Petitum, gugatan Bambang Tri itu makanan empuk bagi oposisi, pasti oposisi akan memanfaatkan isu yang bergulir liar di masyarakat untuk kalau bisa mencari cara mengimpeachman Presiden jika nantinya pengadilan memenangkan gugatan Bambang Tri Mulyono.
Apakah benar Ijazah Jokowi Palsu (SD, SMP,SMA bahkan ijazah dari UGM pun dipertanyakan, padahal bisa ditelusuri kebenarannya, karena Universitas sebesar Universitas Gajah Mada pasti punya data akurat mengenai alumninya.
Bagi orang yang berpikir jernih, gugatan Bambang Tri terasa aneh, bukankan segala informasi tentang asal mula ijazah itu bisa ditelusuri di lembaga terkait, Ini imajinasi Bambang, kenekatannya atau memang benar bahwa Ijazah Jokowi itu palsu. Bambang sangat yakin bahkan ia berani bersumpah dihadapan pemuka agama (Sugik Nur), dan bersumpah atas nama Al Quran. Benar-benar luar biasa Bambang Tri.
Sekarang dikembalikan pada masyarakat lebih percaya mana Jokowi atau Bambang Tri Mulyono pria asal Blora yang sudah hobi menulis sejak kecil. Ia pernah menjadi wartawan namun keluar karena ia tidak suka tulisannya di edit.
Kadang penulis sampai bingung di Indonesia ini perkara remah-remah, atau sebut peristiwa kecil bisa didorong menjadi skala nasional dengan cara memviralkan omongan orang yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Politik, agama, kekuasaan telah membuat banyak orang mabuk, banyak orang yang tidak kuat mentalnya menjadi gila. Bisa jadi kalau menanggapi serius  isu-isu di media masa orang gila akan semakin banyak muncul akibat tumpang-tindihnya pemberitaan.  Di timpali lagi seorang lulusan kedokteran dan mengaku lulusan S3 filsafat Driyarkara bernama dr. Tiffauzia Tyassuma. Memang dr. Tifa pernah bergabung di program  Matrikulasi namun tidak selesai. Ia tidak menyelesaikan beberapa tugas sebagai syarat lulus program tersebut.
Serangan terhadap pimpinan republik ini sepertinya menjadi pekerjaan kontraproduktif. Negara-negara maju sedang berpikir bagaimana mengembangkan teknologi, dan tengah sibuk dengan berbagai masalah yang terjadi di dunia terutama resesi dunia yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2023. Di Indonesia netizen, pembaca medsos sibuk berdiskusi yang menguras emosi dan remah-remah yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan lagi. Herannya memang netizen senang berdebat, sehingga apapun keterangannya, sudah melalui hak jawab benar tetap dikatakan salah dengan menebak-nebak masalah lain.
"Buktinya mana kamu lulus SD. Lur?"
"memang aku perlu bawa ijazah dan ditunjukkan ke mukamu agar percaya."
"Iya, iyalah, siapa tahu ijazahmu palsu. Kamu gak pernah sekolah tapi ngaku-ngaku sekolah."
"Mana yang lebih bagus ijazah palsu tapi bisa sukses hidupnya dengan kerja keras, atau punya ijazah asli tapi plonga-plongo pengangguran, kalau dinasihati ngeyel."
"Ya ijazah asli lah, yang penting khan tidak bohong."