Mohon tunggu...
dwi nugroho
dwi nugroho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Suwun atau Nuwun?

5 Februari 2016   19:09 Diperbarui: 27 September 2020   12:47 11515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bahasa menunjukan bangsa", mungkin ungkapan itu sudah tidak asing lagi untuk kita. ya, secara bodon (sederhana) seseorang bahasa seseorang menunjukan jati dirinya.

Misal; orang inggris menggunakan bahasa inggris, orang itali menggunakan bahasa itali, orang Indonesia bertutur menggunakan bahasa Indonesia pasti.

Namun, selain itu, orang Indonesia itu tak cuma bicara pake bahasa Indonesia, soalnya ada banyak sekali bahasa daerah (di luar bahasa anak alay). ahh intro-nya terlalu grambyang maklum nyobi (bahasa Jawa)

Langsung ke intinya saja ya. Suku Jawa itu adalah suku yang sangat besar jumlahnya, banyak banget pokoknya hehehehe....

dan suku Jawa pun penyebaranya sudah ke seluruh Indonesia, bahkan sampe Suriname yang dibawa saat masa pendudukan walandi (bahasa Jawanya belanda).

Meskipun keluar dari daerahnya, orang Jawa akan tetap berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa ketika berinteraksi dengan orang Jawa. heheheh......

ga cuma orang Jawa saja kayaknya, suku lain juga gitu....

Nah, dalam bahasa sehari-hari, ada salah kaprah. Salah kaprah yaitu bahasa yang salah namun sudah dimaklumi.

Kata tersebut adalah kata "Nuwun". yang artinya ungkapan terimakasih. Namun kata tersebut sekarang lebih sering bergeser menjadi "Suwun".

Kalau secara literer suwun itu berarti meminta. wehehehe jauh ya artinya Nuwun dengan Suwun.

Dulu ungkapan terima kasih "suwun" sering saya dengar dari teman-teman Jawa Timur, namun sekarang orang Jawa Tengah juga sering menggunakan kosakata tersebut. Katanya sih terpengaruh dari saudara di Jawa Timur.

Di sini saya bukanya sok ahli atau sok bener, lha wong saya juga cuma berpedoman kamus Baoesastra, itu hlo kamus bahasa Jawa.

Pernah suatu ketika di pagi yang cerah, saya membaca kalawarti/majalah berbaha Jawa Panjebar semangat terbitan Jawa Timur.

Nah di situ ada rubrik layang saka pamaca (translate: surat dari pembaca) termuat beberapa tulisan dari beberapa pembaca yang mengakhiri tulisan dengan ungkapan terima kasih "Matur Nuwun" bukan "Matur Suwun".

Berbekal kamus dan surat pembaca tadi saya berpendapat bahwa memang yang baku untuk ungkapan terimakasih adalah "Nuwun" bukan "suwun"...heheheh

Tulisan di atas hanya pendapat, terlepas dari suwun apa nuwun yang penting maksud penutur mampu diterima dengan baik oleh mitra tutur.

Dalam komunikasi yang terpenting adalah alur informasi yang mudah diterima oleh mitra tutur.

sekian dari saya, mohon kritik dan juga sarannya... sugeng sonten. nuwun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun