Mohon tunggu...
Dwi DantyAisyah
Dwi DantyAisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hello im Dwi Danty Aisyah, i students in Maulana Malik Ibrahim Malang Islamic University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soekarno Komunis?

10 Oktober 2022   06:16 Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:40 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi ekonomi saat itu sebetulnya lagi parah dan sulit. Bahkan orang-orang banyak memakan nasi bubur gitu. Semua orang itu nggak ada lagi jadi satu barang harganya berapa dijual kepada siapa besok orang itu menjual lagi bisa kembali lagi kepada orang yang menjual pertama itu kata lain dari nyatut. 

Pegawai bank gajinya yang semestinya bagus tapi sedang krisis sehingga pernah menjual setrika, setrika listrik untuk memberi makan kepada anaknya, beras susah ditemukan, nilai uang merosot mengalami inflasi 600% itu jadi jatuhnya Bung Karno. Seandainya ekonominya baik maka bisa saja banyak orang yang pro Bung Karno setelah gestapu tapi orang semua sudah susah jadi karena ekonomi dan munculnya kekuatan anti komunis yang dipicu Trigger oleh pembunuhan berdarah itu. 

Setelah Soekarno digantikan oleh Soeharto pada saat itu Animo dari rakyat itu seperti apa mula-mulanya berharap banyak pada Pak Harto dan memang pekerjaan Pak Harto ekonomi akan cepat membaik tetapi lama kelamaan Soeharto berkuasa dia mulai melihat dirinya sebagai penguasa tidak sebagai tentara lagi, tadinya kan dia tentara dwifungsi pembenaran kekuasaan suara tapi lama-kelamaan dirinya sendirilah penguasa itu, bahkan dia menggunakan tentara dan kekuatan-kekuatan sipil terutama Golkar untuk berkuasa lama dan merencanakan putrinya itu untuk menjadi penggantinya. 

Bagaimana Soeharto berperan menjadi raja Jawa dari seorang Presiden Republik Indonesia karena terlalu lama berkuasa konsep kekuasaan di kepalanya itu adalah konsep Mataram. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun