Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Nostalgia Naik KRL: Menggelantung dan Hampir Terlindas Gara-gara Menyeberang

26 Januari 2022   14:06 Diperbarui: 27 Januari 2022   12:12 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernah hampir tertabrak KRL gara-gara menyeberang (wartakota.tribunnews.com)

Managemen yang baik yang lahir sejak Ignasius Jonan mampu mengubah KAI dari alat transportasi rakyat murah meriah dengan segala karut marutnya menjadi BUMN yang terus semakin berkembang dengan pelayanan mirip di luar negeri. 

Kenyamanan diperhatikan, ada AC, tempat duduk nyaman meskipun di jam-jam padat tetap saja kelakuan penumpang masih menunjukkan sikap lama yang cenderung tidak sabar, buru-buru dan tidak disiplin dalam antrian.

Tetapi perubahan kereta itu membuat tiket menyesuaikan diri. Tidak bisa lagi nekat masuk karena di peron sudah dijaga ketat.

Kalau tidak punya tiket elektrik atau aplikasi, maka tidak bisa masuk, ditambah sekarang protokol kesehatan ketat harus menyertakan aplikasi pedulilindungi.

Untuk menjadi modern dan berperadaban memang harus ada biaya lebih untuk dikeluarkan. Saat ini ketika pelayanan sudah semakin baik ada wacana kenaikan tarif, bagi yang uang pas-pasan mungkin berat menerima perubahan, tapi jika mengingat pelayanan dan kenyamanan terjamin memang peningkatan biaya tidak terelakkan lagi. 

Asal memuaskan harga naik pasti akan tetap banyak penumpang yang naik. Memang ironis di tengah mahalnya sembako, langkanya minyak goreng, dan berbagai barang naik, moda transportasi juga naik.

Kadang masyarakat semakin menjerit juga, tetapi situasi ini dirasakan juga hampir seluruh negara-negara di dunia, terutama di negara berkembang.

Pengalaman naik KRL sungguh tidak terlupakan, semoga masih ingat beberapa cerita lain termasuk menikmati alunan lagu dari pengamen di Stasiun Bogor yang melihatnya bagai melihat konser musik gratis. Enak didengar dan menghibur, sayangnya sekarang sudah tidak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun