Berbagai sepak terjang terdokumentasikan rapi di gedung arsip tersebut. Kebetulan penulis pernah diminta membantu pendokumentasian anak  SMP yang ditugaskan untuk menari. Gedung Arsip yang berarsitektur Belanda dan ada lapangan luas di tengah-tengah gedung serta banyaknya pohon di pinggir lapangan membuat suasana gedung itu semakin teduh dan sejuk. di sini
 Kembali membahas tentang arsip untuk mengantisipasi hoaks. Di era sekarang munculnya banyak media online membuat pemberitaan begitu beragam. Media online terpercaya bisa dihitung dengan jari namun media yang sekedar media, lebih sering menjadi corong partai politik atau orang berduit yang berafiliasi pada partai tertentu hingga berpotensi media partisan.
Resiko membuat berita hoaks besar karena informasi akan condong menguntungkan partai yang memberinya modal besar. Bukan menganut paham jurnalistik independent yang obyektif berimbang memberitakan tentang tokoh ada kebijakan pemerintah. Media oposan akan cenderung mencari nara sumber yang berseberangan dengan pemangku kebijakan. Jarang memuji atau obyektif memberi kritik dan masukan yang membangun.
Ketika masih banyak media mainstream, kode etik jurnalistik, berita yang lolos harus melalui editorial yang ketat, harus mencari informasi dengan investigasi berbasis data kuat. Saat ini jika membaca di media online dan mengikuti video-video yang beredar di YouTube sungguh sangat memprihatinkan. Ditambah banyak netizen dan komentator yang kesadaran literasi masih rendah. Jarang membaca dan hanya suka membaca judul yang sensasional lantas percaya begitu saja tanpa mengkomparasi dengan berita lain supaya bisa mencerna setiap berita dengan obyektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H