Tahun 90-an menjadi tahun emas THS dan THM karena ada banyak kegiatan seperti kegiatan Pendadaran, Retret Agung, Ziarah dengan jalan kaki. Seperti ketika penulis ( pernah ikut jalan kaki dari Godean (start dari ASMI Di Jalan Godean sampai ke Sendang Sono (perjalanan sekitar 60 kilometer). Ternyata jarak itu bukan bisa ditaklukkan dan banyak yang tetap jalan kaki sampai ke tempat tujuan akhir yaitu Sendang Sono.
Latihan mental, menaklukkan diri sendiri, melatih mental itu menjadi pondasi menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Latihan Rohani dengan membaca beberapa ayat Kitab suci dan kemudian membahasnya dengan sharing Kitab suci adalah sebuah cara mengenalkan Kitab suci dengan cara yang lebih menyenangkan.
Tidak terasa dengan latihan rutin akan membentuk pribadi yang kuat, kuat menghadapi gempuran kehidupan dan bisa menghadapi masalah dengan tenang. Bagi yang senang berorganisasi mereka bisa belajar untuk bisa mengelola organisasi dan banyak dari mereka para THS dan THM merasakan manfaat saat rutin melakukan latihan.
Contoh nyata dari latihan silat dan rohani adalah Romo Hadi. Pribadi yang rendah hati, murah hati, tidak merasa lebih tinggi, namun selalu bisa menghargai orang lain. Pribadi Romo Hadi itulah yang menginspirasi THS-THM hingga meskipun mengalami pasang surut keberadaan THS-THM tetap ada sampai sekarang.
Kini Romo telah mengakhiri pertempuran, tenang, dengan senyum mengembang, tidak lagi merasakan sakit, berkumpul bersama para Kudus di Surga. Romo Hadi teladanmu terpatri terus dalam hati kami, semoga banyak anak muda yang mau meneruskan misi mulia Romo Hadi. Dari Requiem di Wisma Samadi, terlihat betapa ringan tangannya Romo terlihat. Ribuan umat mengantarkanmu ke peristirahatan terakhir. Kata orang Jawa Swargo Langgeng.
NB:Penulis salah satu anggota THS yang aktif sejak 1991. Bermula dari latihan di Paroki Banyutemumpang,Sawangan Magelang selama beberapa bulan. Setelah paroki agak vakum, terus mencari cara agar tetap latihan dengan ikut berlatih bersama aktivis THS-THM Sanata Dharma.Didadar di Gondosuli, Muntilan tempat salah satu pendiri THS Lilik Subianto yang kebetulan melatih di Sanata Dharma.Setelah menjadi anggota terus mencari cara agar ilmu beladiri berkembang dengan melakukan sparing ke paroki lain bahkan nekat pergi ke Jakarta, Bandung untuk menambah luas pertemanan dengan sesama THS-THM dari Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta. Kegiatan terutama memperdalam kemampuan beladiri, sparing dan belajar organisasi. Sambil berjalan mulai melatih di  SMA Vanlith, Seminari Mertoyudan (Sebetulnya lebih tepat bukan melatih tetapi latihan bersama, karena bagaimanapun dalam setiap latihan selalu ada yang bisa dipelajari dari anggota.
Kehilangan pendiri yang banyak memberi teladan hidup memang serasa ada yang kosong, namun dari sambutan meriah saat mengantarkan Jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, kebanggaan datang, karena betapa antusiasnya mereka mengikuti prosesi dan umat berbaur dengan anggota THS-THM serta semua yang pernah menerima kebaikan seperti  mantan Juara Dunia dari cabang olah raga  bulu Tangkis Candra Wijaya merasa bahwa sosok Romo Hadi adalah sosok yang rendah hati dan selalu terbuka, ramah dan ingin merangkul baik anak-anak, kaum muda dan lansia dalam kegembiraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H