Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Obituari Joko Pinurbo, Tuntas Sudah Ibadah Puisimu di Dunia

27 April 2024   20:43 Diperbarui: 28 April 2024   16:20 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Pinurbo, penyair terkemuka Indonesia, mengunjungi Redaksi Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (28/6/2019). Joko membacakan salah satu puisi favorit yang pernah ia buat berjudul Kamus Kecil di dalam Buku Latihan Tidur. (Foto: KOMPAS/RIAN SEPTIANDI)

"Doa malam: Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku."

Di kalangan sastrawan dan penyair siapa tidak kenal Joko Pinurbo. Ia adalah salah satu penyair yang mempunyai diksi unik dalam membuat karya puisi. Tidak mudah bagi awam sastra untuk bisa memahami bahasa "sederhana" Joko Pinurbo. 

Puisi-puisinya lahir dari keseharian, kadang hanya remeh temeh, tentang celana, tentang sarung, tentang hal-hal yang jarang diceritakan penyair lain misalnya tentang cinta.

Beberapa bukunya yang terkenal yaitu Celana (1999), di Bawah Kibaran Sarung, Pacarkecilku (2001), Telepon Genggam (2003), kekasihku (2004), Pacar Senja (2005), Kepada Cium (2007), Tahi Lalat (2012), Seperti Bulu Matamu:Padang Ilalang, Surat Kopi, Surat Dari Yogya, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Malam Ini Aku akan Tidur Di Matamu, Buku Latihan Tidur, Perjamuan Khong Guan, Salah Piknik, Sepotong Hati di Angkringan, Kabar Sukacita, dan Epigram.

Produktivitas Jokpin begitu nama yang biasa diucapkan oleh teman-teman penyair dan sastrawan luar biasa. Karya-karyanya terpajang di rak-rak buku Gramedia dengan banderol yang lumayan cukup mahal, tetapi harga bukunya setimpal dengan kualitas karyanya yang banyak menginspirasi penyair dan pecinta sastra. 

Menurut beberapa testimoni dari rekan, editor puisi-puisinya di penerbitan Kompas Gramedia, Jokpin itu sangat mudah diajak menjadi nara sumber meskipun saat tidak enak badan, ia menyempatkan diri menerima undangan dari penerbit untuk bedah buku.

Joko Pinurbo, Lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962. Meskipun kelahiran Sukabumi ia lebih dikenal di Yogyakarta. Sehari-harinya tinggal di Yogya yang suasana kehidupan budayanya sangat hidup. 

Joko Pinurbo yang  tinggal  di Wirobrajan, melihat kehidupan di sekitarnya sebagai sumber inspirasi. Ia bisa disandingkan dengan penyair lain seperti Sapardi Djoko Damono, dan juga penyair pendahulunya seperti Taufik Ismail, Sitor Situmorang, Chairil Anwar. 

Jejak kepenyairan Jokpin akan selalu dikenang lewat karya-karyanya yang sudah diterbitkan sebagai buku, menjadi bahan referensi bagi generasi penerus untuk memahami sastra di era modern.

Penulis sendiri belum pernah ketemu langsung, tetapi membaca tulisan-tulisannya terasa dibawa pada permenungan sederhana namun mendalam. Ada dua buku penulis miliki yaitu Kepada Cium, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, kata-kata yang dirangkai sederhana tetapi tidak semua penyair mampu menciptakan kata-kata manis dan sangat sederhana tetapi sarat makna. Sayang saya lupa di mana buku itu ditaruh, karena masih ada di box karena belum ada tempat memajang buku setelah pindah rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun