Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana dan "Polemik" K-Reward

13 Juni 2024   13:02 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasak-kusuk tentang K-Reward sebetulnya masih hangat dibicarakan terutama saya membacanya dari Mas Yose Revela(K Reward dan Bahaya "Over sharing", Kompasianer yang artikel olah raga terutama bola sering menjadi langganan Artikel Utama. Ulasannya mengingatkan saya pada penulis, pastor, wartawan Kompas, pengelola majalah Basis  GP Sindhunata, SJ.

Dahulu saya pernah merasakan mendapatkan sejumlah K-Reward. Meskipun nominalnya kecil, seperti tidak sesuai dengan kerja keras dan banyaknya artikel yang dipublish di Kompasiana. Tetapi dengan adanya K-Reward itu memberi stimulus dan semangat untuk terus menulis. Namun lama-lama saya merasakan lelah ketika mencoba mengejar pencapaian Kompasianer lain yang langganan mendapatkan K-Reward dengan jumlah hampir mencapai UMR.

Kalau dilihat dari jumlah viewernya pada artikelnya memang luar biasa. Memang patut karena rata-rata artikel yang trending itu begitu tertib dengan mengacu pada jenis artikel yang bisa memanfaatkan SEO. Tingkat keterbacaan tinggi dan jika dikaitkan dengan media sosial, artikelnya masuk viral.

Penulis Idealis dan Kesempatan Mendapatkan Reward

Saya tahu diri, ketika menulis di Kompasiana, terlalu"idealis". Hanya memilih topik yang sekiranya saya bisa menuliskannya dengan sedikit penguasaan dengan latar belakang saya sebagai guru dan sedikit kebisaan saya dalam bidang seni budaya. Makanya sebagian besar tulisan saya masuk desk senbud, meskipun tidak menutup kemungkinan ikut membahas topik pilihan.

Sayangnya pula, saya merasa interaksi dengan Kompasianer lain tidak seintim Kompasianer yang rajin masuk lapak kompasianer lain untuk memberikan komentar dan vote. Sharing dan connect saya pada Kompasianer lain maaf begitu memprihatinkan. Sebetulnya ingin sekali intens menyediakan waktu beberapa jam untuk memberi vote atas tamu dan teman kompasianer yang sangat beragam profesinya. Di Kompasiana seperti tidak ada jarak antara senior wartawan, Dosen, Peneliti, mahasiswa, guru, konten kreator, novelis, penulis profesional. Semua tulisan saya anggap inspiratif, menarik dan bermanfaat.

Dalam setiap tulisan Kompasianer membuka wawasan, memberi semangat untuk menuliskan apa yang ada di sekitar lingkungan entah di tempat kerja, saat perjalanan pulang, wisata, melihat banyak peristiwa keseharian yang bisa diubah menjadi cerita menarik. Lalu masuklah komunitas yang secara spesifik membahas bidang tertentu seperti kuliner, film, travelling, Commuter, Mantan Jurnalis, Penyuka cerpen dan puisi, ruang guru dan mahasiswa.

Saya yakin para penulis itu sudah secara maksimal menampilkan tulisan yang berkualitas. Mereka menyadari Kompasiana itu adalah ajang untuk berbagi ilmu dan belajar menuangkan gagasan dan percaya diri bahwa tulisan yang dipublish akan mendapat apresiasi pembaca.

Member Kompasiana itu hitungannya ribuan bahkan bisa dikatakan puluhan ribu. Sepanjang hari ada ribuan tulisan masuk dari berbagai topik. Yang beruntung mendapat pembaca banyak adalah tulisan yang mampu menyedot perhatian pembaca, terutama topik yang tengah banyak dibicarakan. Hal itu memicu rasa penasaran pembaca untuk melongok isinya. Kalau anggota kompasiana akan masuk memberi vote dan kalau sempat berinteraksi lewat komentar di bawah artikel.

Awal-awal Kompasiana ada tentu tidak ada K-Reward. Apalagi ketika saya masuk sekitar akhir Januari 2010. Kalau mau mendapatkan reard atau uang yang mengikuti berbagai event menulis berhadiah. Mereka yang terbiasa dengan kompetisi akan terus mencatat dan mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh Kompasiana. Para pejuang literasi itu lama-lama hapal bagaimana tulisan yang bisa memberikan reward lumayan besar dengan mengikuti lomba-lomba menulis dari penyelenggara yang reputasi dan jurinya benar-benar menjanjikan. Banyak Kompasianer yang malang melintang memenangkan berbagai lomba dari skala lokal, nasional bahkan internasional. Lantas mereka terus memelihara asa dengan menjadi blogger profesional, yang memberi dampak mendapatkan endorse barang atau dibayar untuk membuat tulisan yang bisa menaikkan branding perusahaan.

Saya mengikuti perjalanan Kompasiana. Ada banyak anggota yang timbul tenggelam. Mereka para senior ada yang lama-lama menghilang, kesibukan pada pekerjaan dan sampingan menulis membuat Kompasiana semacam tempat gladi atau dalam istilah pewayangan kawah candradimukanya penulis pemula. Setelah pengalaman dan jam terbangnya tinggi mereka merambah menjadi konten kreator, Youtuber. Jika tekun kegiatan itu bisa menguntungkan jika tahu trik dan peluangnya.

Lalu ketika muncul Reward penulis-penulis yang masuk dalam list adalah mereka yang tulisannya sering masuk trending topik, pilihan, nilai tertinggi, populer. Jika hanya sekali-sekali menulis ya  jangan harap mendapatkan reward, kecuali jika cuma menulis sekitar 3 atau 4 tulisan tapi artikelnya trending  dengan keterbacaan sangat tinggi.   

Kompasiana dan Batu Loncatan Menjadi Penulis Profesional

Boleh dikatakan Kompasiana adalah pijakan dasar bagi penulis untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan job jika berani meyakinkan diri bahwa jika serius kegiatan menulis bisa menjanjikan cuan yang tidak sedikit. Sekarang artikel bisa diubah menjadi narasi, lalu dibacakan ditayangkan di You Tube dengan tambahan gambar atau video menarik, jika konsisten tayangan video itu bisa mendatangkan adsen, mendapatkan monetisasi setelah mendapatkan subscribe lebih dari seribu. Jika konsisten maka subscribernya bertambah dan pemasukan pun semakin banyak.   Maka para penulis bermetamorfosis menjadi konten kreator, hidup dan berkarya dari hasil "ngonten".

Kompasiana juga bisa dikatakan memberikan semangat tidak pernah kendor pada mereka di segala usia, contohnya pasangan Tjiptadinata Effendi dan Istrinya Rosalina effendi yang sangat produktif, meskipun berada di luar negeri tetap selalu berinteraksi dan menyapa bahkan tiap tahun mengirim karangan bunga untuk even Kompasianival.

Tentang keresahan Kompasianer yang tidak dapat reward hiburan yang terbaik adalah mengulang kembali memori masa lalu ketika Kompasiana ada blog warga yang rumah bagi kompasianer yang pengin eksis menulis, pengin mengenal para penulis dari berbagai macam profesi, namun jangan berharap mendapatkan upah dari aktivitas menulis, kecuali rajin mengikuti lomba-lomba menulis, menjadi nara sumber acara literasi, mengirimkan artikel ke koran, majalah dari koran terkemuka.

Sedangkan di Kompasiana sendiri penulis lebih sering menyumbangkan tulisan yang bisa saja kemudian dicomot platform lain untuk melengkapi tulisan-tulisan di media online, atau beberapa artikel dijadikan narasi Youtuber yang ingin menampilkan gambar-gambar  dengan topik politik, seni budaya jenis berita populer lain.

Jadi tetap tersenyumlah, meskipun tidak mendapatkan reward anda masih berpeluang mendapatkan job, mendapatkan manfaat dari menulis. Sebab jika setia menulis akan terbuka jalan dari pintu lain. Diperlukan konsistensi, jam terbang, kesabaran agar pada akhirnya akan indah pada waktunya.   

Meluruskan Tujuan Menulis

Saya menulis di Kompasiana sudah kenyang dengan segala bisak-bisik tetangga, ada yang mencibir, ada yang menyayangkan mengapa tetap menulis sementara pemasukan atau cuan kurang. Yang harus mengakali adalah penulis sendiri. Kompasiana itu sebagai tempat berbagi tulisan dan kalau mau mendapatkan pendapatan harus mencari platform lain agar bisa memberikan pemasukan lumayan dengan menjadi ghostwriter, konten kreator, motivator, nara sumber. Bagi dosen atau guru menulis adalah sarana untuk mencegah kepikunan, mendorong untuk terus belajar, sebab menulis perlu asupan makanan bergizi berupa pengetahuan dan bacaan yang berbobot.

Jika hari belum mendapat reward, masih ada waktu, masih ada trik, masih ada cara untuk bisa menulis dengan antusias. Masalah kritikan tentang K-Reward sudah ditulis Mas Yose Revela dengan gamblang, saya membahas sisi lainnya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun