Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam "Kepungan" Netizen

20 Oktober 2022   12:20 Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:24 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anies mendapat keleluasaan untuk memilih calon wakil presiden. Ada tiga kriteria jika Anies sukses di 2024. Sampai saat ini menurut Anies ia belum menemukan sosok yang pas sebagai calon wakil presiden berdasarkan kriteria tersebut.Tiga kriteria itu antara lain pertama wakil presiden adalah sosok yang memberi kontribusi dalam pemenangan pilpres, sosok wapres sosok yang membantu memperkuat stabilitas koalisi, ketiga bisa membantu pemerintahan yang efektif.

Ganjar Pranowo, meskipun dia belum mengakui akan maju sebagai presiden ia sudah ada pengusungnya yaitu PSI dan belakangan PPP (terutama di NTT). Dari rekam jejak Ganjar ia adalah seorang marhaenis dengan ideologi nasionalis seperti halnya Bung Karno. Ia sudah bergabung di PDI sejak kuliah di UGM, Sudah sejak 1990 menjadi anggota PDI. Kalau elite PDIP meragukan integritas GP pada PDIP, menurut Rhoma Irama sungguh terlalu.

Anies di tahun 2014 adalah ketua timsesnya Jokowi, namun setelah ia diberhentikan sebagai mendikbud  di periode pertama pemerintahan Jokowi, ia kemudian seperti menjadi antitesa Jokowi. Apakah ada dendam pribadi? atau karena keadaan membuat ia menjalani tugas politik dengan tuntutan untuk menjadi oposisi kebijakan Jokowi.

Jejak politiknya cukup senyap, balaikotanya tidak lagi menjadi tempat keluh kesah, namun diakui beberapa terobosan pembangunan Jakarta seperti Transjakarta, JPO, trotoar terbangun, Integrasi moda, Jaklingko dan polesan ruang publik dan juga JIS yang menjadi penanda bagi kerja senyapnya Anies Baswedan. Dari kubu seberang Anies, dikatakan Anies hanya pandai menata kata, sedangkan kerjanya nol, Jakarta sebagai ibu kota negara tidak banyak mendukung kebijakan pemerintahan pusat.

Diakui pekerjaan Anies cukup bisa meredam kemacetan dan mengurangi banjir. Semasa menjabat tidak banyak bencana banjir yang membuat Jakarta seperti kubangan, atau kolam besar, namun beberapa tempat yang menjadi langganan banjir pemprov DKI tetap belum bisa mengatasinya.

Itu dialami oleh gubernur-gubernur sebelumnya juga. Saya jujur bukan pendukung Anies Baswedan, tapi sebagai masyarakat biasa, tidak akan terpengaruh dengan pembelahan pembelahan yang dilakukan netizen. Yang baik dikatakan baik, yang buruk juga dengan obyektif dikatakan.Setiap sosok politisi punya style sendiri. mereka menjadi diri sendiri, Anies dengan gayanya, Ganjar dengan dengan pendekatan medsosnya untuk menampung keluhan dan memetakan apa yang dimaui masyarakatnya.Netizenlah yang membelah-belah dukungan. Di dunia maya dipenuhi berita hoaks, saling mengejek, saling mengancam, saling mengklaim, seakan-akan antara dua kubu tidak pernah ada kata sepakat. Yang penting beda, kalau sudah menjadi lawan tidak pernah obyektif memuji hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh penguasa ataupun oposannya.

Menunggu Keseruan Kontestasi Calon Presiden 2024

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang ditunggu-tunggu kiprahnya di kontestasi calon presiden. Siapapun presidennya nanti harus bisa mempersatukan masyarakat yang "tergambar"tercerai berai oleh pembelahan pendapat netizen. Jangan cepat menyimpulkan seorang tokoh pasti buruk, obyektif saja menilai, itu yang harus dilakukan penulis seperti saya.

Meskipun saya bukan pendukung Anies Baswedan, saya tetap berusaha obyektif menilai rekam jejaknya yang positif, menjadi lawan tidak harus menilai semua yang dilakukan buruk. Pasti ada sisi positifnya, sebaliknya Ganjar yang katakanlah menurut hati nurani saya adalah idola tetap harus dikritisi, dan diingatkan agar tidak jumawa, dan tetap membumi.

Setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan. Anies Baswedan lebih suka bekerja senyap, dengan gayanya yang lebih sebagai birokrat bukan orang lapangan, sedangkan Ganjar Pranowo lebih banyak turun ke masyarakat bertanya, bergaul dan menyerap aspirasi dari dekat. Kunci suksesnya mereka adalah memilih wakilnya yang mampu memberi keseimbangan, salah memilih pasangannya siap-siaplah gagal.

Ganjar sendiri masih banyak PR, meyakinkan elite partai tempat bernaungnya selama ini, dan kalau bisa keluar dari zona nyamannya sebagai media darling. Hujatan dan serangan netizen tidak usah dihiraukan yang penting fokus bekerja mewujudkan kesejahteraan, meneruskan program presiden sebelumnya yang baik dan memperbaiki hal-hal yang belum disentuh pemimpin sebelumnya. Bisa? Sebagai masyarakat kami menunggu kiprah anda berdua, Monggo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun