Mohon tunggu...
Dwi Cahya
Dwi Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kesejahteraan Keluarga di Era Digital: Mengelola Stress Finansial untuk Keluarga dengan Anak Balita

1 Desember 2023   06:00 Diperbarui: 1 Desember 2023   06:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga merupakan satuan masyarakat yang paling kecil, keluarga merupakan tempat pembelajaran bagi perkembangan karakteristik seorang anak sejak lahir hingga beranjak dewasa. Dalam keluarga, anak diajarkan berbagai macam hal yang berguna baginya dikemudian hari. Perlu adanya tata kelola keluarga yang baik agar kelak dapat menghasilkan generasi penerus yang gemilang Saat ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi banyak keluarga, banyak keluarga yang kesulitan dalam menjalankan perannya, banyak keluarga yang belum berhasil mendapatkan kehidupan yang layak. Hal ini disebabkan oleh krisis, kenaikan harga pokok dan berbagai macam hal lainnya.Keluarga berperan penting dalam pembinaan kesejahteraan bersama baik secara fisik, materi, maupun religi. Orang tua memiliki peran utama dalam manajemen keluarga, orang tua harus mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada, tidak terlepas dari peran penting tersebut, semua anggota keluarga harus memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugas agar keluarga yang dibangun akan berfungsi dengan baik.

Setiap rumah tangga harus mempunyai pemahaman yang utuh dalam mengelola keuangan keluarganya, jika tidak maka akan sulit dalam mengelola keuangannya. Sehingga jumlah uang yang diterima akan selalu terasa kurang. Keluarga akan sejahtera dan terhindar dari kekacauan jika pengelolaan keuangan dilakukan dengan baik. Terlepas dari pendapatannya, sebuah keluarga harus memahami pengelolaan keuangan rumah tangga seperti halnya keluarga nelayan. Jika tingkat pengetahuannya masih rendah, sebaiknya keluarga nelayan belajar dari keluarga  yang paham dan berpengalaman. Keadaan kesulitan keuangan ini seringkali dikecam oleh perempuan yang  dianggap sebagai pengelola keuangan keluarga. 

Pemberian label pada perempuan sebagai orang yang berhati-hati dan bijaksana telah menempatkan mereka pada posisi sebagai penanggung jawab pengelolaan keuangan keluarga,  sejak perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian keuangan dipercayakan kepada mereka. Akibatnya, perempuan kerap dituding menjadi penyebab kesulitan keuangan keluarga  karena dianggap tidak mampu mengelola keuangan keluarga. 

Struktur sosial ini menyebabkan dalam beberapa kasus terdapat hubungan kekuasaan yang timpang, dimana laki-laki dipandang sebagai pencari nafkah berupa uang dan perempuan sebagai pengelola keuangan. Pengelolaan  keuangan baru dianggap penting  ketika keluarga menghadapi keadaan yang tidak biasa dan kebutuhan tersebut harus dipenuhi tanpa penghasilan. Ketika kesulitan keuangan muncul, maka  yang sering dicurigai dan disalahkan adalah perempuan yang mengelola keuangan keluarga. Kenyataannya, bukan perempuan sebagai manajer yang paling tidak mampu mengendalikan kesulitan keuangannya, namun pendapatan mereka juga  tidak menentu dan umumnya para manajer lah yang kesulitan  mengendalikan kesulitan keuangan.

Kesejahteraan anak merupakan bagian tak terpisahkan dari kesejahteraan keluarga. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh penulis, rata-rata narasumber sangat peduli terhadap anak dan keluarganya. Dari hasil wawancara, manfaat teknologi keuangan dalam konteks keluarga dengan anak balita adalah sebuah terobosan yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan finansial dan keluarga secara keseluruhan. 

Teknologi keuangan telah membuktikan dirinya sebagai alat yang sangat berguna. Melalui aplikasi perbankan digital, rata-rata Narasumber ibu-ibu dapat dengan mudah memantau saldo rekening keluarga, mengelola transaksi, dan menyusun anggaran bulanan yang lebih efisien. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pola pengeluaran keluarga serta membantu menghindari pengeluaran yang tidak terencana. 

Selain itu, teknologi keuangan memungkinkan Narasumber untuk memanfaatkan otomatisasi keuangan dengan bank digital, seperti pembayaran tagihan rutin secara otomatis, sehingga mengurangi risiko keterlambatan pembayaran dan potensi denda. Selama dia dan suaminya fokus pada perawatan anak balita mereka, teknologi keuangan membantu menjaga kesejahteraan finansial keluarga mereka tanpa mengorbankan kualitas hidup mereka dalam era digital yang serba cepat.

Menggarisbawahi pentingnya pemahaman yang utuh dalam mengelola keuangan keluarga. Pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan menghindari kekacauan keuangan dalam keluarga. Terlepas dari besarnya pendapatan, setiap keluarga perlu memiliki pemahaman yang solid tentang bagaimana mengelola uang mereka. 

Salah satu poin penting yang ditekankan dalam potongan artikel ini adalah bahwa keluarga nelayan adalah contoh bagus dalam hal pengelolaan keuangan rumah tangga. Mereka sering kali harus belajar untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana, terutama dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Ini adalah pelajaran yang bisa diterapkan oleh semua keluarga, terlepas dari latar belakang atau pekerjaan mereka. Namun, artikel ini juga mencatat masalah gender dalam pengelolaan keuangan keluarga. 

Perempuan seringkali dipandang sebagai penanggung jawab utama dalam mengelola keuangan rumah tangga. Mereka diberi label sebagai "pandai berhati-hati dan bijaksana," yang dapat menempatkan beban besar pada pundak mereka. Ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam hubungan keuangan dalam keluarga, di mana laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah, sementara perempuan dianggap sebagai pengelola keuangan. Hal ini memunculkan beberapa permasalahan. 

Pertama, perempuan sering kali disalahkan ketika keluarga menghadapi kesulitan keuangan, bahkan jika mereka tidak memiliki kontrol penuh atas pendapatan keluarga. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang perlu diperjuangkan. Kedua, tidak selalu perempuan yang tidak mampu mengelola keuangan, tetapi pendapatan yang tidak stabil dan ketidakpastian keuangan dapat membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih sulit bagi siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin. 

Dalam konteks ini, penting untuk mengubah pandangan yang sudah ada tentang peran gender dalam pengelolaan keuangan keluarga. Laki-laki dan perempuan harus diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian keuangan keluarga. Pengambilan keputusan keuangan harus berdasarkan pada kemampuan dan pengetahuan, bukan gender. Selain itu, pendidikan keuangan keluarga dapat membantu dalam mengatasi masalah ini. Semua anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, perlu memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan. Ini akan membantu keluarga menghadapi situasi keuangan yang tidak biasa dan mengurangi kesalahan dalam mengalokasikan dana keluarga.

Sumber stress orang tua mempunyai pengaruh negatif langsung yang signifikan terhadap pola asuh. Menjadi orang tua dapat menjadi sumber stres bagi para ibu, karena para ibu dalam penelitian ini merasa bahwa memiliki anak membuat mereka tidak punya banyak pilihan dan kendali atas kehidupan mereka. Apalagi saat ini mengurus anak menyita banyak waktu dan tenaga, sehingga ibu hanya punya sedikit waktu istirahat. 

Semakin buruk kualitas hidup ibu, maka stres orang tua akan semakin meningkat sehingga menyebabkan pengasuhan anak oleh orang tua  menjadi lebih negatif atau kasar, seperti  memukul, memarahi, dan memarahi anak. Memiliki keterampilan manajemen stres penting bagi setiap orang karena dapat membantu mencegah dan mengatasi stres. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi koping ibu pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola asuh.  Orang tua yang secara rutin dan terus-menerus mengalami berbagai situasi stres akan mendorong anaknya untuk bertindak sehingga menyebabkan stres tersebut menjadi kronis. 

Sumber stres kronis sering kali mencakup peristiwa stres yang terus-menerus, masalah hubungan jangka panjang, kesepian, dan kekhawatiran  finansial ketika kepala rumah tangga, pencari nafkah, menjadi korban bencana. Banyak pengungsi yang mengalami hal ini, misalnya tinggal di shelter atau barak dalam jangka waktu yang lama. Mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi yang tidak menentu, terutama mengenai kehidupan masa depan mereka. Kondisi sosial ekonomi juga dapat berperan sebagai faktor risiko dan faktor protektif, tergantung memadai atau tidaknya kondisi tersebut. Keluarga yang memperoleh manfaat dari kondisi sosial ekonomi yang baik akan memiliki stabilitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga cenderung lebih optimal dalam mengasuh  dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Kesimpulannya, pengelolaan keuangan keluarga adalah elemen kunci dalam mencapai kesejahteraan dan menghindari kesulitan keuangan. Namun, perlu ada kesadaran tentang peran gender dalam pengelolaan keuangan dan perlunya kesetaraan dalam pengambilan keputusan keuangan. Dengan pemahaman dan pendidikan yang baik, setiap keluarga dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik, mengurangi ketidakpastian, dan mencapai kesejahteraan finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun