Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kemenangan Indonesia 4-1 atas Timor Leste: Perlu Pelatih Marah untuk Bangkit!

28 Januari 2022   14:39 Diperbarui: 28 Januari 2022   14:40 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat pertandingan babak pertama antara Indonesia melawan Timor Leste benar-benar mengesalkan. Permainan Indonesia seperti masih mencari bentuk, masih meraba-raba sehingga meskipun secara keseluruhan menguasai bola, tetapi banyak kesalahan yang dilakukan oleh para pemain timnas Indonesia.

Umpan silang, passing yang salah dan kecolongan di lini belakang Indonesia oleh serangan balik cepat Timor Leste. Untungnya lawan yang dihadapi Timor Leste, coba kalau Thailand, atau Vietnam, bisa jebol banyak dan kocar-kacir.

Sebetulnya permainan tidaklah terlalu buruk tetapi melihat kekompakan tim yang masih acakadut, Pelatih Sin Tae-yong pantas marah. Ini pertandingan internasional, bukan pertandingan liga. Stamina, strategi, umpan terukur harus diperhatikan. Jangan egois, asal nendang, Pertandingan pertama menjadi tolok ukur pertandingan selanjutnya Mas Bro...

Ah, inilah suara khas komentator Indonesia hahaha... yang penting kritis, kalau perlu misuh-misuh (marah-marah). Apalagi melihat permainan tidak menawan dari pemain terutama strikernya yang kebingungan dan masih melihat Irvan jaya main egois. Dodik  Setiawan oh seakan tidak terdengar kiprahnya. Saya hanya melihat Ronaldo Kwateh, juga  Ricky Kambuaya, serta Dewangga, lainnya, masih kebingungan mengeksekusi gol.

Untungnya Sin gercep di babak kedua, setelah pergantian 3 pemain baru mulai agresif permainan, itupun masih banyak pemain melakukan kesalahan, dan kebingungan menyerang dari seputar titik pinalti. Beruntung ada Pratama Arhan yang bisa mengeksekusi pinalti dan gol, serta luarbiasanya lemparan bolanya hingga mengenai kiper pengganti Timor leste Da Silva dan halauannya malah masuk ke gawang sendiri.

 Gol lainnya juga karena gol bunuh diri, selain serangan murni yang dibangun karena kesalahan dribel Ronaldo beruntung bisa dimanfaatkan oleh Kambuaya menjadi gol.

Kemenangan tapi menjadi sebuah catatan merah bagi pelatih sekelas Sin Tae-yong yang pasti harus menekan keras daya juang pemain timnas. Sebab yang dihadapi masih cukup ringan yaitu Timor Leste, coba kalau kalah betapa malunya, apalagi setelah mendengar berita tim Indonesia putri yang selalu kalah satu dengan Australia, Dua Melawan Thailand, tiga melawan Philipina yang hampir semuanya telak. Apalagi melawan Australia dibantai 18-0. Alangkah nelangsanya. Jadi ingat lagu melankolisnya Betharia Sonata Hati Yang Luka. Uwo, uwo. Hiik.

Tapi jujur walau permainan masih kacau tentu saja tidak dipungkiri masih bahagia bisa menang. Itu yang terpenting, selanjutnya menjadi tugas opa Sin untuk menekan dan menggembleng mental timnas agar semakin tangguh. Jangan takabur dengan kemenangan karena kata prof. Febrianov itu hanya kemenangan palsu. Mau palsu atau tidak sih sebenarnya tujuannya satu yaitu menang, kalau sengaja kalah mungkin saja harus ditelusur jangan-jangan dijadikan arena judi. Hehehe.

Untuk laga selanjutnya semoga permainan jauh lebih baik. Khan belajar dari pengalaman. Pengalaman main pertama kali harus dijadikan catatan. Kemenangan yang harus dievaluasi titik lemahnya. Jangan jumawa dengan kemenangan, sebab mungkin saja akan membuat pemain terlena dan tidak sungguh-sungguh dalam bermain.

Kalau saya sebagai penonton berharap permainan selanjutnya Indonesia bisa menunjukkan diri pantas bersaing menjadi kampium Asia Tenggara, selanjutnya layak mendapatkan promosi masuk jajaran elite Asia.

Kalau melihat perkembangan dari waktu ke waktu sih susah juga menargetkan Indonesia bisa menjadi macan Asia, kalau melihat kompetisi liga di Indonesia dan rekrutmen pemandu bakat pemain Indonesia yang masih karut marut, susah mendorong peningkatan kualitas permainan Indonesia,

Meskipun harus diakui banyak talenta berbakat dimiliki Indonesia, tetapi karena salah kelola dan main di kompetisi yang kurang kompetitif untuk menaikkan level permainan maka pemain berbakat itu akan berguguran satu persatu.

Kalau ingin sepak bola maju, ya jauhkan dari permainan skor, banyaknya mafia sepak bola, pengelolaan sepak bola yang transparan dan modern. Jangan mudah cepat curiga dengan terobosan kreatif anak muda untuk menjadikan bola sebagai bagian dari entertainer. Kalau masih dikuasai mafia maka susah sepak bola Indonesia bisa maju.

Sebagai penonton besar harapan Indonesia bisa bersaing dengan Korea Selatan, Jepang, Negara- negara Arab dan Australia. Hanya saja asa pesimis itu memang ada mengingat lebih banyak ramai caci maki antar suporter dan komentator daripada serius memajukan persepakbolaan Indonesia. Kemenangan di ajang AFF misalnya hanya sampai hampir juara dari waktu ke waktu, Kapan bisa juara, susah diprediksi.

Semoga Pratama Arhan, Marselino, Ronaldo, Evan Diman, Irfan Jaya, dan para striker mampu berbenah dan bisa menunjukkan diri mampu menjadi andalan dan tumpuan harapan persepakbolaan Indonesia yang sangat kangen kegemilangan. Apalah hanya khayalan belaka, hanya mimpi belaka atawa benar-benar diwujudkan. Mari berdoa bersama agar sepak bola Indonesia semakin maju.

Menjadi sepak bola favorit yang mampu memberikan kebanggaan, seperti halnya Korea Selatan, Jepang, bahkan kalau agak tinggi bisa seperti Brasil yang bergelimang prestasi. Duh tampaknya merunduk dulu, setahap demi setahap dijalani. Percayakan pada Sin Tae-yong untuk memberi pondasi dan memperbaiki sistem, organisasi permainan serta transparansi anggaran sepak bola. Kemajuan bukan hanya terletak dari galaknya komentator dan netizen, kepedulian itu milik bersama seluruh rakyat Indonesia, mau maju atau hanya sekedar sekelas tarkam. Salam sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun