dipimpin Ibnu Hadjar, di Kalimantan Selatan
- Pemberontakan DI/TII dipimpin Kahar Muzakar, di Sulawesi Selatan


Bagai mata pisau, walaupun agama menjadi dasar pergerakannya, namun gerakan yang dilakukan berbalik jauh dengan ajaran yang sebenarnya.


Seperti kisah yang diabadikan Pram dalam Karyanya "Sekali Peristiwa di Banten Selatan" Salah satu tempat yang menjadi saksi sekaligus korban kekejaman pemberontakan Darul Islam. (yang saat itu menjadi wilayah kekuasaan Belanda, karna perjanjian Renvile (Jawa Barat)).


Pada saat itupun aparatur pemerintahan resmi tidaklah diam, hanya saja strategi yang ada memang belum maksimal sehinggal penanganan berjalan sangat alot.


Penganut atau anggota dari DI/TII ini diduga menafsirkan agama Islam secara kaku, atau bisa dibilang penganut fanatik. Hal itu dapat dilihat dari Pelarangan menjalankan budaya kesenian daerah seperti tapi pakkarena di Sulawesi Selatan tidak boleh dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun