Mohon tunggu...
Dwi Rahayu
Dwi Rahayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dalam Bingkai Kapitalis vs Islam

22 Maret 2018   09:11 Diperbarui: 22 Maret 2018   09:55 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengembalikan peran perempuan dalam mendidik anak-anaknya agar dapat mencetak generasi yang cerdas dan sholeh. Gelar sarjana atau Pendidikan tinggi yang diraih perempuan bukan untuk mendapatkan pekerjaan, melainkan untuk modal mendidik anak-anaknya agar menjadi genersi yang unggul sebagaimana Ibunda para Ulama terdahulu.

Terkait dengan nafkah, perempuan sudah ditanggung oleh suaminya. Jika tidak ada karena sudah meninggal, maka menjadi tanggungan Ayahnya, jika tidak ada menjadi tanggungan saudara laki-lakinya, dan jika tidak ada menjadi tanggungan anak laki-lakinya yang sudah baligh. Dan jika tidak ada lagi, maka negara yang wajib menanggungnya.

Meski demikian, Islam sama sekali tidak melarang perempuan bekerja. Hukumnya tetap mubah. Hanya saja kemubahan ini tetap harus memperhatikan tugas dan tanggung jawab utamanya sebagai Istri dan Ibu. Jika suami mengijinkan istri bekerja dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai Ibu sekaligus pengemban dakwah, maka istri boleh mengambil peran itu. Dengan catatan tidak melanggar hokum syara'.

Tetap menutup aurat dengan sempurna, meminimalisir interaksi dengan lawan jenis, dan tidak mengambil waktu malam hari atau melebihi waktunya di rumah.Tetap saja kewajiban sebagai al-ummu wa rabbatul bait tidak boleh terabaikan.

Bukti bahwa Islam memuliakan perempuan adalah, ketika zaman Rasul ada seorang perempuan yang dilecehkan oleh Yahudi dengan cara menyingkap jilbabnya sehingga terlihat aurat dari perempuan tersebut. Kemudian perempuan tersebut berteriak dan di dengar oleh seorang mulim yang lewat. Akhirnya terjadilah perkelahian yang menyebabkan terbunuhnya Yahudi tersebut. Hal itu terdengar oleh Rasulullah dan Rasulullah mengusir seluruh kelompok Yahudi yang ada di wilayah Daulah.  

Ada sebuah hadist yang yang bisa menguatkan untuk tidak mengambil pekerjaan sebagai bintang iklan, terutama dalam system kapitalis. Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda,

"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: pertama suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk emukul manusia dan kedua para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian." (HR. Muslim no 2128)

So, campakkan kapitalisme dan kembali kepada Islam. Niscaya akan selamat di dunia dan akherat. Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun