Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anjangsana Tim Arsip Nasional "Arsip Menangkal Hoaks"

19 April 2024   15:13 Diperbarui: 19 April 2024   15:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana game tanya jawab TIM ANRI di SMPK 2 PENABUR Foto oleh Joko Dwiatmoko

Berbagai sepak terjang terdokumentasikan rapi di gedung arsip tersebut. Kebetulan penulis pernah diminta membantu pendokumentasian anak  SMP yang ditugaskan untuk menari. Gedung Arsip yang berarsitektur Belanda dan ada lapangan luas di tengah-tengah gedung serta banyaknya pohon di pinggir lapangan membuat suasana gedung itu semakin teduh dan sejuk. di sini

 Kembali membahas tentang arsip untuk mengantisipasi hoaks. Di era sekarang munculnya banyak media online membuat pemberitaan begitu beragam. Media online terpercaya bisa dihitung dengan jari namun media yang sekedar media, lebih sering menjadi corong partai politik atau orang berduit yang berafiliasi pada partai tertentu hingga berpotensi media partisan.

Resiko membuat berita hoaks besar karena informasi akan condong menguntungkan partai yang memberinya modal besar. Bukan menganut paham jurnalistik independent yang obyektif berimbang memberitakan tentang tokoh ada kebijakan pemerintah. Media oposan akan cenderung mencari nara sumber yang berseberangan dengan pemangku kebijakan. Jarang memuji atau obyektif memberi kritik dan masukan yang membangun.

Ketika masih banyak media mainstream, kode etik jurnalistik, berita yang lolos harus melalui editorial yang ketat, harus mencari informasi dengan investigasi berbasis data kuat. Saat ini jika membaca di media online dan mengikuti video-video yang beredar di YouTube sungguh sangat memprihatinkan. Ditambah banyak netizen dan komentator yang kesadaran literasi masih rendah. Jarang membaca dan hanya suka membaca judul yang sensasional lantas percaya begitu saja tanpa mengkomparasi dengan berita lain supaya bisa mencerna setiap berita dengan obyektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun