Mohon tunggu...
Dwi Diah Fadilah
Dwi Diah Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertumbuhan, Perkembangan dan Perkembangan Psikomotorik

8 November 2024   05:38 Diperbarui: 8 November 2024   07:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang fundamental dalam kehidupan manusia, yang mencakup perubahan baik dalam aspek fisik maupun psikologis. Perkembangan psikomotorik khususnya, memainkan peran penting dalam pembelajaran karena melibatkan keterampilan gerak yang terkoordinasi.

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai proses peningkatan ukuran atau jumlah, baik pada sel, organ, maupun individu, bersifat kuantitatif dan tidak melibatkan penambahan struktur baru. Sebagai contoh, bertambahnya tinggi dan berat badan merupakan indikator pertumbuhan. Sementara itu, perkembangan mengacu pada perubahan kapasitas fungsional tubuh yang terjadi secara kualitatif, seperti kemampuan berjalan pada bayi yang berkembang dari berjalan tertatih-tatih hingga berjalan lancar. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan serta melibatkan perubahan pada struktur dan fungsi kognitif.

Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan terutama terletak pada fokusnya; pertumbuhan lebih pada perubahan fisik yang dapat diukur seperti berat dan tinggi badan, sedangkan perkembangan berfokus pada peningkatan kemampuan kognitif, sosial, dan emosional individu, yang sulit diukur secara langsung.

Fase-Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Periode Prenatal, Fase ini berlangsung sejak konsepsi hingga lahir, yang terbagi menjadi tiga tahapan: zigot (0-2 minggu), embrio (2 minggu hingga akhir bulan kedua), dan janin (bulan kedua hingga kelahiran).

  • Masa Bayi Baru Lahir, Pada tahap ini, bayi mengalami masa adaptasi terhadap dunia luar.
  • Masa Bayi (Babyhood), Berlangsung dari usia 2 minggu hingga 2 tahun, fase ini penting untuk pengembangan dasar kepribadian.
  • Balita, Rentang usia 2 hingga 5 tahun, di mana perkembangan fisik dan psikologis terjadi signifikan, terutama pada kemampuan sosial dan kognitif.
  • Masa Kanak-Kanak Awal (2-6 tahun), Anak-anak mulai belajar dasar-dasar perilaku sosial dan berinteraksi dengan lingkungannya.
  • Masa Kanak-Kanak Akhir (6-12 tahun), Pada tahap ini, perkembangan intelektual anak sangat pesat, anak mulai siap menerima pendidikan formal di sekolah.

Fase-Fase Pertumbuhan Remaja

Masa remaja merupakan periode transisi menuju kedewasaan yang dibagi menjadi tiga tahap:

  • Remaja Awal (10-13 tahun)

Ditandai dengan perubahan fisik dan emosional, perkembangan kognitif, serta peningkatan kesadaran diri.

  • Pertengahan Remaja (14-17 tahun)

Remaja mulai mengalami pencarian identitas diri dan menghadapi tantangan emosional serta sosial yang lebih kompleks.

  • Remaja Akhir (18 tahun ke atas)

Pada tahap ini, individu semakin matang secara fisik dan kognitif, memiliki identitas yang lebih solid, dan mulai merencanakan masa depan.

Teori Vygotsky

Lev Vygotsky seorang psikolog Rusia, menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Teorinya yang disebut teori sosiokultural, menyatakan bahwa lingkungan sosial berperan besar dalam membentuk cara anak belajar. Vygotsky memperkenalkan konsep Zona Perkembangan Proximal (ZPD), yang menunjukkan jarak antara kemampuan anak yang ada dan potensi mereka ketika mendapatkan bimbingan. Guru atau orang tua berperan sebagai fasilitator yang membantu anak untuk berkembang optimal dalam zona tersebut melalui dukungan (scaffolding).

Teori Jean Piaget

Piaget berfokus pada perkembangan kognitif yang melalui empat tahap:

  • Tahap Sensorimotor (0-2 tahun), Anak belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungannya.
  • Tahap Pra-Operasional (2-6 tahun), Anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolik namun belum logis.
  • Tahap Operasional Konkret (6-12 tahun), Anak mampu berpikir logis dalam situasi konkret.
  • Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas), Anak dapat berpikir secara abstrak dan menggunakan logika untuk memecahkan masalah yang kompleks.

Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik mencakup kemampuan mengontrol gerakan tubuh yang dikoordinasikan oleh sistem saraf pusat. Terdiri dari keterampilan motorik kasar (misalnya, berjalan, berlari) dan keterampilan motorik halus (seperti menggambar, menulis). Keterampilan ini penting dalam aktivitas sehari-hari dan mendukung kemampuan belajar anak. Keterampilan psikomotorik turut berperan dalam membangun rasa percaya diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan berperan dalam pembentukan konsep diri anak.

Pentingnya Perkembangan Psikomotorik dalam Pembelajaran

Perkembangan psikomotorik memungkinkan anak untuk memperoleh pengalaman belajar melalui aktivitas fisik, seperti menulis atau bermain bola. Keterampilan ini dapat meningkatkan kemandirian, adaptasi sosial, dan rasa percaya diri anak. Anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan lebih mudah berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, yang penting bagi proses belajar.

Perbedaan Individual dalam Pertumbuhan dan Perkembangan

Setiap individu memiliki perbedaan dalam aspek fisik, intelektual, dan psikologis. Faktor-faktor seperti bakat, minat, dan gaya belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar anak. Dalam kelas, guru perlu memperhatikan perbedaan ini dengan menyediakan program pembelajaran individual, program perbaikan bagi siswa yang lambat, atau program pengayaan bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik bagi Peserta Didik

Pemahaman mengenai perkembangan fisik dan psikomotorik dapat membantu guru dalam merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam konteks pendidikan anak, metode yang efektif adalah belajar melalui permainan, yang memungkinkan anak mengembangkan kreativitasnya. Pada remaja, penting bagi guru untuk memahami perubahan psikologis dan emosional yang terjadi, seperti pencarian jati diri dan pengendalian emosi. Dukungan yang tepat dari guru membantu siswa menjalani proses pembelajaran dengan efektif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun