Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obituari Romo Hadiwijoyo: Rohaniwan Murah Senyum Itu Telah Pergi Selama-lamanya

2 September 2022   15:08 Diperbarui: 4 September 2022   08:46 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romo HAdiwijoyo(sesawi.net)

Senin, 29 Agustus 2022. Di Grup WA siang hari muncul berita duka yang membuat saya diam, dan  merasa kehilangan. Martinus Sukomartoyo Hadiwijoyo,Pr. Meninggal di rumah sakit Sint Carolus Jakarta. Setelah melawan penyakit kanker yang diderita sejak 2020, dan beberapa penyakit penyertanya, Romo yang terkenal sebagai pendekar gereja karena usahanya mengenalkan bela diri dan latihan rohani serta organisasi pada anak-anak muda.

 Romo Hadi  berusaha menumbuhkan kesadaran iman sekaligus juga menyehatkan badan dan rohani dengan mendirikan pencak silat pendidikan. Kelompok itu kemudian dinamakan THS (Tunggal Hati Seminari) Karena awal mulanya para frater di Seminari Mertoyudan yang dijadikan pembibitan untuk mengenalkan beladiri sekaligus mencintai kitab suci,  latihan berorganisasi dengan mengembangkannya dalam bentuk sharing  sebagai rangkaian latihan.

Romo Hadi Lahir di Yogyakarta, 26 Februari 1947. Hidup dalam lingkungan dekat dengan keraton. Rumahnya termasuk di jeron beteng(Dalam Beteng, atau orang dalam, alias masuk yang berdarah biru Keluarga ningrat).

Anak-anak seminari itu yang kemudian diberi kesempatan menciptakan jurus  A sampai Z.Selanjutnya mereka disebut Dewan Pendiri. Dewan pendiri itu berlatih intensif dan mengenalkan ke luar komunitas seminari, mengembangkan ke stasi, paroki.

Pencak silat rohani, mengacu pada tekad sebagai bagian dari gereja katolik dan juga sebagai anak bangsa. Pro Patria et Ecclesia (Demi Bangsa dan Gereja)). Dari berbagai literasi dan cerita dari teman-teman THS di Magelang, Di Jakarta (Tanjung Priok, Pasar Minggu, Bojong Indah), Magelang(Muntilan), Yogyakarta. Sekitar 90-an THS dan THM berkembang pesat.

Apa Itu THS-THM. THS singkatan dari Tunggal Hati Seminari sedangkan THM adalah Tunggal Hati Maria. THS-THM adalah organisasi yang digagas oleh Romo Hadiwijoyo untuk merangkul anak muda melakukan kegiatan positif, latihan rohani, mengenal kitab suci, sekaligus latihan beladiri dan berorganisasi. Tahun akhir 80-an (mulai tahun 1987) dan berkembang pesat sekitar tahun 1990-an.

Dari stasi-stasi muncul pengkaderan dan pembukaan THS-THM. Namun seperti umumnya latihan beladiri  yang kuat secara mental dan tidak mudah menyerahlah yang masih bertahan menjadi anggotanya. Dari ratusan, hingga puluhan akhirnya pelan-pelan menyusut dan tinggal beberapa orang yang bertahan dan terus mencari cara agar ia terhubung dan terkoneksi dengan teman-teman lainnya dari berbagai daerah.

Teman-teman Tanjung Priok yang bertahan adalah mereka yang memang tertantang untuk mendalami beladiri. Banyak relawan-relawan yang akhirnya merogoh kocek sendiri berjuang untuk meluaskan dan mendirikan cabang-cabang THS-THM di setiap paroki.

Bukan hal mudah meyakinkan romo paroki, karena banyak romo memandang bahwa kegiatan semacam beladiri terutama ada yang menganggap sebagai kegiatan yang cenderung dekat dengan hura-hura dan mengenalkan kekerasan. Padahal tujuan utama latihan THS awalnya adalah merangkul anak muda untuk meluaskan panggilan dan tertarik untuk menjadi imam. Para pendiri THS rata-rata adalah para frater yang belajar di setingkat SMA yang merupakan pembibitan para imam.

Dalam sejarahnya para frater itu tidak semuanya terpilih menjadi imam, namun setidaknya mereka mempunyai dasar pembelajaran iman, dan akhirnya mengembangkannya di luar Seminari. Dari antara para pendiri memang ada yang terpanggil menjadi iman seperti Romo Luhur Prihadi Pr dan Romo Heru yang lainnya berkarya  sebagai awam dengan berbagai latar belakang pekerjaan.

Ada beberapa sekolah yang menjadi tempat pembibitan THS dan THM seperti SMA Van Lith di Muntilan, De Britto , SMA Seminari Mertoyudan dan beberapa sekolah di Yogyakarta, Jakarta Seminari Wacana Bakti Di Pejaten Pasar Minggu, Strada. Beberapa perguruan tinggi seperti Sanata Dharma juga ada unit kegiatan THS-THM.

Tahun 90-an menjadi tahun emas THS dan THM karena ada banyak kegiatan seperti kegiatan Pendadaran, Retret Agung, Ziarah dengan jalan kaki. Seperti ketika penulis ( pernah ikut jalan kaki dari Godean (start dari ASMI Di Jalan Godean sampai ke Sendang Sono (perjalanan sekitar 60 kilometer). Ternyata jarak itu bukan bisa ditaklukkan dan banyak yang tetap jalan kaki sampai ke tempat tujuan akhir yaitu Sendang Sono.

Latihan mental, menaklukkan diri sendiri, melatih mental itu menjadi pondasi menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Latihan Rohani dengan membaca beberapa ayat Kitab suci dan kemudian membahasnya dengan sharing Kitab suci adalah sebuah cara mengenalkan Kitab suci dengan cara yang lebih menyenangkan.

Tidak terasa dengan latihan rutin akan membentuk pribadi yang kuat, kuat menghadapi gempuran kehidupan dan bisa menghadapi masalah dengan tenang. Bagi yang senang berorganisasi mereka bisa belajar untuk bisa mengelola organisasi dan banyak dari mereka para THS dan THM merasakan manfaat saat rutin melakukan latihan.

Contoh nyata dari latihan silat dan rohani adalah Romo Hadi. Pribadi yang rendah hati, murah hati, tidak merasa lebih tinggi, namun selalu bisa menghargai orang lain. Pribadi Romo Hadi itulah yang menginspirasi THS-THM hingga meskipun mengalami pasang surut keberadaan THS-THM tetap ada sampai sekarang.

Kini Romo telah mengakhiri pertempuran,  tenang, dengan senyum mengembang, tidak lagi merasakan sakit, berkumpul bersama para Kudus di Surga. Romo Hadi teladanmu terpatri terus dalam hati kami, semoga banyak anak muda yang mau meneruskan misi mulia Romo Hadi. Dari Requiem di Wisma Samadi, terlihat betapa ringan tangannya Romo terlihat. Ribuan umat mengantarkanmu ke peristirahatan terakhir. Kata orang Jawa Swargo Langgeng.

NB:Penulis salah satu anggota THS yang aktif sejak 1991. Bermula dari latihan di Paroki Banyutemumpang,Sawangan Magelang selama beberapa bulan. Setelah paroki agak vakum, terus mencari cara agar tetap latihan dengan ikut berlatih bersama aktivis THS-THM Sanata Dharma.Didadar di Gondosuli, Muntilan tempat salah satu pendiri THS Lilik Subianto yang kebetulan melatih di Sanata Dharma.Setelah menjadi anggota terus mencari cara agar ilmu beladiri berkembang dengan melakukan sparing ke paroki lain bahkan nekat pergi ke Jakarta, Bandung untuk menambah luas pertemanan dengan sesama THS-THM dari Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta. Kegiatan terutama memperdalam kemampuan beladiri, sparing dan belajar organisasi. Sambil berjalan mulai melatih di  SMA Vanlith, Seminari Mertoyudan (Sebetulnya lebih tepat bukan melatih tetapi latihan bersama, karena bagaimanapun dalam setiap latihan selalu ada yang bisa dipelajari dari anggota.

Kehilangan pendiri yang banyak memberi teladan hidup memang serasa ada yang kosong, namun dari sambutan meriah saat mengantarkan Jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, kebanggaan datang, karena betapa antusiasnya mereka mengikuti prosesi dan umat berbaur dengan anggota THS-THM serta semua yang pernah menerima kebaikan seperti  mantan Juara Dunia dari cabang olah raga  bulu Tangkis Candra Wijaya merasa bahwa sosok Romo Hadi adalah sosok yang rendah hati dan selalu terbuka, ramah dan ingin merangkul baik anak-anak, kaum muda dan lansia dalam kegembiraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun