Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air Bersih Oh Air Bersih! (Balada Gang Sempit Kota - 2)

1 Maret 2022   14:45 Diperbarui: 2 Maret 2022   13:15 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual Air Bersih Keliling banyak ditemui  di daerah Cengkareng( jakarta.tribunnews.com) 

Pindah dari Pasar Minggu mendekat ke daerah Tebet Dalam sekitar tahun 2005 sampai 2007. Di Tebet dalam pun kebiasaan saya adalah menyusur gang-gang sempit di belakang apartemen rasuna Said, dan Kuburan umum Karet. 

Saya sering menyusur gang kecil menuju ke kawasan elit Rasuna said melewati kuburan yang kurang terurus di antara Tebet Dalam dan Rasuna Said. Selama tahun 2005 sampai 2007 saya sering bersepeda melewati jalan Tebet Dalam sampai ke daerah Pasar Rumput dekat stasiun Manggarai. Taman Guntur. 

Kontur jalannya agak naik turun ketika masuk ke Tebet Dalam. Dan di Tebet Dalam pernah mengalami banjir beberapa kali. Daerah itu juga dikenal dengan daerah Menteng tapi sebutannya Menteng Dalam. Kalau  Menteng tempatnya orang-orang elit, di Menteng Dalam kontras, antara yang kaya dan menengah ke bawah, 

Banyak rumah-rumah  besar, namun tidak sedikit yang rumahnya masih rumah petak dan masuk di gang sempit. Dari ujung pasar Tebet Dalam sampai ke taman kompleks Guntur di Pasar Rumput pernah saya jelajahi.

Pada intinya sama banyak masyarakat pendatang yang berjibaku untuk tetap bertahan di Jakarta dengan segala pernak-perniknya. Para pekerja kantoran, buruh, pedagang, tentara, pengusaha, pegawai negeri dan guru yang harus berjuang untuk tetap bertahan di tengah persaingan ekonomi di kota metropolitan.

Jakarta dan persoalan  air bersih.

Jakarta Barat pertama kali saya mengontrak rumah di  daerah padat penduduk. Lingkungan yang terkenal dengan kampung preman. Nama daerahnya adalah Kampung Utan masih wilayah Cengkareng Timur, belakang Perumnas tepatnya di belakang RSUD Cengkareng. 

Di Masa lalu daerah ini bisa dikatakan jin buang anak. Banyak rawa-rawa dan petakan kebun kosong yang digarap oleh penduduk sekitar. Terutama warga Pedongkelan dan warga Kampung Utan.

Mengapa disebut kampung preman, maling. Karena banyak warganya terutama pemudanya yang terkenal menjadi pelaku kriminal meskipun daerah operasinya jauh dari daerah asalnya. 

Kontrakan saya sebetulnya masih bisa dilewati mobil tapi setelah beberapa langkah masuk jalan menyempit menembus jalan menuju jalan Jati  Raya di Cengkareng Timur. Seperti biasa kekepoan saya membuat saya bisa mengenal gang-gang kecil di sekitar Kampung Utan. 

Jalan-jalan tikus yang menghubungkan gang satu dengan gang yang lain sampai di daerah Pedongkelan dan juga di Kantor Kecamatan Cengkareng Timur sampai ke Pasar Cengkareng cukup saya kenal. Saya tinggal karena ingin dekat dengan tempat tinggal  mertua. Pada tahun 2007 saya menikah dan memutuskan mendekat ke Jakarta Barat.

Sebetulnya dari awal saya tidak membayangkan tinggal di daerah Jakarta Barat. Itu bukan cita-cita saya, saya lebih suka tinggal di daerah Selatan seperti Pondok Labu, atau daerah Jakarta  Selatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun