Dalam konteks ini, penting untuk mengubah pandangan yang sudah ada tentang peran gender dalam pengelolaan keuangan keluarga. Laki-laki dan perempuan harus diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian keuangan keluarga. Pengambilan keputusan keuangan harus berdasarkan pada kemampuan dan pengetahuan, bukan gender. Selain itu, pendidikan keuangan keluarga dapat membantu dalam mengatasi masalah ini. Semua anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, perlu memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan. Ini akan membantu keluarga menghadapi situasi keuangan yang tidak biasa dan mengurangi kesalahan dalam mengalokasikan dana keluarga.
Sumber stress orang tua mempunyai pengaruh negatif langsung yang signifikan terhadap pola asuh. Menjadi orang tua dapat menjadi sumber stres bagi para ibu, karena para ibu dalam penelitian ini merasa bahwa memiliki anak membuat mereka tidak punya banyak pilihan dan kendali atas kehidupan mereka. Apalagi saat ini mengurus anak menyita banyak waktu dan tenaga, sehingga ibu hanya punya sedikit waktu istirahat.Â
Semakin buruk kualitas hidup ibu, maka stres orang tua akan semakin meningkat sehingga menyebabkan pengasuhan anak oleh orang tua  menjadi lebih negatif atau kasar, seperti  memukul, memarahi, dan memarahi anak. Memiliki keterampilan manajemen stres penting bagi setiap orang karena dapat membantu mencegah dan mengatasi stres. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi koping ibu pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola asuh.  Orang tua yang secara rutin dan terus-menerus mengalami berbagai situasi stres akan mendorong anaknya untuk bertindak sehingga menyebabkan stres tersebut menjadi kronis.Â
Sumber stres kronis sering kali mencakup peristiwa stres yang terus-menerus, masalah hubungan jangka panjang, kesepian, dan kekhawatiran  finansial ketika kepala rumah tangga, pencari nafkah, menjadi korban bencana. Banyak pengungsi yang mengalami hal ini, misalnya tinggal di shelter atau barak dalam jangka waktu yang lama. Mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi yang tidak menentu, terutama mengenai kehidupan masa depan mereka. Kondisi sosial ekonomi juga dapat berperan sebagai faktor risiko dan faktor protektif, tergantung memadai atau tidaknya kondisi tersebut. Keluarga yang memperoleh manfaat dari kondisi sosial ekonomi yang baik akan memiliki stabilitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga cenderung lebih optimal dalam mengasuh  dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Kesimpulannya, pengelolaan keuangan keluarga adalah elemen kunci dalam mencapai kesejahteraan dan menghindari kesulitan keuangan. Namun, perlu ada kesadaran tentang peran gender dalam pengelolaan keuangan dan perlunya kesetaraan dalam pengambilan keputusan keuangan. Dengan pemahaman dan pendidikan yang baik, setiap keluarga dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik, mengurangi ketidakpastian, dan mencapai kesejahteraan finansial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI