Dibalik galaknya kritikan Bung Towel, pasti ia menyimpan harapan besar terhadap Skuad Merah Putih tersebut. Kontrol, serangan mental, serangan taktik dan berbagai pendapat miring tentang tim sepak bola dan pelatihnya bisa menjadi motivasi lebih untuk membuktikan bahwa Indonesia bukanlah seperti yang digambarkan pengamat sepak bola tersebut.
Target harus ditetapkan, semangat tidak boleh kendor, Indonesia jangan terlalu larut  dalam euforia bisa menang melawan Australia dan Yordania. Korea Selatan menanti, mereka adalah skuad langganan masuk jajaran elit sepak bola Asia. Bahkan di Piala Asia U 23 mereka belum pernah kebobolan. Menjadi tantangan besar apakah Indonesia bisa mengimbangi negeri yang terkenal dengan teknologi digitalnya sangat maju.
Kalaupun akhirnya kalah akan lebih elegan jika bisa menahan imbang dan kalah dalam adu pinalti. Tetapi ekspektasi lebih pasti ada. Alangkah luar biasanya bisa mengalahkan Korea Selatan dan masuk semi final. Keberadaan Bung Towel menambah greget para pemain dan pelatih untuk menunjukkan apa yang dikatakan pengamat si "mulut pedas" itu salah.
Apa yang terlihat benci dari gerak-gerik Bung Towel barangkali sebenarnya adalah rasa cinta yang ditunjukkan dengan menempatkan diri sebagai pesakitan, yang akan disasar netizen, yang akan mendapat perlawanan dari pengamat-pengamat lainnya,
Stigma negatif dari pengamat yang melawan arus itu menjadi keuntungan lainnya dari Jurnalis,pengamat bola yang lahir tahun 1971, dan sudah sering menjadi pengamat komentator ISL dan liga-liga Indonesia. ia mendapat untung dengan seringnya diundang ke forum debat, Bahkan ia dapat bayaran dari media sosial atau akun media sosialnya.
Tommy Welly lahir dari orang tua yang pernah berkecimpung dan bermain sebagai pemain sepak bola. Ia kemudian memilih Fikom(Fakultas Ilmu Komuniakasi) di Universitas Padjajaran dan berprofesi sebagai jurnalis Harian Bandung Pos. Pernah juga sebagai GM Football Development PSSI.
Seperti film sinetron, drama lainnya, akan seru dan ramai kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik. Di sepakbola Indonesiapun semakin ramai dengan adanya pengamat yang sangat kritis, menentang arus dan kontroversial. Tommy Welly seakan-akan menjadi musuh bersama fans. Benci memang beda tipis dengan benar-benar cinta. Barangkali Bung Towel tengah jatuh cinta dengan sepak bola Indonesia, tetapi ia bersikeras bukan Sin Tae-Yong sosok ideal pelatih Indonesia, mungkin Jose Mourinho atau Zinedine Zidan. Yang bisa merubah dunia pesepakbolaan Indonesia sekelas Eropa. Atau mungkin Bung Towel sebenarnya berharap menjadi asisten  Pelatih? Apapun Bung Towel merupakan salah satu dari jutaan masyarakat yang pengin sepak bola Indonesia melesat maju. Hanya berbeda-beda triknya. Salam sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H