Apakah masyarakat bebas mengetahui apa sih sebenarnya yang dilakukan oleh wakil rakyat, penguasa. Apakah kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dan dihasilkan mereka menyentuh kepentingan masyarakat banyak. Atau kepentingan wakil rakyat hanya menguntungkan partai politik saja.
Pemilukada dan Arah Politik
Menjelang pemilukada yang sebentar lagi diselenggarakan, partai politik, politisi sudah mulai bergerak lagi. Setelah pemilu nasional yang menentukan wakil rakyat dan Kepala pemerintahan. Mereka bergerak, menjajagi untuk melakukan kerjasama antar parpol.
Parpol yang semula di plot saling berhadapan dan bersaing di Pemilu Legislatif dan Presiden kemudian seperti berbalik arah. Ada kemungkinan mereka akan gabung untuk menentukan siapa yang layak diajukan menjadi pemimpin daerah.
Kesempatan untuk calon independen mendapat kesempatan bersaing tanpa parpol sangat kecil, sebab seperti ada banyak rintangan jika tanpa bergabung dalam partai politik.
Ada dominasi, oligarki ada kekuasaan yang susah tersentuh, sehingga sia-sia calon independen bisa menembus rapatnya dominasi partai politik.
Melihat hegemoni partai politik bisakah muncul politisi independen yang mampu merubah mindset agar anak muda tidak terlalu antipati untuk berkarir di dunia politik. Apakah bisa dihilangkan bahwa stigma politik yang penuh intrik, penuh aroma negatif yang selalu hadir dalam bayangan masyarakat.
Apakah partai politik mau membuka diri untuk dilihat secara langsung bagaiman rekrutmen anggota melalui jalur terbuka, bisa dimasukkan sebagai pendidikan politik bagi anak muda untuk menghasilkan politisi bersih yang menjauhkan anggapan dan konotasi bahwa politik itu penuh intrik, penuh dengan usaha untuk saling menjatuhkan, terbuka untuk memberi kesempatan anak muda menjadi pemimpin tanpa harus mengikuti proses berbelit-belit birokrasi politik yang memusingkan kepala.
Selama ini kesannya politik itu didominasi keluarga tertentu, mereka yang sudah terlalu mapan untuk digoyahkan sangat sulit ditembus oleh masyarakat biasa.
Di mana-mana muncul politik dinasti. Partai tertentu sudah dipastikan mereka yang berada di pucuk pimpinan adalah pendiri partai dan selanjutnya pucuk pimpinan adalah keturunan dari pendiri partai politik.
Yang muncul dalam pembahasan di publik sekarang dan sekarang sering digoreng oleh para netizen di Indonesia adalah munculnya nyinyiran tentang dinasti politik.
Pembahasan ini kadang membuat marwah politik hanya sebagai bahan candaan dan nyinyiran. Lemahnya bidang hukum, undang-undang yang tidak tegas, pengadilan yang bisa direkayasa. KHUP yang masih banyak celah, membuat produk hukum rentan untuk diselewengkan.